- Beranda
- Komunitas
- PECINTA SEJARAH PERANG DUNIA KE 2
KEADAAN JERMAN SETELAH PERANG DUNIA PERTAMA


TS
amekachi
KEADAAN JERMAN SETELAH PERANG DUNIA PERTAMA
Di Jerman, Uang Pernah Dibakar Karena Tak Berharganya

Liputan6.com, Berlin - Hantaman hiperinflasi dapat memukul kawasan manapun, bahkan negara maju sekalipun bisa runtuh karenanya. Jerman yang sekarang dikenal sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Eropa bahkan pernah merasakan salah satu pukulan terparah hiperinflasi.


Sayangnya, pemerintah Jerman kala itu salah mengambil langkah dan memicu terjadinya peningkatan inflasi yang sangat tajam. Bahkan saat itu, uang dibakar untuk menyalakan tungku agar bisa memasak. Pasalnya, saat itu kayu bakar lebih mahal daripada uang tersebut.

Awal terjadinya hiperinflasi

Terlebih lagi mengingat Jerman mendanai perangnya dengan dana pinjaman. Untuk membayar biaya reparasi tersebut menggunakan mata uang lain selain Papiermark, pemerintah Weimar Jerman didorong untuk menukar mata uangnya dengan mata uang lain.
Saat pembayaran utang mulai jatuh tempo pada 1921. Kebijakan membeli mata uang asing dengan harga murah, membuat pemerintah harus mencetak banyak Papiemark.

Mata uang Jerman tak berharga

Uang kertas yang terus menerus membanjiri perekonomian Jerman menjadi hantaman pertama. Tingginya mata uang di tengah masyarakat membuat para pekerja berhenti yang berarti tak ada barang diproduksi.
Dengan begitu, masyarakat memegang banyak uang, tapi barang yang tersedia di pasaran sangat terbatas. Kondisi tersebut lantas memicu tingkat inflasi terus melesat tinggi, di mana harga-harga naik tak terkendali.

Kisah-kisah menarik saat hiperinflasi melanda


Uniknya, saat kembali, pencuri telah menjual kopernya, sementara uangnya masih ditinggalkan di tempat yang sama.
Seorang anak laki-laki juga pernah disuruh membeli dua bungkus roti. Di tengah perjalanan, dia menonton sepakbola. Saat dia sampai di toko, uangnya hanya bisa membeli satu bungkus roti saja karena harga-harga naik begitu cepat.
Tak hanya itu, seorang pria juga pergi ke Berlin untuk membeli sepasang sepatu. Sesampainya di sana, uangnya hanya bisa membeli secangkir kopi dan ongkos pulang.
Salah seorang wanita mengaku pernah menjual rumahnya dengan tujuan menggunakan uang hasilnya untuk biaya hidup. Beberapa minggu kemudian, uang hasil penjualan rumahnya bahkan tak cukup untuk membeli sebungkus roti.
Sementara para pegawai setiap hari melakukan negosiasi gaji sebagai bentuk penyesuaian.(Sis/Nrm)
dan munculah ratu adil bangsa jerman ketika jerman lagi terpuruk2nya





kasihudin dan MemoryExpress memberi reputasi
2
1.4K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan