Kaskus

News

yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Kalla Grup Garap Industri Smelter Nikel, Target Beroperasi Tahun Depan

Minggu, 21 Agu 2022 13:07 WIB
Kalla Grup Garap Industri Smelter Nikel, Target Beroperasi Tahun Depan
Foto: Dok: Kalla

Tim detikNews - detikSulsel 

Makassar - Direktur Marketing & Business Development Kalla Grup Hariyadi Kaimuddin mengatakan persero yang memasuki usia 70 tahun terus mengembangkan bisnisnya ke sejumlah sektor. Salah satunya industri smelter nikel yang direncanakan mulai beroperasi tahun depan.

"Sebenarnya banyak juga lain (sektor bisnis Kalla), mungkin yang bisa dibuka adalah smelter ya, karena sudah pernah diekspose. Smelter nikel sudah buka di (dekat) Palopo itu insyaAllah tahun depan sudah beroperasi," ujar Hariyadi kepada wartawan di Pulau Dutungan Barru, Sabtu (20/8/2022).

Pembangunan dan pengembangan smelter nikel ini akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awal, Kalla akan membangun satu line smelter nikel terlebih dahulu.

"Dan itu satu line dulu tahun depan, kemudian akan dibangun lagi beberapa line," kata Hariyadi.

Kalla juga berupaya agar pengembangan nikel tidak terbatas pada bahan bakunya saja. Ke depannya Kalla berharap bisa turut mengembangkan potensi nikel hingga pengelolaan lanjutan.

"Tapi kami nggak mau tinggal diam di situ, lagi jajakin juga kalau bisa ada pengolahan lanjutannya. Jangan cuma smelter nikel, tapi kalau bisa next step lah jadi bahan setengah jadinya lagi lebih lanjut," lanjut Hariyadi.

Bahkan, Hariyadi optimistis untuk mengembangkan potensi nikel hingga menjadi produk jadi. Terlebih, nikel memiliki potensi untuk memberikan suplai energi ke industri otomotif yang dikembangkan Kalla.

"Idealnya kan sampai baterai, supaya bisa suplai juga ke industri otomotif sesuai dengan yang kita (jalankan) juga," ungkapnya.

"Cuma kayaknya agak jauh sih memang, karena industri teknologinya juga cukup canggih. Orang juga sudah bangun di luar, tinggal bagaimana kita merayu mereka mau bangun di wilayah kita, intinya masih alot lah," tambahnya.

Menurut Hariyadi, potensi yang ada di Indonesia sangat besar sehingga harus dimanfaatkan dengan maksimal. Ia juga berharap pengembangan bahan baku bisa dioptimalkan sehingga ada nilai tambah atau value added yang lebih besar bagi Indonesia.

"Karena Indonesia ini memang terlalu kaya sebenarnya, dan sayangnya selama ini kita kebanyakan mengekspor barang-barang yang mentah, smelter atau added value-nya ada di luar negeri," jelasnya.

"Kami ingin berkontribusi di situ, menambah value added yang lebih besar di negara kita," imbuhnya.

Dilansir dari situs resmi Kalla, proyek pengolahan mineral (smelter) ini dibangun anak perusahaannya yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi. Produk akhir berupa ferronickel berkapasitas 33.000 ton/tahun dan stainless steel. Saat ini lokasi pengelolaan berada di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

(hsr/tau)

Sumber

Quote:



Diubah oleh yellowmarker 21-08-2022 15:30
valkyr9Avatar border
nomoreliesAvatar border
superman313Avatar border
superman313 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
815
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan