Drone tempur MQ-9 Repaer telah menjadi tulang punggung utama Amerika selama 15 tahun, drone secara efektif digunakan untuk operasi anti terorisme di Timur Tengah. Terutama drone ini sering digunakan untuk memburu para pentolan Al-Qaeda. Drone buatan General Atomics bisa digunakan untuk misi serangan ke darat serta misi Intelligence, Surveillance, Reconnaissance (ISR). Untuk misi serangan ke darat, Reaper bisa membawa rudal Hellfire AGM-114, GBU Paveway-II yang dipandu laser, dan bahkan GBU-38 yang dipandu GPS. Reaper sendiri dapat membawa 16 Hellfire, setara dengan muatan helikopter serang Apache.

Pada Mei tahun ini dihadapan House Appropriations Committee selama acara Defense Budget Hearing. Kepala Staf USAF Jenderal Charles CQ Brown Jr serta Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengumumkan rencana pensiun 100 MQ-9. USAF berencana menghentikan operasional Reaper karena desainnya dianggap sudah usang. Di sisi lain, Reaper dianggap kurang mampu untuk menghadapi ancaman dari China dan Rusia.

Pada 13 Mei 2022, beberapa anggota komite Demokrat dan Republik kembali mempertanyakan alasan pasti mengapa Brown dan Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall berupaya menghentikan operasional Repaer. Sebaliknya anggota Kongres justru khawatir bahwa de-fleeting terjadi sebelum model dan pengganti Reaper yang lebih baru tersedia.




Mayor Jenderal Lawrence Stutzriem, pensiunan pejabat USAF mengatakan jika dirinya tidak setuju dengan penilaian USAF tentang Reaper yang tidak cocok dalam perang dengan musuh berteknologi maju seperti Rusia dan China. Dia mengatakan untuk meningkatkan Reaper secara besar-besaran dengan sistem elektronik baru, avionik, paket komunikasi, suite peperangan elektronik (EW), mesin, dan sensor aktif/pasif untuk bertahan di ruang pertempuran yang sangat diperebutkan. Peningkatan ini akan memastikan relevansinya untuk dua hingga tiga dekade mendatang.

Stutzriem mengatakan bahwa, akan lebih murah dan lebih cepat ditanggung oleh anggaran pertahanan, faktanya bahwa Request for Information (RFI) USAF tahun 2021 untuk konsep MQ-Next yang canggih, masih jauh dari program yang telah didanai.

MQ-9 yang lebih murah dalam operasional dan perawatan juga membuat komandan tidak akan terlalu khawatir dengan kemungkinan kehilangan pilot atau penerbang. Selain itu, paltform tak berawak masih bisa diandalkan untuk melakukan lebih banyak misi berisiko tinggi.



Sementara itu untuk mendukung misi jarak jauh, MQ-9 juga telah dimodifikasi dengan penambahan tangki bahan bakar eksternal berkapasitas 390 liter. Tetapi memambahkan tangki bahan bakar eksternal, berarti payload MQ-9 juga harus dikurangi. Modifikasi ini memberikan jangkauan lebih jauh. Program modifikasi juga menambahkan bilah ekstra ke baling-baling untuk meningkatkan kinerja lepas landas, pemakaian alcohol water injection system serta penguatan landing gear.

Dengan mesin tunggal turborop Honeywell TPE331-10, Reaper dapat digeber sampai kecepatan maksimum 482 km per jam dan kecepatan jelajah 313 km per jam. Jarak jelajah Reaper bisa mencapai 1.900 km dengan kendali Beyond Line of Sight. Dengan muatan ringan drone bisa terbang sampai 40 jam, sementara dengan muatan penuh 1,7 ton; Repaer bisa terbang selama 14 jam. Sementara dimensi MQ-9 yakni punya lebar sayap 20,1 meter, panjang 11 meter, tinggi 3,8 meter serta berat kosong 2.223 kilogram.



Meski ada usulan untuk pensiun, tetapi baru-baru ini pada 20 dan 21 Juli 2022 lalu, MQ-9 Reaper dari 163rd Attack Wing dari California Air National Guard melakukan pengisian bahan bakar dari MV-22 Osprey yang dioperasikan Marine Tilt Rotor Squadron 764. Hal itu merupakan pertama kalinya Reaper menerima pengisian bahan bakar dari pesawat lain dari matra militer AS.

Pelatihan air refueling dengan Osprey, juga digunakan 163rd Attack Wing untuk melatih konsep Reaper Agile Combat Employment (ACE); guna melaksanakan operasi ke jaringan lokasi yang lebih kecil dan tersebar.

Selain rencana pensiunkan 100 Repaer, USAF sendiri berencana menghentikan operasional sekitar 33 pesawat tempur F-22, 89 pesawat serang A-10 Thunderbolt II/Warthog, dan 15 unit E-3 Airborne Warning and Control Systems (AWACS). Lalu, apakah sekarang waktunya sudah tepat bagi Repaer untuk pensiun ?





Referensi Tulisan: eurasiantimes.com& USAF
Sumber Foto: sudah tertera di atas