Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Tentara Rusia Ungkap Perintah Jahat Putin di Perang Ukraina
Tentara Rusia Ungkap Perintah Jahat Putin di Perang Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina yang dianggap banyak banyak negara sebagai sesuatu yang tidak masuk akal ternyata "diamini" oleh pasukannya sendiri.
Banyak dari tentara Rusia yang mencoba membelot. Ada di antaranya yang membeberkan kejanggalan perintah Presiden Vladimir Putin.
Seorang penerjun payung Rusia yang sebelumnya secara terbuka mengutuk perang negaranya di Ukraina, Pavel Filatyev, mengatakan kepada CNN International bahwa pembenaran Kremlin untuk menyerang Ukraina adalah kebohongan.

Dua minggu lalu, dia berbicara menentang konflik dalam kesaksian sepanjang 141 halaman yang diposting ke halaman media sosial VKontakte-nya, sebelum melarikan diri dari Rusia. Dia adalah anggota militer Rusia pertama yang secara terbuka mengkritik serangan ke Ukraina dan meninggalkan negara itu.
Dalam wawancara di tempat yang dirahasiakan, dia mengungkapkan bahwa rekan-rekan pasukannya lelah, lapar, dan kecewa. Menurutnya, upaya perang Kremlin telah menghancurkan kehidupan yang damai.
"Kami memahami bahwa kami terseret ke dalam konflik serius di mana kami hanya menghancurkan kota-kota dan tidak benar-benar membebaskan siapa pun," kata Filatyev kepada CNN, dikutip Jumat (26/8/2022).
"Kami hanya menghancurkan kehidupan yang damai. Fakta ini sangat memengaruhi moral kami. Perasaan bahwa kami tidak melakukan sesuatu yang baik," imbuhnya.

Tentara berusia 33 tahun itu mengatakan korupsi dan penindasan marak di negara asalnya. Dia juga mengatakan unitnya - yang berbasis di Krimea dan dikirim ke Ukraina memasuki Kherson di awal konflik - tidak dipersiapkan dengan baik dan hanya diberikan sedikit penjelasan.
Menurut Filatyev, para prajurit dan komandan mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di Ukraina. Dia menambahkan bahwa mereka kecewa dengan alasan pemerintah untuk serangan tersebut setelah tiba di Kherson dan menghadapi perlawanan dari penduduk setempat yang tidak ingin "dibebaskan."
Adapun, dirinya yang tergabung dalam unit penerjun payung di resimen serangan udara ke-56 Rusia ikut terlibat dalam upaya untuk merebut kota Mykolaiv. Dia dievakuasi dari garis depan karena cedera.

Dia juga mengatakan kepada CNN bahwa tentara Rusia kekurangan peralatan dasar, drone, dan jenis pesawat tak berawak lainnya selama bertugas di garis depan.
"Barak kami berusia sekitar 100 tahun dan tidak dapat menampung semua prajurit kami ... semua senjata kami berasal dari zaman Afghanistan," katanya.
Beberapa hari setelah mengepung Kherson, banyak dari rekannya tidak membawa makanan, air, atau karung tidur.

"Karena malam sangat dingin, kami bahkan tidak bisa tidur. Kami akan menemukan beberapa sampah, beberapa kain, hanya untuk membungkus diri agar tetap hangat."

Perlu diketahui, pengambilalihan Kherson merupakan keberhasilan militer awal yang signifikan bagi Rusia. Di sisi lain, Ukraina sekarang berjuang untuk mendapatkan kembali kota itu karena pertempuran makin bergeser ke selatan negara itu.

sumber
0
294
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan