- Beranda
- Komunitas
- Berita Terkini
Munir 'Pergi' dalam Pesawat Garuda GA-974


TS
newsmerahputih
Munir 'Pergi' dalam Pesawat Garuda GA-974

Merahputih.com - Hak asasi manusia (HAM) di Indonesia sempat dicederai dengan terbunuhnya aktivis HAM dan pendiri KontraS, Munir Said Thalib. Ia meninggal di atas pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-974 pada 7 September 2004. Kala itu, ia sedang melakukan perjalanan untuk melanjutkan kuliah di Utrecht Universiteit.
Pemerintah Belanda segera melakukan otopsi atas jenazah Munir sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Belanda. Hasil otopsi yang dilakukan oleh Institut Forensik Belanda menyebutkan bahwa Munir meninggal karena racun arsenik dengan dosis tinggi. Sontak kematian misterius Munir membuat Indonesia gempar. Bagaimana bisa seseorang diracun di atas pesawat?
Istri Munir, Suciwati dan KontraS mendesak pemerintah untuk melakukan investigasi dan menyerahkan hasil otopsi kepada keluarga. Pihaknya juga mendesak pemerintah untuk membentuk tim penyelidikan independen. Desakan juga muncul dari sejumlah tokoh masyarakat di berbagai daerah.
Markas Besar (Mabes) Polri memberangkatkan tim penyelidik (termasuk ahli forensik) ke Belanda untuk meminta dokumen otentik, berikut mendiskusikan hasil otopsi dengan ahli-ahli forensik di Belanda. Sayangnya, tim tersebut gagal mendapatkan dokumen otopsi asli karena tidak memenuhi prosedur administrasi yang diminta pemerintah Belanda.
Suciwati bersama beberapa aktivis LSM bertemu dengan Presiden SBY di Istana Negara. Pada saat itu Presiden berjanji akan membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus Munir. Meskipun banyak pihak yang terlibat dalam proses penyelidikan, penyebab pasti kematian Munir dan dalang di balik kepergian sang aktivis masih menjadi misteri. Mulai dari 2005 hingga saat ini, tanggal kematian Munir, 7 September dicanangkan sebagai Hari Pembela HAM Indonesia oleh aktivis HAM.

"Tujuh Komisioner Komnas HAM memutuskan 7 September menjadi Hari Perlindungan Pembela HAM Indonesia," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik di Jakarta, pada 7 September 2021.
Pemilihan 7 September sebagai hari bersejarah HAM tersebut dilatarbelakangi peristiwa pembunuhan terhadap aktivis HAM Munir Said Thalib pada 7 September 2004. Komnas HAM memandang pembunuhan terhadap suami Suciwati 17 tahun silam menjadi suatu peristiwa penting yang berkaitan langsung dengan perjalanan HAM dan demokrasi di Tanah Air.
Ahmad Taufan mengatakan, Komnas HAM sengaja memilih tanggal kematian Munir sebagai hari penting karena melihat komitmen dan perjuangan Munir yang teguh dalam memperjuangkan HAM di Indonesia.
Keteguhan pendirian sosok Munir dalam memperjuangkan HAM terlihat dari semua aspek, baik mengenai hak berekspresi, hak kebebasan berpendapat, kekerasan yang terjadi di Papua maupun Aceh, dan lain sebagainya.
"Jadilah kita pilih itu karena dia adalah seorang pejuang yang mewakili hampir seluruh dimensi HAM," katanya.
Sumber






side.id dan 2 lainnya memberi reputasi
3
420
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan