Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Target Putin Kuasai Donetsk 15 September, Akankah Tercapai?
Target Putin Kuasai Donetsk 15 September, Akankah Tercapai?

Kamis, 08 Sep 2022 07:22 WIB

Target Putin Kuasai Donetsk 15 September, Akankah Tercapai?
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menargetkan menguasai Donetsk pada 15 September. WIlayah Donetsk yang digempur dan dikuasai Rusia. (AP/Nariman El-Mofty)

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menargetkan menguasai Donetsk pada 15 September. Namun, belakangan, mereka disebut kekurangan amunisi.

Apakah target pasukan Moskow bisa tercapai?

Rusia, menurut sejumlah media, telah menguasai setengah wilayah Donetsk pada Juni. Namun, sejauh ini belum jelas area mana saja yang sudah berada di genggaman pasukan Moskow.

Awal September lalu, Wakil Kepala Departemen Operasional Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksiy Gromov, mengatakan pasukan Rusia mengubah rencana dan aksi mereka.

"Sesuai perintah Putin, untuk mencapai batas wilayah Donetsk pada 15 September,"kata Gromov, dikutip Newsweek.

Donetsk berada di wilayah timur Ukraina yang menjadi basis kelompok separatis pro-Moskow.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, ragu Rusia bisa menguasai Donetsk secara penuh pada 15 September mendatang.

"Apakah Rusia akan berhasil menguasai Donetsk masih sebuah pertanyaan besar," kata Suzie.

Dalam pandangan dia, Rusia tampak kelelahan karena salah penghitungan dan strategi soal Ukraina.

Salah strategi yang ia maksud yakni membunuh masyarakat sipil dalam invasi Rusia di Ukraina. Tindakan ini akan membuat Moskow disebut Suzie kesusahan.

"Sulit menguasai negara [Ukraina] yang punya identitas tinggi dan mantan USSR [Uni Soviet]," kata dia.

Rusia, kata dia, menganggap Ukraina sebagai negara yang keabsahan dan identitas nasionalnya minim sehingga mudah kalah. Namun, ini merupakan pandangan yang keliru.

Ukraina terus melakukan perlawanan terhadap serangan Rusia, meski banyak wilayah yang telah dikuasai.

Suzie juga tak bisa menampik aliran senjata dari Barat untuk Ukraina. Terlebih, menurut dia, negara G7 sepakat mengalahkan negara pimpinan Putin.

Berdasarkan laporan Financial Times pada Agustus, Rusia menguasai wilayah Kharkiv, Mariupol, Kherson, dan Lisichansk.

Sementara itu, Universitas Muhammadiyah, Fahmi Salsabila, optimis pasukan Rusia bisa menguasai Donetsk sepenuhnya.

Fahmi merujuk data bahwa pasukan Moskow berhasil menguasai 50 persen wilayah Donetsk sejak beberapa bulan lalu.

"Secara de facto Rusia menguasai Donetsk, tenggat 15 september berarti Rusia akan menguasai sepenuhnya Donetsk pada akhirnya," kata Fahmi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (7/9).

Fahmi menerangkan lebih lanjut, pasukan Rusia berhasil menguasai Donetsk, karena dibantu kelompok separatis pro-Moskow.

Kondisi semacam itu, kata dia, semakin mempermudah rencana Rusia menguasai Donetsk sepenuhnya.

Namun, Rusia hanya memiliki sisa delapan hari untuk bisa menduduki Donetsk. Selain itu, mereka juga disebut kekurangan logistik dengan meminta senjata dari Korea Utara.

Target Putin Kuasai Donetsk 15 September, Akankah Tercapai?
Tank Rusia serbu Donetsk Ukraina. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)

Rusia dilaporkan kekurangan artileri dan membeli senjata itu dari Pyongyang. Amerika Serikat menilai pembelian senjata sebagai tanda Moskow mulai kewalahan menghadapi Ukraina.

Pada Agustus lalu, Rusia juga dilaporkan membeli drone dari Iran. Namun, pesawat tak berawak ini disebut mengalami sejumlah kegagalan.

Meski dalam situasi sulit, Fahmi tetap beranggapan Rusia akan menguasai Donetsk setidaknya 80 persen pada pertengahan September.

"Prediksi saya tidak sepenuhnya kalau pertengahan September ini, tapi situasi bisa saja berubah dan bisa fully occupied [dikuasai penuh]," kata dia.

Faktor lain yang menjadi penghalang target Rusia yakni pasokan senjata dari Barat yang terus mengalir untuk Ukraina.

"Ukraina masih bisa bertahan dan menyerang dengan amunisi bantuan Barat," ujar dia.

Barat ramai-ramai mengirim senjata ke Ukraina demi membantu mereka melawan Rusia.

Amerika Serikat misalnya setuju mengirim sistem peluncur roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) ke Ukraina pada Juni lalu.

Artileri ini menjadi bagian paket senjata yang bernilai US$700 juta atau sekitar Rp10 triliun.

Sejak perang berkecamuk di Eropa timur, pemerintahan Joe Biden telah mengirim bantuan militer senilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp65 triliun.

Persenjataan itu di antaranya, 72 howitzer berukuran 155 mm, 72 kendaraan untuk mengangkut personel, 144 ribu amunisi, 120 drone taktis Phoenix Ghost.

Selain AS, Inggris juga turut memasok senjata ke Ukraina. Senjata itu di antaranya 120 kendaraan lapis baja, 5.800 rudal anti-tank, lima sistem pertahanan udara, seribu roket dan 4,5 ton peledak.

https://www.cnnindonesia.com/interna...ankah-tercapai
0
186
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan