Reaksi Mengejutkan Wanita Bule di Video Hijab Transformation, 5 Hal Ini Penyebabnya?

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Reaksi Mengejutkan Wanita Bule di Video Hijab Transformation, 5 Hal Ini Penyebabnya?

Kokonata

03-09-2022 09:13

Reaksi Mengejutkan Wanita Bule di Video Hijab Transformation, 5 Hal Ini Penyebabnya?

Video hijab transformation, memakaikan jilbab kepada wanita di ruang publik, bukan konten baru di Youtube. Beberapa konten kreator mancanegara fokus mendokumentasikan aksinya di berbagai kota dunia. Baraa Bolat, seorang muslimah yang bermukim di Wina, Austria satu di antaranya.

GanSis bisa menyaksikan sendiri konten hijab transformationdi kanal Baraabolat. Wanita-wanita mayoritas bule yang menjadi partisipan terlihat senang dan memberikan kesan baik. Padahal sebagian besar mereka kemungkinan bukan beragama Islam. Baraa tidak menanyakan agama partisipan.

Warganet dari berbagai dunia pun cenderung memberikan komentar positif atas konten buatan Baraa tersebut. Saya belum menemukan komentar menghujat dan rasis. Beberapa hal berikut bisa jadi penyebab diterimanya konten hijab transformation itu.

1. Penyajian konten yang profesional layaknya acara televisi

Pada setiap kontennya, Baraa melakukan pembukaan seperti acara-acara televisi. Dia menghadap kamera, seolah menatap langsung penonton. Menjelaskan di mana berada, serta apa yang akan dilakukannya. Intonasi suaranya dinamis, ekspresi ceria dan antusias. Penonton terpancing untuk tetap menyaksikan videonya hingga selesai.

Penyajian tiap bagian konten juga bagus. Ada nuansa ceria juga haru. Video ditutup dengan ajakan bagi penonton untuk berkomentar dan memberikan masukan kepada Baraa. Penonton yang meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk menonton konten Baraa cukup terhibur. Tiada dalil dan nasihat macam-macam dari bibir Baraa

2. Berlatar indah kota-kota dunia

Baraa berpindah-pindah dalam setiap aksinya. Kebanyakan kota-kota besar dunia menjadi latar konten hijab transformation. London, Dubai, Istanbul, dan lainnya. Hal ini memberikan hiburan tersendiri kepada penonton, tidak monoton. Kita juga jadi tahu reaksi wanita-wanita dari seluruh dunia meskipun mayoritas masih bule juga

3. Fokus pada perasaan dan kesan berhijab tanpa khutbah

Baraa membantu para partisipan mengenakan hijab yaitu jilbab saja di kepala. Bukan pakaian seluruh tubuh. Setelah jilbab terpakai sempurna menutupi kepala, Baraa memperlihatkan wajah partisipan melalui cermin yang dibawanya. Reaksi partisipan saat melihat dirinya sendiri di cermin menjadi momen yang sangat menarik di konten hijab transformation.

Bagaimana kesan partisipan melihat dirinya sendiri menjadi bagian berikutnya. Baraa fokus menggali kesan dan perasaan. Tidak menanyakan hal lain apalagi agama partisipan. Setelah itu, Baraa memeluk partisipan. Sebagian partisipan terlihat haru, menitikkan air mata. Baraa menempatkan mereka, bagaimana rasanya menjadi muslimah berjilbab meskipun mayoritas partisipan bukan beragama Islam.

4. Partisipan beragam usia dan ras

Baraa tidak menghadirkan satu partisipan saja, namun sekitar 4 – 5 orang dari beragam usia dan ras. Ada remaja sampai dewasa madya bahkan manula. Pakaian partisipan juga bervariasi. Bukan yang seksi dan terbuka saja jadi sasaran partisipan. Hal ini menyuguhkan tontonan yang cukup atraktif. Di kota-kota besar mancanegara, orang-orang dari berbagai ras dan suku bangsa berseliweran sehingga dapat menjadi partisipan.

5. Kain hijab terlihat eksklusif

Partsipan memilih sendiri kain jilbab untuk hijab transformation. Baraa meletakkan kain dalam kotak. Terlihat eksklusif. Partisipan pun mengatakan kain jilbab halus dan lembut. Mereka menyukainya. Baraa menghadiahkan kain jilbab untuk para partisipan di akhir acara. Entah kapan lagu partisipan akan mengenakan sendiri kain jilbab itu.

Konten hijab transformation Baraa dapat menjadi rujukan bagi konten kreator Indonesia jika ingin membuat karya sejenis. Kenyamanan partisipan juga penonton yang menyaksikan harus mendapat perhatian. Khutbah dan dalil tentang hijab juga dikemas dengan baik. Penonton sudah bosan diceramahi. Mereka cenderung ingin terhibur saja.

Sumber 1, 2