- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
US Navy Berhasil Mengangkat Bangkai Super Hornet dari Dasar Laut Mediterania


TS
si.matamalaikat
US Navy Berhasil Mengangkat Bangkai Super Hornet dari Dasar Laut Mediterania
Quote:
Pada thread sebelumnyaTS pernah membahaas berita terkait nyemplungnya F/A-18 Super Hornet ke Laut Mediterania pada 8 Juli 2022, dan kini ada kabar baik; bahwa pada 3 Agustus 2022 lalu bangkai pesawat berhasil dievakuasi. Sama seperti F-35B Inggris yang nyemplung ke Laut Mediterania pada akhir tahun lalu, bangkai Super Hornet untungnya masih dalam kondisi utuh. Bangkai Super Horner berhasil diangkat dari kedalaman 2.895 meter memakai robot bawah air CURV-21.
F/A-18E Super Hornet yang ditugaskan ke Carrier Air Wing (CVW 1), yang bermarkas di kapal USS Harry S. Truman (CVN 75) yang tersapu ke laut karena cuaca buruk yang tidak terduga di Laut Mediterania pada 8 Juli 2022. Untungnya dalam insiden itu tidak ada korban jiwa,
Sebagai tambahan informasi, pesawat itu ditemukan oleh tim dari Task Force (CTF) 68, Supervisor of Salvage and Diving , Naval Strike Fighter Wing Atlantic, dan Armada Keenam AS yang juga melibatkan kapal konstruksi multiguna (MPV) Everest. Tim evakuasi juga termasuk anggota dari Phoenix International, perusahaan penyelamatan maritim yang membantu dalam pemulihan F-35C Lightning II Joint Strike Fighter dari Pasifik setelah kecelakaan awal Januari 2022 di kapal induk USS Carl Vinson (CVN-70).
Mengutip artikel USNI NewsAngkatan Laut AS akan membawa Super Hornet yang telah dipulihkan ke pangkalan militer yang tidak ditentukan di Eropa dan pada akhirnya akan mengangkut jet itu ke AS. US Navy juga masih belum memberikan rincian terkait kejadian yang menimpa Super Hornet.
Namun, beberapa analis militer mengatakan jika Super Hornet yang nyemplung ke Laut Mediterania akibat dari microburst, yakni hembusan angin yang sangat kencang dan punya kecepatan hingga 160 km/jam. Kekuatan microburst tersebut yang akhirnya membuat Super Hornet yang punya berat kosong 14,5 ton sampai tersapu dari dek kapal induk. Sementara itu kapal induk USS Harry S Truman sendiri mulai dikerahkan ke Laut Mediterania sejak bulan Desember 2021.
Meski Super Hornet tak secanggih F-35B yang sama-sama nyemplung ke Laut Mediterania, tapi pesawat ini merupakan varian paling mutakhir dari keluarga Hornet. Ada kemungkinan bahwa musuh potensial lainnya dapat memperoleh informasi/teknologi sensitif dari F/A-18 yang juga dilengkapi dengan banyak teknologi canggih seperti sistem radar, perangkat peperangan elektronik, sistem berbagi data, dan sistem perangkat lunak. Beberapa media juga menyebut jika pesawat yang jatuh ke laut tersebut membawa beberapa rudal.
Dalam misi pemulihan (recovery) Super Hornet tak lepas dari jasa CURV-21, merupakan kendaraan/robot bawah laut khusus untuk melakukan misi evakuasi dari dasar laut. CURV-21 dilengkapi dengan sonar dan kamera untuk membantu menemukan dan mengeksplorasi lebih lanjut objek menarik di dasar laut. Upaya pemulihan Super Hornet juga menyoroti kapasitas Angkatan Laut AS untuk melakukan operasi pencarian dan pemulihan laut dalam internasional.
CURV-21 memiliki berat 2.900 kg dan dirancang untuk misi deep ocean salvage requirements.Di mana CURV-21 bisa menyelam dan beroperasi sampai kedalaman 6.000 meter. Wahana spesialis bawah laut ini dapat dikendalikan lewat six degrees of motion dengan fungsi auto control untuk mengidentifikasi kedalaman, ketinggian dan arah.
CURV-21 dikendalikan menggunakan kabel optik. Dengan koneksi kabel optik, CIRV-21 dibekali lengan robotik, side scan sonar, sonar CTFM untuk mendeteksi lokasi sasaran dan pinger detection. Sebagaimana kendaraan bawah laut yang lain, CURV-21 juga sudah dilengkapi pencitraan beresolusi tinggi, termasuk rekaman dengan televisi berwarna.
Sementara itu insiden yang terkait dengan F/A-18 ini adalah ketiga kalinya dalam waktu kurang dari setahun, Angkatan Laut Barat harus mengirim perlaatan tambahan untuk memulihkan pesawat tempur berbasis kapal induk dari air. Pada akhir tahun 2021 mereka mengangkat bangkai F-35B Inggris dari Laut Mediterania, sementara pada awal tahun 2022; giliran F-35C US Navy dievakuasi dari Laut China Selatan.
Sebelunmya pada bulan Maret 2021, CURV-21 juga berhasil mengangkat helikopter anti kapal selam MH-60S Sea Hawk milik US Navy yang tenggelam pada kedalaman 5.814 meter di lepas Pantai Okinawa. Operasi itu merupakan operasi pengangkatan terdalam di dunia sampai saat ini. Helikopter MH-60S Seahawk yang dioperasikan oleh Sea Combat Squadron 12 (HSC-12) “Golden Falcons” jatuh ke Laut Filipina, sekitar 92 mil laut timur Okinawa pada tanggal 25 Januari 2020. Saat itu, helikopter sedang melakukan operasi dari kapal komando amfibi USS Blue Ridge (LCC-19). Dalam insiden itu, seluruh awak helikopter dapat menyelamatkan diri.
Sebelum dipecahkan oleh CURV-21, rekor pengangkatan terdalam di dunia dipecahkan pada tahun 2015, yaitu dalam operasi pengangkatan 100 ton koin perak di kapal SS City of Cairo. Kapal tersebut tenggelam di selatan Pulau St Helena, Samudera Atlantik pada kedalaman 5.150 meter.
Referensi Tulisan: USNI News
Sumber Foto: sudah tertera di atas
F/A-18E Super Hornet yang ditugaskan ke Carrier Air Wing (CVW 1), yang bermarkas di kapal USS Harry S. Truman (CVN 75) yang tersapu ke laut karena cuaca buruk yang tidak terduga di Laut Mediterania pada 8 Juli 2022. Untungnya dalam insiden itu tidak ada korban jiwa,
Sebagai tambahan informasi, pesawat itu ditemukan oleh tim dari Task Force (CTF) 68, Supervisor of Salvage and Diving , Naval Strike Fighter Wing Atlantic, dan Armada Keenam AS yang juga melibatkan kapal konstruksi multiguna (MPV) Everest. Tim evakuasi juga termasuk anggota dari Phoenix International, perusahaan penyelamatan maritim yang membantu dalam pemulihan F-35C Lightning II Joint Strike Fighter dari Pasifik setelah kecelakaan awal Januari 2022 di kapal induk USS Carl Vinson (CVN-70).
Quote:
Mengutip artikel USNI NewsAngkatan Laut AS akan membawa Super Hornet yang telah dipulihkan ke pangkalan militer yang tidak ditentukan di Eropa dan pada akhirnya akan mengangkut jet itu ke AS. US Navy juga masih belum memberikan rincian terkait kejadian yang menimpa Super Hornet.
Namun, beberapa analis militer mengatakan jika Super Hornet yang nyemplung ke Laut Mediterania akibat dari microburst, yakni hembusan angin yang sangat kencang dan punya kecepatan hingga 160 km/jam. Kekuatan microburst tersebut yang akhirnya membuat Super Hornet yang punya berat kosong 14,5 ton sampai tersapu dari dek kapal induk. Sementara itu kapal induk USS Harry S Truman sendiri mulai dikerahkan ke Laut Mediterania sejak bulan Desember 2021.
Meski Super Hornet tak secanggih F-35B yang sama-sama nyemplung ke Laut Mediterania, tapi pesawat ini merupakan varian paling mutakhir dari keluarga Hornet. Ada kemungkinan bahwa musuh potensial lainnya dapat memperoleh informasi/teknologi sensitif dari F/A-18 yang juga dilengkapi dengan banyak teknologi canggih seperti sistem radar, perangkat peperangan elektronik, sistem berbagi data, dan sistem perangkat lunak. Beberapa media juga menyebut jika pesawat yang jatuh ke laut tersebut membawa beberapa rudal.
Terima Kasih CURV-21 !!!
Dalam misi pemulihan (recovery) Super Hornet tak lepas dari jasa CURV-21, merupakan kendaraan/robot bawah laut khusus untuk melakukan misi evakuasi dari dasar laut. CURV-21 dilengkapi dengan sonar dan kamera untuk membantu menemukan dan mengeksplorasi lebih lanjut objek menarik di dasar laut. Upaya pemulihan Super Hornet juga menyoroti kapasitas Angkatan Laut AS untuk melakukan operasi pencarian dan pemulihan laut dalam internasional.
CURV-21 memiliki berat 2.900 kg dan dirancang untuk misi deep ocean salvage requirements.Di mana CURV-21 bisa menyelam dan beroperasi sampai kedalaman 6.000 meter. Wahana spesialis bawah laut ini dapat dikendalikan lewat six degrees of motion dengan fungsi auto control untuk mengidentifikasi kedalaman, ketinggian dan arah.
CURV-21 dikendalikan menggunakan kabel optik. Dengan koneksi kabel optik, CIRV-21 dibekali lengan robotik, side scan sonar, sonar CTFM untuk mendeteksi lokasi sasaran dan pinger detection. Sebagaimana kendaraan bawah laut yang lain, CURV-21 juga sudah dilengkapi pencitraan beresolusi tinggi, termasuk rekaman dengan televisi berwarna.
Quote:
Sementara itu insiden yang terkait dengan F/A-18 ini adalah ketiga kalinya dalam waktu kurang dari setahun, Angkatan Laut Barat harus mengirim perlaatan tambahan untuk memulihkan pesawat tempur berbasis kapal induk dari air. Pada akhir tahun 2021 mereka mengangkat bangkai F-35B Inggris dari Laut Mediterania, sementara pada awal tahun 2022; giliran F-35C US Navy dievakuasi dari Laut China Selatan.
Sebelunmya pada bulan Maret 2021, CURV-21 juga berhasil mengangkat helikopter anti kapal selam MH-60S Sea Hawk milik US Navy yang tenggelam pada kedalaman 5.814 meter di lepas Pantai Okinawa. Operasi itu merupakan operasi pengangkatan terdalam di dunia sampai saat ini. Helikopter MH-60S Seahawk yang dioperasikan oleh Sea Combat Squadron 12 (HSC-12) “Golden Falcons” jatuh ke Laut Filipina, sekitar 92 mil laut timur Okinawa pada tanggal 25 Januari 2020. Saat itu, helikopter sedang melakukan operasi dari kapal komando amfibi USS Blue Ridge (LCC-19). Dalam insiden itu, seluruh awak helikopter dapat menyelamatkan diri.
Sebelum dipecahkan oleh CURV-21, rekor pengangkatan terdalam di dunia dipecahkan pada tahun 2015, yaitu dalam operasi pengangkatan 100 ton koin perak di kapal SS City of Cairo. Kapal tersebut tenggelam di selatan Pulau St Helena, Samudera Atlantik pada kedalaman 5.150 meter.
Quote:
Referensi Tulisan: USNI News
Sumber Foto: sudah tertera di atas






69banditos dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan