- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berbagai Kisah Pembunuhan oleh Polisi, Tidak Hanya Ada di Indonesia


TS
junoon
Berbagai Kisah Pembunuhan oleh Polisi, Tidak Hanya Ada di Indonesia


Quote:
Quote:
Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang perwira polisi terhadap anggota polisi yang lainnya.
Tapi ternyata, kejadian polisi membunuh orang yang tak bersalah, seperti kasus yang diduga dilakukan polisi tersebut, bukan hanya terjadi pada polisi tersebut. Jauh sebelum ini, sudah berapa kali kejadian polisi melakukan pembunuhan di luar tugasnya. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lainnya.
Dalam thread ini, kita akan fokus kepada para anggota kepolisian di berbagai dunia yang melakukan pembunuhan di luar tugasnya sebagai polisi. Kalau menembak mati tersangka yang berbahaya, tentu itu urusan lain dan tidak perlu kita bahas di sini. Dan semua kasus yang diangkat pada post ini telah diperkuat oleh putusan pengadilan.
Tapi ternyata, kejadian polisi membunuh orang yang tak bersalah, seperti kasus yang diduga dilakukan polisi tersebut, bukan hanya terjadi pada polisi tersebut. Jauh sebelum ini, sudah berapa kali kejadian polisi melakukan pembunuhan di luar tugasnya. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lainnya.
Dalam thread ini, kita akan fokus kepada para anggota kepolisian di berbagai dunia yang melakukan pembunuhan di luar tugasnya sebagai polisi. Kalau menembak mati tersangka yang berbahaya, tentu itu urusan lain dan tidak perlu kita bahas di sini. Dan semua kasus yang diangkat pada post ini telah diperkuat oleh putusan pengadilan.
Quote:
ISKANDAR RAHMAT
(Singapura)
Iskandar bin Rahmat sebenarnya punya karir yang cemerlang di Kepolisian Singapura (Singapore Police Force, SPF). Pada tahun 2013, ia sudah berpangkat Sersan Staf. Akan tetapi, ia terjerat hutang sebesar 61.599 Dollar Singapura (sekitar 650 juta Rupiah). Hutang dan ancaman kebangkrutan membuat ia juga terancam dipecat dari kepolisian.
Karena sudah kepepet, ia pun memutuskan merampok seseorang bernama Tan Boon Sin, yang pernah melaporkan pencurian kotak deposit di kantornya kepada polisi. Pada tanggal 10 Juli 2013, ketika Iskandar tiba di rumah pria tua berusia 67 tahun itu, rencana perampokannya terendus dan Iskandar memutuskan untuk menghabisi Tan Boon Sin dan anaknya yang bernama Tan Chee Heong (42 tahun) hingga tewas dengan lebih dari 15 tikaman pisau.
Setelah melakukan aksi pembunuhan itu, ia membuang mayat keduanya dan kemudian kabur ke Johor, Malaysia, tetapi beberapa hari kemudian ia berhasil ditangkap di sebuah restoran. Atas tindakannya itu, tahun 2015 Iskandar dijatuhi hukuman mati, satu-satunya hukuman untuk pembunuhan berencana. Permohonan bandingnya ke Supreme Court (pengadilan tertinggi) dan permohonan pengampunan kepada Presiden pun telah ditolak. Saat ini Iskandar sedang menunggu eksekusi mati di Penjara Changi.
(Singapura)
Spoiler for Iskandar Rahmat:

Iskandar bin Rahmat sebenarnya punya karir yang cemerlang di Kepolisian Singapura (Singapore Police Force, SPF). Pada tahun 2013, ia sudah berpangkat Sersan Staf. Akan tetapi, ia terjerat hutang sebesar 61.599 Dollar Singapura (sekitar 650 juta Rupiah). Hutang dan ancaman kebangkrutan membuat ia juga terancam dipecat dari kepolisian.
Karena sudah kepepet, ia pun memutuskan merampok seseorang bernama Tan Boon Sin, yang pernah melaporkan pencurian kotak deposit di kantornya kepada polisi. Pada tanggal 10 Juli 2013, ketika Iskandar tiba di rumah pria tua berusia 67 tahun itu, rencana perampokannya terendus dan Iskandar memutuskan untuk menghabisi Tan Boon Sin dan anaknya yang bernama Tan Chee Heong (42 tahun) hingga tewas dengan lebih dari 15 tikaman pisau.
Setelah melakukan aksi pembunuhan itu, ia membuang mayat keduanya dan kemudian kabur ke Johor, Malaysia, tetapi beberapa hari kemudian ia berhasil ditangkap di sebuah restoran. Atas tindakannya itu, tahun 2015 Iskandar dijatuhi hukuman mati, satu-satunya hukuman untuk pembunuhan berencana. Permohonan bandingnya ke Supreme Court (pengadilan tertinggi) dan permohonan pengampunan kepada Presiden pun telah ditolak. Saat ini Iskandar sedang menunggu eksekusi mati di Penjara Changi.
Quote:
MOHAMMAD YACOB DEMYATI
(Malaysia)
Mohammad Yacob bin Demyati adalah seorang anggota polisi berpangkat Lans Kopral yang melakukan pembunuhan terhadap seorang penyanyi dari grup band Spoon bernama Sabiul Malik alias Along, yang terkenal dengan lagu "Rindu Serindu-Rindunya", pada akhir tahun 1999.
Kedekatan Along dengan isteri Yacob yang bernama Salina, yang bekerja sebagai staf di label rekaman yang menaungi Along, membuat Yacob cemburu dan memutuskan untuk menghabisi nyawa Along dengan menyekapnya di dalam mobil dan mencekik lehernya dengan tali. Mayatnya kemudian dimasukkan ke dalam karung goni dan dibuang ke dalam hutan.
Walaupun tidak ada bukti DNA yang memperkuat tuduhan pembunuhan terhadap Yacob, tetapi pada tahun 2001 pengadilan tetap memvonis bahwa Yacob bersalah dan menjatuhi hukuman mati kepada Yacob, sebagai satu-satunya hukuman untuk pembunuhan berencana (sama dengan di Singapura).
Nasib Yacob saat ini tidak jelas, ada yang menyebut bahwa ia telah mendapat pengampunan dari Raja dan menjalani hukuman penjara seumur hidup, tetapi sumber lain mengatakan bahwa Yacob telah dieksekusi mati tahun 2013. Sejak tahun 2000-an, pemerintah Malaysia tidak mengumumkan eksekusi mati secara terbuka kepada media.
(Malaysia)
Spoiler for Mohd Yacob Demyati:

Mohammad Yacob bin Demyati adalah seorang anggota polisi berpangkat Lans Kopral yang melakukan pembunuhan terhadap seorang penyanyi dari grup band Spoon bernama Sabiul Malik alias Along, yang terkenal dengan lagu "Rindu Serindu-Rindunya", pada akhir tahun 1999.
Kedekatan Along dengan isteri Yacob yang bernama Salina, yang bekerja sebagai staf di label rekaman yang menaungi Along, membuat Yacob cemburu dan memutuskan untuk menghabisi nyawa Along dengan menyekapnya di dalam mobil dan mencekik lehernya dengan tali. Mayatnya kemudian dimasukkan ke dalam karung goni dan dibuang ke dalam hutan.
Walaupun tidak ada bukti DNA yang memperkuat tuduhan pembunuhan terhadap Yacob, tetapi pada tahun 2001 pengadilan tetap memvonis bahwa Yacob bersalah dan menjatuhi hukuman mati kepada Yacob, sebagai satu-satunya hukuman untuk pembunuhan berencana (sama dengan di Singapura).
Nasib Yacob saat ini tidak jelas, ada yang menyebut bahwa ia telah mendapat pengampunan dari Raja dan menjalani hukuman penjara seumur hidup, tetapi sumber lain mengatakan bahwa Yacob telah dieksekusi mati tahun 2013. Sejak tahun 2000-an, pemerintah Malaysia tidak mengumumkan eksekusi mati secara terbuka kepada media.
Quote:
SADERI ABDUL SAMAT
(Malaysia)
Masih dari Malaysia, sekitar 20 tahun sebelum pembunuhan Along Spoon di atas, seorang polisi berpangkat Inspektor bernama Saderi bin Abdul Samat diadili karena melakukan pembunuhan terhadap seorang perempuan bernama Salbiah di Penang pada tahun 1980.
Sebelum berpacaran dengan Salbiah, sebenarnya Saderi sudah bertunangan dengan perempuan bernama Rubiah. Namun, Saderi memikat hati banyak wanita karena ketampanannya, kecakapannya sebagai polisi, dan pendidikan yang tinggi sebagai lulusan universitas, satu hal yang masih langka saat itu.
Ketika Saderi tahu Rubiah akan datang mengunjunginya di Penang, Saderi pun panik lalu mengatakannya kepada Salbiah. Salbiah pun merasa sedih, dan esoknya badannya ditemukan tergantung di kamar mandi asrama tempat tinggalnya, dan untuk menghindari rasa malu, Saderi pun membuang mayatnya di sebuah bukit di pedalaman Penang.
Setelah mayatnya ditemukan, Saderi pun ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Pengadilan pun memutuskan Saderi bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Namun, sampai ia dieksekusi mati tahun 1984, ia tetap tidak mengaku bahwa ia adalah pembunuhnya. Tali yang diduga mencekik Salbiah pun tidak ditemukan sampai saat ini. Dan bukit tempat mayat Salbiah ditemukan saat ini dikenal sebagai "Bukit Salbiah".
(Malaysia)
Spoiler for Saderi Abdul Samat:

Masih dari Malaysia, sekitar 20 tahun sebelum pembunuhan Along Spoon di atas, seorang polisi berpangkat Inspektor bernama Saderi bin Abdul Samat diadili karena melakukan pembunuhan terhadap seorang perempuan bernama Salbiah di Penang pada tahun 1980.
Sebelum berpacaran dengan Salbiah, sebenarnya Saderi sudah bertunangan dengan perempuan bernama Rubiah. Namun, Saderi memikat hati banyak wanita karena ketampanannya, kecakapannya sebagai polisi, dan pendidikan yang tinggi sebagai lulusan universitas, satu hal yang masih langka saat itu.
Ketika Saderi tahu Rubiah akan datang mengunjunginya di Penang, Saderi pun panik lalu mengatakannya kepada Salbiah. Salbiah pun merasa sedih, dan esoknya badannya ditemukan tergantung di kamar mandi asrama tempat tinggalnya, dan untuk menghindari rasa malu, Saderi pun membuang mayatnya di sebuah bukit di pedalaman Penang.
Setelah mayatnya ditemukan, Saderi pun ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Pengadilan pun memutuskan Saderi bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Namun, sampai ia dieksekusi mati tahun 1984, ia tetap tidak mengaku bahwa ia adalah pembunuhnya. Tali yang diduga mencekik Salbiah pun tidak ditemukan sampai saat ini. Dan bukit tempat mayat Salbiah ditemukan saat ini dikenal sebagai "Bukit Salbiah".
Quote:
JONEL NUEZCA
(Filipina)
Jonel Nuezca, seorang polisi di Tarlac, Filipina, menembak dua orang tetangganya sendiri yang bernama Frank Anthony Gregorio alias Anton dan isterinya yang bernama Sonia, pada tanggal 20 Desember 2020. Jonel marah karena saat itu Anton memasang meriam bambu yang bernama "boga" di sebelah rumahnya, walaupun sebenarnya sebelum itu keduanya sudah pernah bersengketa soal tanah.
Jonel, yang saat itu sedang tidak bertugas, hendak menindak Anton karena membuat kebisingan dengan meriam bambunya, tetapi Anton tidak terima dan terjadi keributan di antara keduanya. Sonia, isteri Anton, datang menengahi dan melindungi suaminya dari belakang. Puncaknya Jonel pun menembak Anton dan Sonia dengan pistol hingga mati. Setelah itu Anton sempat lari ke rumah orangtuanya, tetapi kemudian menyerahkan diri.
Atas perbuatannya, pada bulan Agustus 2021, Jonel dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa peluang bebas, dan denda sebesar 952.650 Peso (sekitar 250 juta Rupiah). Namun, Jonel hanya sempat menjalani hukumannya selama 3 bulan karena ia meninggal dunia di dalam penjara pada November 2021 akibat serangan jantung.
(Filipina)
Spoiler for Jonel Nuezca:

