- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Thread#4 Perjalanan Hidup Seorang Yang Bercita-Cita Tinggi Part 2


TS
elkheila
Thread#4 Perjalanan Hidup Seorang Yang Bercita-Cita Tinggi Part 2
Hello Kaskuser....
Sebagai awalan yang baik, ada baiknya kita buka dengan Assalamualaikum , "Bismillah".
Astagaaa, ternyata sudah selama ini gak nulis thread lagi. Maaf karena banyak kesibukan dan jujur aku moody yaa kali ini moodnya baik buat nulis kembali.

Nahh, di part 2 ini kita lanjut lagi cerita perjalanan hidup aku. Oo yaa kemarin itu ada kesalahan teknis, seharusnya 6-15 tahun karena ceritanya sampai masuk sekolah menengah pertama, bukan 6-10 tahun judul spoilernya.
Gak jadi masalah deh yaa.
Dengan dibagi per bagian umur, kita mulai deh.
Gak jadi masalah deh yaa.

Dengan dibagi per bagian umur, kita mulai deh.

Spoiler for 16-20 Tahun:
Setelah lulus MTs pertengahan tahun 2005, aku melanjutkan ke SMK. Kenapa SMK?? Nahh jadi ceritanya karena dulu sempat kebingungan mau masuk sekolah mana. Dan dulu itu pikiran aku cuma satu, mau masuk sekolah SMAN number one dikota aku, tetapi karena disitu banyak yang mendaftar dan sekolah itu salah satu sekolah favorit, maka untuk masuk kesitu ada beberapa jalur. Jalur prestasi, jalur tes dan jalur ADUL (yg ini buat yg mampu aja kayaknya, dan hal lumrah dizaman sekarang sepertinya yaa
). Karena aku merasa yakin dengan nilai diijazah aku, maka aku mendaftar sendiri dan mengurus sendiri. Ternyata memang susah untuk mengandalkan kemampuan sendiri dan mungkin memang bukan jalannya, maka kuurungkan memilih sekolah itu. Disaat pulang kerumah, ditanya oleh ortu bagaimana hasilnya dan apakah masih tetap memilih disitu? Memang secara ekonomi, ortu bisa memasukkan aku kesitu, akan tetapi aku tak memilih karena sadar disana bakal banyak gengsi untuk ditampilkan ketika sudah menjadi siswa disana. Akhirnya bapa bilang, "Nak, kamu minat kah ke jurusan komputer?? Secara nanti kedepan pasti dipakai dan diperlukan." Aku tertegun, kenapa nggak pikir ku. Ku jawab "Oke, emang dimana, pa??". Lalu bapa menelfon rekannya, "Nih anakku mau masuk jurusan komputer, gimana prosedurnya?". Setelah menelfon rekannya bapa, aku diarahkan untuk menyiapkan berkas, lalu esok hari datang ke sekolah yang dimaksud. Pikirku, dimana aja aku sekolah, aku akan menjalani dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya.

Keesokan harinya, pagi pukul 7 dengan mengendarai motor ortu bergegas menuju sekolah itu. Disambut dengan pegawai yang mungkin nanti akan jadi guruku, aku menyerahkan berkas dan alurnya saat itu setelah penyerahan berkas lalu diinterview mengapa mengambil jurusan itu, apa saja yg diketahui tentang jurusan itu hingga output apa yg akan dilakukan setelah lulus. Aku menjawab sesuai pengetahuan ku dan pendapatku setelah lulus nanti. Selesai interview, aku diberitahu bahwa pengumumannya beberapa hari lagi, apabila lulus berkas, maka akan dilanjutkan dengan tes tertulis. Aku dirumah hanya berpikir, apakah ini memang pilihan ku? Apakah sudah benar? Tapi aku merasa ini sudah diarahkan begitu. Aku jalani sajalah, aku nikmati, aku ambil pengalamannya dan ilmunya selama sekolah yang akan menjadi pelajaran untuk menatap masa depan.
Tibalah hari pengumuman, berkasku sudah dinyatakan diterima dan layak mengikuti tes tertulis besok hari. Aku mengabari bapa mama dengan menelfon beliau, tapi responnya seperti "Ahhh anakku sudah pasti masuk" jadi seakan tidak terkejut lagi dengan kabar yg ku berikan. Hanya pesan "Belajar yg bener buat tes besok, malam ini jangan kemana-mana, pelajari hal yg penting" itu saja diakhir sambungan telefonku.
Tibalah hari pengumuman, berkasku sudah dinyatakan diterima dan layak mengikuti tes tertulis besok hari. Aku mengabari bapa mama dengan menelfon beliau, tapi responnya seperti "Ahhh anakku sudah pasti masuk" jadi seakan tidak terkejut lagi dengan kabar yg ku berikan. Hanya pesan "Belajar yg bener buat tes besok, malam ini jangan kemana-mana, pelajari hal yg penting" itu saja diakhir sambungan telefonku.
Keesokan hari, aku datang dengan siap menatap tes. Menjalani tes dengan semangat dan merasakan bahwa soal yg dijawab itu rata-rata hampir benar semua, aku yakin pasti lolos. Hari pengumuman tiba, namaku masuk terdaftar dibagian jurusan "Teknik Komputer Jaringan", Alhamdulillah namaku masuk dijurusan yg diinginkan orang tua ku. Lalu menelfon bapa mama, mereka sih anteng aja ketika tau anaknya lolos. Ini orang tua kek cuek bener dah ku rasa
.

Memasuki masa SMK ini, banyak cerita yg tak terlupakan, mulai ketika masa orientasi, hingga lulus pun masih teringat jelas. Terlebih dimasa ini aku mengenal percintaan lebih jauh lagi. Nahh, kisah ini kita skip aja yaa, dan ada thread tersendiri tentang kisah disekolah masa putih abu-abu ini. So, kita skip sampai kelulusan.
Setelah lulus SMK dipertengahan tahun 2011, aku dilema kembali. Namun kali ini ku rasa memang jangan sampai salah langkah, karena bakalan menyusahkan diri sendiri bila salah langkah. Aku tergiur dengan sekolah ikatan dinas, lalu aku mencoba mendaftar.
Oke, saat kelulusan banyak sekali sekolah ikatan dinas yg bisa dipilih. Namun ternyata salah satu sekolah ikatan dinas yg ku impikan yaitu IPDN mensyaratkan bahwa ijazah SMA lah yg bisa diterima, sedangkan ijazah SMK tidak bisa. Yahh kecewa sih, tapi yaa gak bisa juga dipaksa. Akhirnya ada sebuah sekolah ikatan dinas dari Kementerian Perhubungan Darat membuka pendaftaran, nah ijazah SMK bisa digunakan disitu. Aku memilih jurusan D3 Ahli Angkutan Darat, yaa sesuai sebenarnya dengan hobi yg menyukai tentang otomotif. Tes demi tes dilalui, hasilnya diakumulasikan ternyata, tidak setiap tes diumumkan. Dan tibalah saat pengumuman, ternyata namaku ada didaftar urutan 17, yaa intinya tidak memenuhi syarat. Karena kuota 10 rangking teratas bisa dipenuhi walau gabungan jurusan yg dipilih. Kecewa? Yaa pasti, tapi tetap semangat.
Tak patah arang, lalu saat itu masih pendaftaran masuk universitas dengan jalur SNMPTN, aku mengikuti tes tersebut. Ada 3 pilihan jurusan yg bisa dipilih. Pertama aku memilih Teknik Mesin Fakultas Teknik, Ilmu Komputer Fakultas MIPA dan Ilmu Administrasi Negara pada FISIP. Ooo yaa, universitasnya aku pilih Universitas kebanggaan "Urang Banua" dengan khas almamater kuning. Sebenarnya ada sih Universitas Negeri dikota aku yg menjadi kebanggaan "Uluh Itah", tapi entah mengapa aku ingin kuliah diluar saja, namun masih dalam satu Kalimantan saja. Pada saat ini, aku disuruh untuk berangkat sendiri dan menggunakan angkutan umum. Its oke lah, ini pengalaman pribadi berangkat sendiri memakai angkutan umum sendiri. Rasanya menarik sekali dan merasa asyik dengan perjalanan karena merasa bebas dan leluasa. Tes SNMPTN dilalui dengan yaa soalnya njelimet lah istilahnya, karena ada soal matematika yg dari dulu aku merasa lemah. Begitu pulang dari provinsi tetangga, kegiatan ku hanyalah bantu orang tua, antar jemput mama, hingga begadang nongkrong dengan teman. Tibalah hari dimana pengumuman kelulusan SNMPTN, dan ternyata dari 3 jurusan yang aku pilih tidak ada yang lolos sama sekali. Oke, kali kedua kecewa karena kalah persaingan. Namun masih ada satu jalan lagi untuk masuk, yaitu Jalur Mandiri. Jalur dimana hanya orang yang berduit masuk dan paling besar sumbangan pembangunannya. Masuk?? Yaa tentu masuk dengan uang pembangunan mencapai 15 Juta Rupiah pada jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA yang berada di kota "Gawi Sabarataan" masih di Kalimantan yang bersebelahan dengan kota "Bungas". Luar biasa lah ini untuk sebuah usaha masuk pada perguruan tinggi terkenal
.
Tak patah arang, lalu saat itu masih pendaftaran masuk universitas dengan jalur SNMPTN, aku mengikuti tes tersebut. Ada 3 pilihan jurusan yg bisa dipilih. Pertama aku memilih Teknik Mesin Fakultas Teknik, Ilmu Komputer Fakultas MIPA dan Ilmu Administrasi Negara pada FISIP. Ooo yaa, universitasnya aku pilih Universitas kebanggaan "Urang Banua" dengan khas almamater kuning. Sebenarnya ada sih Universitas Negeri dikota aku yg menjadi kebanggaan "Uluh Itah", tapi entah mengapa aku ingin kuliah diluar saja, namun masih dalam satu Kalimantan saja. Pada saat ini, aku disuruh untuk berangkat sendiri dan menggunakan angkutan umum. Its oke lah, ini pengalaman pribadi berangkat sendiri memakai angkutan umum sendiri. Rasanya menarik sekali dan merasa asyik dengan perjalanan karena merasa bebas dan leluasa. Tes SNMPTN dilalui dengan yaa soalnya njelimet lah istilahnya, karena ada soal matematika yg dari dulu aku merasa lemah. Begitu pulang dari provinsi tetangga, kegiatan ku hanyalah bantu orang tua, antar jemput mama, hingga begadang nongkrong dengan teman. Tibalah hari dimana pengumuman kelulusan SNMPTN, dan ternyata dari 3 jurusan yang aku pilih tidak ada yang lolos sama sekali. Oke, kali kedua kecewa karena kalah persaingan. Namun masih ada satu jalan lagi untuk masuk, yaitu Jalur Mandiri. Jalur dimana hanya orang yang berduit masuk dan paling besar sumbangan pembangunannya. Masuk?? Yaa tentu masuk dengan uang pembangunan mencapai 15 Juta Rupiah pada jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA yang berada di kota "Gawi Sabarataan" masih di Kalimantan yang bersebelahan dengan kota "Bungas". Luar biasa lah ini untuk sebuah usaha masuk pada perguruan tinggi terkenal

Pada saat di Perguruan Tinggi ini, kedua orang tua ku bersemangat dan bangga terhadap aku telah masuk pada jurusan unggulan ini. Ku lewati hari demi hari di kota perantauan ini. Bermula tinggal disebuah kost'an yang cukup untuk hidup dan tidur. Aku menikmatinya hingga akhirnya aku merasa bebas dan banyak melakukan hal yang tidak harusnya ku lakukan karena pasti akan mengecewakan orang tua. Mulai dari malas-malasan turun kuliah, tidak mengikuti kegiatan kampus dan pada akhirnya tibalah dimana satu titik aku sering pulang pergi ke kota asal untuk mendatangi "pacar" yang agak sedikit "Toxic". Toxic disini artiannya sulit berjauhan dan ingin dekat-dekat terus. Orang tua ku disini sering marah dan melarang untuk jangan pulang kalau tidak ada keperluan penting sekali. Namun aku ngotot dan pacar yang toxic ini juga senang aku sering pulang. Sampai akhirnya orang tuaku membeli rumah dikota perantauan ini agar merekalah yang datang menjenguk. Namun tetap saja aku masih membantah mereka. Hingga akhirnya aku melihat pengumuman pendaftaran bintara Polri dikota asalku. Lalu aku berpikir "wahh aku ikut seleksi Bintara saja karena pasti bisa dengan mudah untuk bekerja langsung tanpa kuliah dan bisa menjadi jalan ninja untuk mempersunting pacarku". Disinilah semua awal kehancuran kuliahku, dan aku selama 1 semester murni tidak masuk kuliah untuk mengikuti tes tersebut.
Selama mengikuti tes Bintara Polri tersebut, orang tua ku sudah mengatakan bahwa, "Nanti segala keperluannya urus sendiri dan bapa mama gak akan bantuin kamu untuk mengurusnya". Okee, dari pemberkasan hingga mengikuti tes murni aku berjuang mengurusnya sendiri namun masalah uang masih tetap diberi untuk mengurus segalanya. Bukan berarti mereka gak mendukung, akan tetapi aku mengerti bahwa mereka bukan berkeinginan seperti itu, harusnya aku lulus kuliah dulu dengan sarjana ilmu komputer ku lalu mendaftar menjadi anggota polisi dengan harapan langsung sekolah perwira jenjang sarjana, ini aku mengerti saat sudah semakin dewasa dan berpikir bahwa aku telah menghancurkan harapan mereka. Memang dalam setiap tahapan tes aku lalui bisa dengan mudah lolos dan hingga pada tahapan Pantukhir, namaku ternyata hanya dirangking jauh daripada jumlah yang dicari. Disinilah aku mampu berpikir jernih dan menyingkirkan "pacar toxic" ku ini. Namun semua telah terlambat, pertengahan 2013 aku sudah mendapat peringatan bahwa selama 1 semester tidak masuk tanpa keterangan. Lalu aku berpikir bagaimana caranya untuk bisa menyiasatinya. Lalu aku melihat pengumuman pendaftaran pegawai Kemenkumham menjadi Sipir Penjara. Okee aku mendaftar lagi, namun kali ini baru diawal pendaftaran berkas namaku sudah tidak masuk karena surat kesehatan yang ku masukkan berkas adalah copyan saja, harusnya yang asli dimasukkan dalam berkas pendaftaran. Lalu jadilah aku 2013 merasa menjadi anak yang tak berguna, tidak produktif sama sekali dan hanya menjadi beban orang tua. Selama sisa tahun 2013 aku hanya dikota perantauan dengan makan tidur, malas-malasan hingga berbohong untuk mendapatkan uang bulanan. Ini berlangsung sampai awal tahun 2014 dan aku berpikir harus kuliah lagi namun pada jurusan berbeda walaupun harus universitas berbeda pula.
Lalu di awal 2014 ini, aku memberanikan diri untuk jujur dan aku telah di Drop Out Universitas tempat ku kuliah sebelumnya. Kedua orang tuaku marah besar, namun setelah marah ada angin segar dari mereka, masih ditawari apakah masih mau kuliah walaupun diuniversitas lain namun dengan syarat apabila lebih dari 4 tahun perkuliahan, maka aku harus membiayai kuliah sendiri. Sesuai dengan rencanaku, aku meng'iyakan mereka dan disuruh mendaftar dimana terserah aku sendiri. Aku akhirnya mencari referensi dan menaruh pilihan pada jurusan Ilmu Hukum di universitas swasta masih tetap dikota perantauan tersebut. Aku mendaftar dan lolos masuk fakultas hukum dengan jurusan S-1 Ilmu Hukum diumur 21 tahun.
Spoiler for 21 - 25 Tahun:
Oke, ini perjalanan baru aku di umur 21 tahun dengan kuliah pada Fakultas Hukum Jurusan S-1 Ilmu Hukum. Dipetualangan baru ku ini, aku merasa enjoy dan santai menjalani perkuliahan. Aku menikmati dan mudah memahami perkuliahan dengan sungguh-sungguh. Diperkuliahan ini tidak banyak cerita yang ku ingat karena aku hanya bersungguh-sungguh kuliah, belajar, dan berfokus menyelesaikan perkuliahan dengan waktu 3,5 tahun agar tak melewati batas yang diberikan orang tuaku untuk lulus kuliah
. Memang aku termasuk dalam Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum akan tetapi berorganisasiku hanya untuk mengikuti kegiatan wajib menambah wawasan dan bukan untuk gaya-gayaan. Rajin mengikuti diskusi hingga ngopi bareng dosen untuk menambah wawasan ilmu. Hingga akhirnya karena saking akrabnya dengan dosen, aku menjadi salah satu asisten dosen untuk mengajar. Alhamdulilahnya dosen tersebut senang dan bangga denganku mampu menjalankan amanah tersebut.
Ditahun 2017 akhir aku sudah menyelesaikan proposal skripsiku, dan ditahun 2018 aku sudah menyelesaikan skripsiku ditambah 2 skripsi sahabatku sebagai garapanku murni membantu mereka. Bangga?? Yaa bangga dong!! Dalam waktu yang diberikan orang tuaku bisa lulus dengan memuaskan. Namun setelah wisuda tahun 2018 ini aku belum bekerja tetap, kadang masih ikut dosen untuk membantunya dalam LKBH menangani kasus dan persidangan sambil aku menyebar lamaran kerja.
Sekitar bulan Desember aku ditawari untuk bekerja di Kejaksaan Negeri sebagai staf administrasi. Disini aku mulai bekerja secara profesional dan banyak mendapat pengalaman.

Ditahun 2017 akhir aku sudah menyelesaikan proposal skripsiku, dan ditahun 2018 aku sudah menyelesaikan skripsiku ditambah 2 skripsi sahabatku sebagai garapanku murni membantu mereka. Bangga?? Yaa bangga dong!! Dalam waktu yang diberikan orang tuaku bisa lulus dengan memuaskan. Namun setelah wisuda tahun 2018 ini aku belum bekerja tetap, kadang masih ikut dosen untuk membantunya dalam LKBH menangani kasus dan persidangan sambil aku menyebar lamaran kerja.
Sekitar bulan Desember aku ditawari untuk bekerja di Kejaksaan Negeri sebagai staf administrasi. Disini aku mulai bekerja secara profesional dan banyak mendapat pengalaman.
Spoiler for 26 - Sekarang:
Lalu berjalan pada tahun 2019 dimana berjalan memasuki umur 26 tahun, aku mendapat kabar pada akhir bulan Januari bahwa aku telah lolos menjadi tenaga kontrak pada sebuah kantor dinas di kota halamanku. Aku kembali ke Kota Cantik dan mejadi pegawai kontrak dikantor dinas ini.
Selama tahun 2019 aku mendapat pengalaman baru, mulai dari kepengurusan kantor, perencanaan keuangan anggaran, penyusunan laporan anggaran hingga bagaimana melaksanakan kontrak pengadaan. Ku rasa tahun 2019 ini adalah tahun terhebatku yang pernah ku lewati. Namun aku merasa bahwa kisah asmaraku tidak semulus harapanku, ini akan ku ceritakan pada thread khusus nanti. Banyak pencapaian ku ditahun 2019 ini yang bisa ku banggakan rasanya. Aku bisa memiliki barang hobi impian kecilku dulu, gonta ganti kendaraan yang sedang menjadi tren saat itu, hingga loyal dengan kawan tongkrongan.
Memasuki tahun 2020 sebelum pandemi, awalnya terasa biasa saja hingga pada akhirnya pandemi Covid-19 yang mewabah membuat banyak dirumah saja, dan menjadi pegawai yang tidak produktif sama sekali. Namun sekitar bulan Juli 2020 Presiden mencanangkan kawasan Food Estate di Provinsi kami pada Kabupaten Kapuas. Nahh disini aku mendapat banyak pengalaman tak terduga. Aku menjadi salah satu termasuk dalam tim pemetaan kawasan food estate, pendataan kawasan hingga identifikasi kawasan. Didalam tim ini aku sering berkomunikasi dengan kementerian terkait, bahkan dengan tim koordinasi yang dibuat oleh gubernur untuk menangani kawasan tersebut. Dan luar biasanya aku bisa ikut dalam setiap rapat dengan bupati dan gubernur membahas kawasan tersebut. Ini salah satu pencapaian yang luar biasa dan pengalaman tak terlupakan. Jadi selama sisa akhir tahun 2020 adalah aku sering terjun lapangan menangani kawasan Food Estate disamping tugas utamaku dikantor juga sebagai tim auditor dan perencanaan anggaran.
Pada 2021, aku kembali menorehkan kebanggan karena terpilih menjadi salah satu tim fasilitasi peningkatan Sumber Daya Manusia di Kawasan Food Estate yang dibentuk oleh kementerian yang dilimpahkan melalui satuan kerja dinas ku bekerja. Luar biasa ku alami selama 3 bulan menjalankan pelatihan berskala besar sebanyak 1200 orang dengan peserta berbeda-beda dalam kawasan Food Estate tersebut. Banyak hal yang bisa menjadikan ku berpikir makin dewasa, bersikap tenang, sabar dan bagaimana menghadapi masyarakat. Di tahun 2021 ini juga aku bisa menjalankan amanah sebagai seorang suami (Menikah
).

Pada tahun 2022 sekarang, aku sepertinya mendapat ujian dari Allah SWT karena seluruh tenaga kontrak yang bekerja pada instansi Provinsi dinon aktifkan. Kami (seluruh tenaga kontrak) tidak mengetahui alasan jelas mengapa kami dinon aktifkan dan kabarnya tidak jelas (luntang lantung
) dibuat oleh pemerintah provinsi. Memang ada wacana akan dilaksanakan seleksi untuk tenaga kontrak yang sangat diperlukan. Namun semenjak dilaksanakan seleksi tersebut pada bulan Juni tadi, hingga sekarang belum ada pengumuman tentang hasilnya. Aku selama hampir 8 bulan tidak ada bekerja tetap pada bidang manapun alias serabutan untuk menghidupi kehidupan. Jujur, ini berat sekali rasanya ujian cobaan yang dialami. Aku menyebar lamaran kerja pun belum ada tanggapan yang sesuai ku harapkan. Memang ada 1 atau 2 perusahaan yang menanggapi, tapi hingga interview HRD aku yang dijanjikan lolos ternyata menjadi PHP perusahaan.

Aku berharap di sisa tahun 2022 ini aku bisa bekerja sesuai harapan dan cita-citaku. Aamiin

Jadi itulah kisah hidupku hingga sekarang ini.
Intinya setiap permasalahan hidup pasti ada jalan keluarnya, pantang menyerah, jangan malas, jangan banyak ngeluh dan utamanya tetap berdoa berikhtiar kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Silahkan ambil positifnya dari cerita hidupku ini, buang negatifnya.
Nanti akan ada thread khusus membahas percintaan setelah ini. Doakan aku sehat selalu, mood buat bikin thread lagi dan doain juga yaa dapat bekerja sesuai harapanku

Makasih kawan udah baca thread aku
Wassalamualaikum Wr. Wb


bukhorigan memberi reputasi
1
431
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan