Jadi, kronologinya begini menurut info dr medsos sebelah.

Pembeli mencari suplier via medsos utk memenuhi persediaan stok dagangannya.

Akhirnya, ada yg menawarkan diri sanggup mensuplai stok dengan spek yg ok.

Sebenarnya, pensuplai itu bukan produsen langsung melainkan mediator.

Maka, disepakatilah harga dan spek yg diminta pembeli.(misalnya 9200/kg)

Kemudian, mediator dg username lain mengiklankan via medsos mencari barang tsb dg spek harga tinggi biar cepet dpt.(misalnya 10.500/kg).

Produsen yg tertarik harga dr mediator siap kirim ke kios tersebut.

Dan sebelumnya, kesepakatannya adalah barang dibongkar setelah uang masuk rekening produsen.
Pembeli bayar via transfer setelah barang sampai toko nya.

Skip, mobil barang sampai toko yg dituju.
Mediator sudah ditoko sebelumnya, dan ketika mobil sampai mempersilahkan pembeli inspeksi barang yg masih diatas mobil utk cek kualitasnya.
Pembeli tertarik dg spek bagus harga murah (padahal dibohongi) akhirnya dia berani transfer ke rekening yg diberikan mediator karena barangnya ada ditempatnya.

Setelah transfer, mediator pura2 cek dulu ke Atm karena alasan ga punya m banking.
Kemudian, pergilah mediator tsb, padahal kabur.

Lama menunggu, pembeli menemui supir barang tsb agar diminta untuk dibongkar,
Supir minta telefon dulu sama majikannya, karena perintahnya yaitu dibongkar setelah uang masuk.
Ternyata, supir menolak membongkar barangnya krn belum ditransfer.

Pembeli menunjukkan bukti transfer senilai 88 juta ke rek atas nama M.
Supir tdk kenal M.

Akhirnya, pembeli lapor polisi.
Dan juga ke bank untuk memblokir rek M.
Ternyata, saldo sudah 0.

Modus segitiga.

Pertanyaannya, apakah akan berhenti penyelidikannya selesai sampai rek M?
Apakah masih bisa ditelusuri ke rek terkait lainnya?

Misal, rek M masih ada uang, apakah bisa diambil kembali uangnya?

Sampai sejauh mana, pihak bank membantu mengungkap penipuan?


Mohon masukan dr agan dimari.