Jonel Nuezca, seorang polisi di Tarlac, Filipina, menembak dua orang tetangganya sendiri yang bernama Frank Anthony Gregorio alias Anton dan isterinya yang bernama Sonia, pada tanggal 20 Desember 2020. Jonel marah karena saat itu Anton memasang meriam bambu yang bernama "boga" di sebelah rumahnya, walaupun sebenarnya sebelum itu keduanya sudah pernah bersengketa soal tanah.
Jonel, yang saat itu sedang tidak bertugas, hendak menindak Anton karena membuat kebisingan dengan meriam bambunya, tetapi Anton tidak terima dan terjadi keributan di antara keduanya. Sonia, isteri Anton, datang menengahi dan melindungi suaminya dari belakang. Puncaknya Jonel pun menembak Anton dan Sonia dengan pistol hingga mati. Setelah itu Anton sempat lari ke rumah orangtuanya, tetapi kemudian menyerahkan diri.
Atas perbuatannya, pada bulan Agustus 2021, Jonel dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa peluang bebas, dan denda sebesar 952.650 Peso (sekitar 250 juta Rupiah). Namun, Jonel hanya sempat menjalani hukumannya selama 3 bulan karena ia meninggal dunia di dalam penjara pada November 2021 akibat serangan jantung.
Quote:
MUMTAZ QADRI
(Pakistan)
Mumtaz Qadri adalah seorang polisi yang ditugaskan untuk menjadi pengawal Gubernur Punjab (Pakistan) yang bernama Salman Taseer. Namun, pada tahun 2011, Mumtaz membunuh majikannya sendiri, Salman Taseer, di Pasar Kohsar di kota Rawalpindi. Mumtaz menembak Salman sebanyak 28 kali hingga ia tewas.
Setelah kejadian itu, Mumtaz pun menyerahkan diri ke kantor polisi, dan mengaku membunuh Salman karena Salman mendukung perempuan Kristen bernama Asia Bibi yang diduga melakukan penistaan agama Islam.
Mumtaz pun dijatuhi hukuman mati, dan setelah bandingnya ditolak, ia pun dieksekusi mati pada tahun 2016. Banyak pemuka agama yang menolak eksekusi mati itu dan mendukung perbuatan Mumtaz, dan sekitar 100.000 menghadiri pemakamannya, dan sampai saat ini makamnya diziarahi oleh lebih dari 100 orang per hari.
(Pakistan)
Spoiler for Mumtaz Qadri:

Mumtaz Qadri adalah seorang polisi yang ditugaskan untuk menjadi pengawal Gubernur Punjab (Pakistan) yang bernama Salman Taseer. Namun, pada tahun 2011, Mumtaz membunuh majikannya sendiri, Salman Taseer, di Pasar Kohsar di kota Rawalpindi. Mumtaz menembak Salman sebanyak 28 kali hingga ia tewas.
Setelah kejadian itu, Mumtaz pun menyerahkan diri ke kantor polisi, dan mengaku membunuh Salman karena Salman mendukung perempuan Kristen bernama Asia Bibi yang diduga melakukan penistaan agama Islam.
Mumtaz pun dijatuhi hukuman mati, dan setelah bandingnya ditolak, ia pun dieksekusi mati pada tahun 2016. Banyak pemuka agama yang menolak eksekusi mati itu dan mendukung perbuatan Mumtaz, dan sekitar 100.000 menghadiri pemakamannya, dan sampai saat ini makamnya diziarahi oleh lebih dari 100 orang per hari.
Quote:
SERHIY TKACH
(Ukraina)
Serhiy Tkach telah menjadi anggota kepolisian di Dnipropetrovsk, Ukraina, sejak Ukraina masih dikuasai oleh Uni Soviet. Dan sejak itu pula, Serhiy diduga melakukan pembunuhan serial (lebih dari 1 orang) sepanjang tahun 1980 hingga 2005.
Serhiy mengaku bahwa ia telah membunuh dan merudapaksa lebih dari 100 wanita, sementara yang teridentifikasi oleh polisi hanya 37 orang korban. Penangkapannya berawal dari kecurigaan banyaknya perempuan berumur 8-18 tahun yang hilang di wilayah Dnipropetrovsk, Kharkiv, Zaporizhia dan Crimea.
Tahun 2005, ketika ia sedang menghadiri pemakaman salah seorang korbannya, Serhiy pun ditangkap dan 3 tahun kemudian diadili sehingga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Setelah 10 tahun menjalani hukumannya di penjara, Serhiy pun meninggal dunia di usia 66 tahun akibat serangan jantung.
(Ukraina)
Spoiler for Serhiy Tkach:

Serhiy Tkach telah menjadi anggota kepolisian di Dnipropetrovsk, Ukraina, sejak Ukraina masih dikuasai oleh Uni Soviet. Dan sejak itu pula, Serhiy diduga melakukan pembunuhan serial (lebih dari 1 orang) sepanjang tahun 1980 hingga 2005.
Serhiy mengaku bahwa ia telah membunuh dan merudapaksa lebih dari 100 wanita, sementara yang teridentifikasi oleh polisi hanya 37 orang korban. Penangkapannya berawal dari kecurigaan banyaknya perempuan berumur 8-18 tahun yang hilang di wilayah Dnipropetrovsk, Kharkiv, Zaporizhia dan Crimea.
Tahun 2005, ketika ia sedang menghadiri pemakaman salah seorang korbannya, Serhiy pun ditangkap dan 3 tahun kemudian diadili sehingga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Setelah 10 tahun menjalani hukumannya di penjara, Serhiy pun meninggal dunia di usia 66 tahun akibat serangan jantung.
Quote:
WAYNE COUZENS
(Inggris)
Pada bulan Februari 2021, Wayne Couzens, seorang polisi yang berpangkat "Constable", menangkap perempuan bernama Sarah Everard karena diduga melanggar aturan terkait pandemi Covid-19. Namun, setelah menangkap dan memasukkan Sarah ke dalam mobilnya, Wayne kemudian merudapaksa perempuan itu dan mencekiknya dengan tali pinggangnya. Mayatnya kemudian dibuang dalam kantong besar di semak-semak.
Sebulan setelah kejadian itu, Wayne ditangkap karena diduga melakukan penculikan. Namun, ketika mayat Sarah ditemukan, tuduhan dan dakwaan terhadap Wayne berubah menjadi pembunuhan. Pada bulan Oktober 2021, Wayne dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
(Inggris)
Spoiler for Wayne Couzens:

Pada bulan Februari 2021, Wayne Couzens, seorang polisi yang berpangkat "Constable", menangkap perempuan bernama Sarah Everard karena diduga melanggar aturan terkait pandemi Covid-19. Namun, setelah menangkap dan memasukkan Sarah ke dalam mobilnya, Wayne kemudian merudapaksa perempuan itu dan mencekiknya dengan tali pinggangnya. Mayatnya kemudian dibuang dalam kantong besar di semak-semak.
Sebulan setelah kejadian itu, Wayne ditangkap karena diduga melakukan penculikan. Namun, ketika mayat Sarah ditemukan, tuduhan dan dakwaan terhadap Wayne berubah menjadi pembunuhan. Pada bulan Oktober 2021, Wayne dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Quote:
THOMAS HARTLEY MONTGOMERY
(Irlandia)
Kita mundur agak jauh ke belakang pada abad 19, ketika seorang anggota polisi Irlandia bernama Thomas Hartley Montgomery membunuh pegawai bank bernama William Glass pada tanggal 29 Juni 1871 dan kemudian mencuri uang sebesar 1.600 Pound dari bank itu.
Thomas kemudian ditugaskan sebagai ketua penyidik dalam kasus pembunuhan itu, dan dia pun menghilangkan jejak & kecurigaan sehingga polisi lain tidak tahu bahwa dialah dalangnya. Namun, atasan Thomas mengetahui bahwa Thomas terjerat kesulitan ekonomi, dan dia melihat Thomas meninggalkan bank itu 1 jam sebelum mayat William ditemukan.
Thomas pun diadili dan dijatuhi hukuman mati. Kalimat terakhirnya sebelum eksekusi mati adalah "apakah mati digantung adalah kematian yang menyakitkan??".
(Irlandia)
Spoiler for Thomas Hartley Montgomery:

Kita mundur agak jauh ke belakang pada abad 19, ketika seorang anggota polisi Irlandia bernama Thomas Hartley Montgomery membunuh pegawai bank bernama William Glass pada tanggal 29 Juni 1871 dan kemudian mencuri uang sebesar 1.600 Pound dari bank itu.
Thomas kemudian ditugaskan sebagai ketua penyidik dalam kasus pembunuhan itu, dan dia pun menghilangkan jejak & kecurigaan sehingga polisi lain tidak tahu bahwa dialah dalangnya. Namun, atasan Thomas mengetahui bahwa Thomas terjerat kesulitan ekonomi, dan dia melihat Thomas meninggalkan bank itu 1 jam sebelum mayat William ditemukan.
Thomas pun diadili dan dijatuhi hukuman mati. Kalimat terakhirnya sebelum eksekusi mati adalah "apakah mati digantung adalah kematian yang menyakitkan??".
Quote:
AMBER GUYGER
(Amerika Serikat)
Pada tahun 2018, Amber Guyger, seorang polisi di Cedars, Dallas, menembak seorang lelaki bernama Botham Jean, hanya karena alasan sepele yaitu salah masuk rumah.
Amber Guyger saat itu baru pulang dari kantornya, tetapi kemudian ia salah masuk rumah di apartemennya. Rumahnya ada di lantai 3, sementara rumah Botham ada di lantai 4. Amber mengira ia sudah sampai di rumahnya, tetapi ternyata ia malah masuk ke rumah Botham. Di situ ia melihat Botham sedang duduk sambil makan es krim. Amber mengira Botham adalah penyusup yang masuk ke rumahnya, dan karena merasa terancam, ia pun menembak Botham sebanyak 2x. Botham sempat dilarikan ke rumah sakit hingga meninggal dunia.
Atas perbuatannya, Amber diadili dan dijatuhi hukuman penjara 10 tahun.
(Amerika Serikat)
Spoiler for Amber Guyger:

Pada tahun 2018, Amber Guyger, seorang polisi di Cedars, Dallas, menembak seorang lelaki bernama Botham Jean, hanya karena alasan sepele yaitu salah masuk rumah.
Amber Guyger saat itu baru pulang dari kantornya, tetapi kemudian ia salah masuk rumah di apartemennya. Rumahnya ada di lantai 3, sementara rumah Botham ada di lantai 4. Amber mengira ia sudah sampai di rumahnya, tetapi ternyata ia malah masuk ke rumah Botham. Di situ ia melihat Botham sedang duduk sambil makan es krim. Amber mengira Botham adalah penyusup yang masuk ke rumahnya, dan karena merasa terancam, ia pun menembak Botham sebanyak 2x. Botham sempat dilarikan ke rumah sakit hingga meninggal dunia.
Atas perbuatannya, Amber diadili dan dijatuhi hukuman penjara 10 tahun.
Quote:
STEPHANIE LAZARUS
(Amerika Serikat)
Stephanie Lazarus, seorang polisi yang bekerja di kantor kepolisian Los Angeles, membunuh perempuan bernama Sherri Rasmussen yang telah menikah dengan John Ruetter, padahal sebelumnya John sudah lama berpacaran dengan Stephanie. Sherri tewas ditembak sebanyak 3 kali dan ditemukan dengan kondisi mengalami luka-luka karena perlawanan.
Pada awalnya, polisi setempat tidak menyangka bahwa pembunuhan tahun 1986 itu dilakukan oleh anggota polisi, dan menduga bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh perampok. Stephanie tidak pernah dikaitkan sama sekali dengan pembunuhan ini, dan ia tetap melanjutkan karirnya sebagai detektif kepolisian. Kasus ini pun tersimpan dalam peti es sampai pada tahun 2009 kasus ini pun diputuskan untuk dibuka kembali setelah seorang peneliti kriminal mengaitkan DNA yang ada pada korban dengan polisi tersebut.
Sekitar 23 tahun setelah kasus pembunuhan itu, Stephanie pun ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Ia pun dijatuhi hukuman penjara minimal 27 tahun hingga seumur hidup.
(Amerika Serikat)
Spoiler for Stephanie Lazarus:

Stephanie Lazarus, seorang polisi yang bekerja di kantor kepolisian Los Angeles, membunuh perempuan bernama Sherri Rasmussen yang telah menikah dengan John Ruetter, padahal sebelumnya John sudah lama berpacaran dengan Stephanie. Sherri tewas ditembak sebanyak 3 kali dan ditemukan dengan kondisi mengalami luka-luka karena perlawanan.
Pada awalnya, polisi setempat tidak menyangka bahwa pembunuhan tahun 1986 itu dilakukan oleh anggota polisi, dan menduga bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh perampok. Stephanie tidak pernah dikaitkan sama sekali dengan pembunuhan ini, dan ia tetap melanjutkan karirnya sebagai detektif kepolisian. Kasus ini pun tersimpan dalam peti es sampai pada tahun 2009 kasus ini pun diputuskan untuk dibuka kembali setelah seorang peneliti kriminal mengaitkan DNA yang ada pada korban dengan polisi tersebut.
Sekitar 23 tahun setelah kasus pembunuhan itu, Stephanie pun ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Ia pun dijatuhi hukuman penjara minimal 27 tahun hingga seumur hidup.
Quote:
Itulah teman-teman, beragama kasus pembunuhan yang dilakukan oleh polisi di luar tugasnya. Ada berbagai motif mulai dari cinta segitiga, merampok untuk mendapat uang, hingga hanya alasan sepele karena salah masuk rumah. Dan ini hanya sebagian kecil dari berbagai kasus pembunuhan oleh polisi di berbagai negara dunia yang pernah terjadi.
Quote:
SUMBER:
Iskandar Rahmat: en.wikipedia,org/wiki/Kovan_double_murders
Mohd Yacob Demyati: youtube,com/watch?v=5jaUtPsg9qI
Saderi Abdul Samat: youtube,com/watch?v=cweidUFqknI
Jonel Nuezca: en.wikipedia,org/wiki/2020_Tarlac_shooting
Mumtaz Qadri: en.wikipedia,org/wiki/Mumtaz_Qadri
Serhiy Tkach: en.wikipedia,org/wiki/Serhiy_Tkach
Wayne Couzens: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Sarah_Everard
Thomas Hartley Montgomery: en.wikipedia,org/wiki/Thomas_Hartley_Montgomery
Amber Guyger: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Botham_Jean
Stephanie Lazarus: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Sherri_Rasmussen
Iskandar Rahmat: en.wikipedia,org/wiki/Kovan_double_murders
Mohd Yacob Demyati: youtube,com/watch?v=5jaUtPsg9qI
Saderi Abdul Samat: youtube,com/watch?v=cweidUFqknI
Jonel Nuezca: en.wikipedia,org/wiki/2020_Tarlac_shooting
Mumtaz Qadri: en.wikipedia,org/wiki/Mumtaz_Qadri
Serhiy Tkach: en.wikipedia,org/wiki/Serhiy_Tkach
Wayne Couzens: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Sarah_Everard
Thomas Hartley Montgomery: en.wikipedia,org/wiki/Thomas_Hartley_Montgomery
Amber Guyger: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Botham_Jean
Stephanie Lazarus: en.wikipedia,org/wiki/Murder_of_Sherri_Rasmussen


Diubah oleh junoon 27-08-2022 11:01
0
1.5K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan