Kalau ada agan atau sista yang menyukai hal-hal yang terkait dengan sejarah/mitologi, pasti tidak asing dengan nama "Excalibur", nama tersebut merupakan nama dari pedang milik Raja Arthur. Dalam kisah mitologi dikatakan jika Raja Arthur mencabut pedang yang tertancap di batu, dan kemudian berhak menjadi penguasa di Inggris. Sementara versi lain menyebut pedang Excalibur diberikan oleh wanita di sebuah danau, wanita itu kemudian dikenal sebagai Lady of the Lake. Saking kuatnya pedang ini, banyak yang bilang pedang memiliki kekuatan gaib.

Nah, itu sekilas sejarah asal-usul nama Excalibur. Tentunya TS tidak akan membahas kisah mitologi itu, tapi TS akan membahas senjata modern yang juga diberi nama Excalibur. Dan yang menarik, nama Excalibur digunakan sebagai nama munisi bagi meriam howitzer M777. Di mana kabar terbaru dari berbagai media Barat menyebutkan, jika munisi Excalibur sudah dikirim ke Ukraina.

Pada pertengahan Juli, The New York Timesmelaporkan bahwa 1.000 munisi Excalibur kaliber 155 mm untuk howitzer M777 yang dikirim AS ke Ukraina, yang menurut pemerintah AS munisi ini memberikan tingkat akurasi lebih baik daripada munisi biasa. Beberapa bulan sebelumnya, Kanada juga telah mengirim munisi Excalibur ke Ukraina.

Sementara itu howitzer yang didonasikan ke Ukraina untuk menembakkan Excalibur adalah varian M777A2 dioperasikan oleh tim yang terdiri dari lima tentara. Howitzer kategori towed (tarik) ini biasanya digunakan untuk memberikan dukungan tembakan langsung kepada pasukan dengan memakai proyektil konvensional dan berpemandu presisi memakai kaliber 155 mm.



M777 punya jangkauan tembak maksimum 24,7 km dengan amunisi standar dan 30 km dengan proyektil roket. Sementara jika memakai proyektil M982 Excalibur dengan sistem GPS/Inertial Navigation-guided extended-range punya jarak tembak maksimum 40 km.

Selain itu, M777 A2 dapat menembakkan beberapa jenis proyektil yang terdiri dari M107 (24 km), M795 (28 sampai 37 km), ERFB (30 km) serta Excalibur M982 (40 km). Kecepatan tembak normal adalah 2 proyektil per menit dan kecepatan maksimum 7 proyektil per menit. Untuk kecepatan luncur proyektilnya mencapai 827 meter per detik. Keluarga besar M777 dirancang dan diproduksi oleh BAE System dan sudah dioperasionalkan oleh Arab Saudi, Kanada, India, Amerika Serikat serta Australia. Total ada 1.200 unit yang sudah diproduksi hingga saat ini.

Varian M777A2 bisa dibilang sudah memakai teknologi canggih, salah satunya adalah pemasangan Digital Fire Control System (DFCS) yang terdiri dari inertial navigation unit serta Global Positioning System agar proyektil yang ditembakkan bisa mengenai target secara presisi. DFCS juga mencakup komputer misi, display, serta komunikasi digital. Pada sisi software juga dilengkapi dengan Enhanced Portable Inductive Artillery Fuze Setter (EPIAFS) yang memberikan M777A2 kemampuan untuk memprogram dan menembakkan amunisi presisi Excalibur dan Precision Guidance Kit kaliber 155 mm.

Meskipun beberapa sumber media menyebut jika howitzer M777 yang dikirim ke Ukraina belum dilengkapi DFCS, akan tetapi dengan pengiriman munisi M982 yang canggih; Ukraina kemungkinan juga sudah mulai menerima perangkat tambahan berupa DFCS; untuk memudahkan mereka menembakkan munisi canggih.




Nama resmi munisi ini adalah M982 Excalibur yang dikembangkan oleh manufaktur senjata Raytheon (AS) dan BAE Sytems (Inggris) pada tahun 1992. Raytheon bertugas membuat sistem pemandu, sementara BAE Systems bertugas membuat seluruh bodi munisi serta muatannya. Munisi baru itu akan menggantikan munisi berpemandu laser M712 Copperhead cannon-launched guided projectile (CLGP) yang punya jarak tembak efektif 16 km.

Pada tahun 2004, program pengembangan munisi canggih ini digabungkan dengan program munisi dari Swedia. Pada program pengembangan, munisi diberi nama XM982. Uji coba pertama kali dilakukan pada 2003, setahun sebelum digabungkan dengan program milik Swedia. Sementara produksi awal tingkat rendah sebanyak 500 munisi disetujui pada 2005. Proses uji coba XM982 secara keseluruhan selesai pada tahun 2007.

Tak lama setelah proses uji coba selesai, munisi yang kemudian diberi nama M982 Excalibur melakukan debut pertama di Irak. Debut itu dinilai sukses, karena Excalibur hanya memiliki circular error probable (CEP)sekitar 5 meter. Pada tahun 2015, Amerika memesan sekitar 7.500 Excalibur untuk kebutuhan US Army dan USMC.



Munisi Canggih ini sangat mahal gan sist, pada tahun 2016 dilaporkan jika total biaya pengembangan dan produksi M982 Excalibur mencapai US$258.000 atau sekitar Rp 3,7 miliar jika dijual per bijinya dengan nilai dollar saat ini. Harga itu bahkan lebih mahal dari howitzer M777 yang menembakkannya. Sementara saat ini, harga per bijinya diperkirakan telah turun sekitar US$100.000. Jika dirupiahkan sekitar Rp 1,4 miliar per biji. Masih terlalu mahal untuk sebuah peluru artileri.

Sepanjang tahun 2018 US Army dan USMC menembakkan lebih dari 1.400 peluru Excalibur. Anggap saja harga Excalibur per biji sekitar Rp 1,4 miliar; maka Amerika menghabiskan total Rp 2 triliun selama setahun hanya untuk menembakkan proyektil artileri canggih tersebut.

Selain M777, Excalibur juga bisa ditembakkan oleh howitzer M109, M198, Archer dan PzH2000. Munisi ini juga kompatibel dengan sistem AS90, K9, DENEL G6, dan CAESAR 6x6. Excalibur juga berhasil ditembakkan dari Extended Range Cannon Artillery (ERCA) Angkatan Darat AS, dan saat ini rencana sedang dilakukan untuk mengintegrasikannya dengan sistem artileri bergerak yang lain. Selain Amerika dan Ukraina, Excalibur saat ini juga telah digunakan oleh Swedia, Kanada, Australia, Yordania, India, Spanyol, dan Belanda.








Referensi Tulisan: SOFREP& Raytheon
Sumber Foto: sudah tertera di atas