Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Perang Putin di Ukraina "Makan Korban" Baru: Rakyat Rusia
Perang Putin di Ukraina "Makan Korban" Baru: Rakyat Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Rusia memang kini mengambil untung pasca enam bulan serangan ke Ukraina. Kenaikan harga minyak dan gas yang menjadi andalan negeri itu, membawa tumpukan keuntungan, yang mampu meredam dampak sanksi Barat.
Namun ternyata, dampak sanksi Barat berupa ditinggalkannya Rusia oleh banyak produk dunia justru menimbulkan nelangsa sendiri bagi masyarakat. Sejumlah warga dilaporkan telah berjuang menemukan barang-barang kebutuhan pokok termasuk beberapa obat-obatan.
Mengutip Reuters Rabu (24/8/2022), beberapa warga yang diwawancarai mengatakan mereka kini kekurangan suku cadang mobil. Apalagi kalau bukan banyaknya pabrikan Barat telah menangguhkan operasi atau meninggalkan Rusia sepenuhnya.

Diketahui, produsen mobil terbesar Rusia Avtovaz lokal bahkan telah memangkas produksi. Perusahaan juga menawarkan beberapa pekerja untuk pensiun sukarela karena kekurangan komponen.
Sama seperti negara lainnya, Rusia pun juga mengalami kenaikan inflasi. Angka resmi menunjukkan harga konsumen telah naik 10,7% sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 4,7% pada periode yang sama tahun 2021.
Menurut layanan statistik Rosstat, harga pembalut wanita telah meningkat 41% tahun ini. Harga untuk mobil buatan luar negeri naik 39% sementara harga kertas toilet naik 27%.

"Saya, sebagai seorang pensiunan, tidak mampu membeli apa yang ditawarkan," kata Larisa, berusia 65 tahun dari Belgorod, sebuah kota dekat perbatasan Ukraina.
"Harga produk yang saya beli rata-rata melonjak 30%."
Hal sama juga dikatakan penduduk lain Tatiana Lazar. Menurutnya memang ia masih belanja, namun ia kini menabung lebih banyak.

"Sekarang saya membatasi keinginan saya, keinginan saya di toko-toko dan standar hidup. Saya tidak benar-benar percaya bahwa harga akan turun."
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri telah berjanji selama bertahun-tahun untuk meningkatkan pendapatan nyata, ukuran daya beli masyarakat. Tetapi survei di pertengahan Februari oleh lembaga jajak pendapat negara VTsIOM menunjukkan bahwa 64% orang di Rusia tidak memiliki tabungan.
Sementara itu, Pricing.day, proyek online yang melacak harga barang-barang konsumen, memperingatkan standar hidup warga Rusia bisa turun lebih jauh ke depan. Meski masih banyak orang Rusia belum merasakannya, kajian itu mengatakan kekurangan "sedang dalam perjalanan".
"Ekonomi telah runtuh dan kekurangan bahkan produk dasar sedang dalam perjalanan," ujarnya dikutip media yang sama.
Dalam jajak pendapat analis yang disurvei Reuters, awal Agustus, ekonomi Rusia diprediksi kontraksi atau negatif 5% tahun ini. IMF sendiri memprediksi kontraksi 6%.

sumber
batigolsAvatar border
batigols memberi reputasi
1
434
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan