Kaskus

Sports

peteradisAvatar border
TS
peteradis
Jimmy Thorpe Kiper Sunderland Yang Mengubah Aturan Perebutan Bola Dengan Kiper
Jimmy Thorpe Kiper Sunderland Yang Mengubah Aturan Perebutan Bola Dengan Kiper
Jimmy Thorpe (tengah) bersama Bill Murray dan Harry Shaw saat membela
Sunderland di musim 1933-1934

Sepak bola merupakan olahraga yang memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Sebagai sebuah olahraga, sepak bola juga terus berevolusi baik dari segi permainan maupun peraturan-peraturan yang digunakan. Peraturan-peraturan baru muncul dan diterapkan menyesuaikan dengan perkembangan zaman atau sebuah kejadian tertentu yang menyadarkan akan perlunya sebuah peraturan baru.

Di thread kali ini, ane akan membahas secara singkat sosok pesepakbola yang menjadi penyebab diterapkannya sebuah aturan baru di sepak bola kala itu. Siapakah sosok tersebut dan aturan seperti apakah yang diterapkan sebagai akibat dari kejadian yang dialami olehnya ? Yuk, langsung saja disimak gan, sis. Semoga informasi yang ane bagikan bermanfaat bagi kita semua, khususnya para penggemar sepak bola.

James Horatio Thorpe atau Jimmy Thorpe merupakan seorang pesepakbola Inggris kelahiran Jarrow pada 16 September 1913. Jimmy Thorpe bermain sebagai penjaga gawang klub Sunderland, satu-satunya klub yang dibela sepanjang karirnya yang tergolong singkat.

Jimmy Thorpe menandatangani kontrak profesional di usia 17 tahun setelah menyelesaikan pendidikan di Jarrow Central School. Bakat Jimmy ditemukan oleh pemandu bakat Sunderland saat dia bermain di liga lokal.

Jimmy dianggap sebagai pesepakbola yang memiliki karir cerah ketika dipercaya sebagai kiper utama Sunderland saat masih berusia 19 tahun pada musim 1932-1933. Selama membela Sunderland pada rentang 1930-1936, Jimmy mencatatkan 139 penampilan bagi klub yang dicintainya tersebut.

Sayangnya, karir cemerlang Jimmy Thorpe harus berakhir dini ketika dia dinyatakan meninggal dunia pada 5 Februari 1936 di usia 22 tahun dengan diagnosa kegagalan jantung sebagai akibat penyakit diabetes mellitus yang diperparah dengan perlakuan kasar yang diterima sepanjang pertandingan.

Jimmy Thorpe memainkan pertandingan terakhirnya sebelum dinyatakan meninggal dunia pada 1 Februari 1936 pada laga Divisi Satu melawan Chelsea di Roker Park. Laga tersebut merupakan pertandingan ke-59 beruntun yang dijalani Jimmy bersama Sunderland.

Pada pertandingan tersebut, awalnya Jimmy mampu tampil prima dalam mengawal gawang Sunderland dari ancaman tiga trisula berbakat Chelsea yaitu Joe Bambrick, Bill Barraclough, dan Harry Burgess. Berkat sejumlah penyelamatan hebat yang dilakukannya, Sunderland masih memimpin 3-1 saat pertandingan tersisa 20 menit. Namun setelah itu, penampilan Jimmy seolah menurun drastis serta membuat sejumlah kesalahan tidak perlu yang membuat Chelsea akhirnya mampu menyamakan skor 3-3 di akhir pertandingan.

Sebelum penampilannya menurun drastis, Jimmy terlibat dalam sebuah insiden yang paling kontroversial di sepanjang pertandingan tersebut. Setelah berhasil menangkap bola di kotak penalti, Jimmy berusaha melindungi bola dari serbuan tiga pemain Chelsea dengan menelungkup ke tanah, akibatnya dia menerima sejumlah tendangan di kepala, leher, dan tubuh bagian atas. Kejadian tersebut berlangsung selama beberapa waktu sebelum akhirnya sejumlah bek Sunderland menghentikannya. Anehnya, wasit yang bertugas kala itu, Mr. H.S. Warr seolah mendiamkan saja kejadian tersebut.

Setelah mengalami insiden tersebut, Jimmy Thorpe disebutkan mengalami disorientasi hingga harus beberapa kali berhenti sejenak dan bersandar di tiang gawang supaya dapat mengembalikan fokusnya. Semestinya setelah mengalami insiden tersebut, Jimmy dilarang melanjutkan pertandingan, namun dia tetap tampil hingga pertandingan usai.

Usai pertandingan diketahui bahwa Jimmy memiliki memar (benjolan) di dahi serta matanya terlihat membengkak. Dia sempat menceritakan kejadian yang dialaminya selama pertandingan ke ayahnya yang hadir menyaksikan pertandingan tersebut. Walaupun mengalami beberapa tanda cedera, Jimmy lebih memilih langsung pulang ke rumah dibandingkan memeriksakan diri ke rumah sakit.

Sore hari, Jimmy kemudian diketahui pingsan di rumahnya di Sunderland dan segera dilarikan ke rumah sakit. Sejak saat itu hingga dinyatakan meninggal, Jimmy hanya bisa terbaring koma di rumah sakit akibat cedera parah berupa memar di wajah, mata bengkak, hingga luka parah di kepala.

Seluruh cedera yang dialaminya terjadi akibat tekanan berlebih dan perlakuan kasar yang diterimanya dari para punggawa lini depan Chelsea yang berupaya memberi tekanan lebih kepadanya ketika Sunderland sedang unggul jauh dalam pertandingan.

Menurut kapten Sunderland kala itu, Raich Carter, Jimmy memang sempat mengalami insiden di mulut gawang. Namun setelah laga Jimmy tampak baik-baik saja dan tidak mengeluhkan apapun. Maka, seluruh punggawa Sunderland merasa terkejut ketika diberitahu bahwa Jimmy meninggal dunia saat mereka sedang berlatih pada Rabu, 5 Februari 1936.

Jimmy meninggalkan seorang istri, May dan seorang putra berusia tiga tahun, Ronnie. Jimmy dimakamkan di Jarrow Cemetery pada 10 Februari 1936. Ibu Jimmy, Emily yang merasa sangat kehilangan atas kematian tragis anaknya, diketahui meninggal dunia tiga bulan kemudian.

Setelah melakukan penyelidikan tersendiri melalui sebuah komite khusus yang dibentuk pada 17 Februari 1936, FA akhirnya menyatakan bahwa wasit yang memimpin pertandingan serta para pemain Chelsea yang terlibat dalam insiden tersebut tidak bersalah. Sebaliknya, FA justru menyatakan bahwa pihak Sunderland bersalah karena memainkan pemain yang tidak dalam kondisi kesehatan prima (Jimmy memang diketahui mengidap penyakit diabetes melitus). Anehnya, keputusan tersebut diambil tanpa meminta keterangan pihak dokter klub Sunderland sehingga fakta bahwa Jimmy mampu tampil dalam 59 pertandingan beruntun tanpa sekalipun menerima perawatan medis tidak diketahui.

Namun di kemudian hari, tepatnya pada 24 April 1936, Dewan Komite Revisi Peraturan FA mengesahkan perubahan terhadap Laws of the Game. Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan usulan dari Komite Wasit untuk mencegah kejadian yang dialami Jimmy Thorpe terulang kembali di kemudian hari. Sejak saat itu, pemain lawan masih diperbolehkan memberikan gangguan terhadap kiper saat sedang memegang bola, namun penggunaan kaki atau upaya melakukan tendangan dalam beragam bentuk dilarang dan akan dikenai sanksi yang sesuai.

Nama Jimmy Thorpe memang tidak terlalu dikenal luas, namun kiper di seluruh dunia sudah selayaknya berterima kasih kepadanya, sebab karena kejadian yang dialaminya, keselamatan kiper kini dapat lebih terjamin.

Jimmy Thorpe menjadi satu-satunya pesepakbola profesional Britania Raya yang meninggal dunia setelah mengalami cedera serius akibat insiden di lapangan yang diakibatkan oleh tindakan pemain lawan. Jimmy juga menjadi pemain terakhir yang memperoleh medali pemenang kompetisi Football League yang diterimanya setelah meninggal dunia. Jimmy Thorpe kemungkinan adalah pemain pertama penderita diabetes yang memiliki ketergantungan pada insulin yang mampu bermain di kasta tertinggi sistem sepak bola Inggris serta meraih medali juara.

Itulah sekelumit sosok dan kisah Jimmy Thorpe. Sekian dan semoga bermanfaat.


Spoiler for Referensi:


Spoiler for Foto:

Diubah oleh peteradis 24-08-2022 06:55
0
351
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan