- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Indonesia Disebut Media Asing Sebagai Pembeli Baru Rudal BrahMos | Mari Kita Bahas


TS
si.matamalaikat
Indonesia Disebut Media Asing Sebagai Pembeli Baru Rudal BrahMos | Mari Kita Bahas
Quote:
Jauh dari keramaian kunjungan Mak Pelosi ke Taiwan, ada kabar mengejutkan datang dari dalam negeri. Pasalnya beberapa media asing menyebut jika Indonesia dan 3 negara lainnya kan menjadi pembeli baru rudal anti kapal BrahMos racikan India dan Rusia. Di kawasan Asia Tenggara, nama Vuetnam dan Malaysia juga disebut. Sementara satu negara lain masih belum pasti, beberapa nmenyebut nama Saudi atau UEA. Kemungkinan besar negara keempat datang dari Timur Tengah.
Mengutip artikel Financial Express, pada 19 Juli 2022; artikel mereka menyebutkan jika sebuah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya telah mengkonfirmasi ke Financial Express bahwa pembicaraan dengan Indonesia masih berlanjut.
“Pembicaraan dengan Indonesia sedang dalam tahap lanjut untuk ekspor rudal jelajah supersonik BrahMos Indo-Rusia. Kesepakatan itu bisa saja ditandatangani lebih awal, namun karena masalah internal negara itu, pada akhir tahun, atau awal tahun depan kesepakatan itu diharapkan akan disepakati.”Ujar sebuah sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut kepada Financial Express.
Jika berita itu benar, Indonesia akan menjadi negara anggota Asean kedua setelah Filipina yang mengimpor rudal dari India tersebut. Sebagai pengingat, pada awal tahun ini, India dan Filipina telah menandatangani kontrak senilai USD 374,96 juta untuk memasok satu baterai varian rudal jelajah supersonik BrahMos anti kapal berbasis pantai. Hal ini menjadikan Filipina sebagai negara anggota Asean pertama yang mengimpor rudal tersebut dari India.
Financial Expressmenyebut jika negara-negara Asean telah mendekati India untuk akuisisi Rudal BrahMos dan Akash selama pertemuan 10 pemimpin Asean selama acara ASEAN-India Commemorative Summit di New Delhi pada Januari 2018. Pada tahun yang sama, Indonesia disebut sebagai salah satu peminat rudal BrahMos.
Rudal BrahMos yang diharapkan diimpor dari India akan dipasang di kapal perang Indonesia. Sebuah tim dari usaha patungan BrahMos Aerospace antara New Delhi dan Moskow telah mengunjungi galangan kapal Indonesia untuk mempelajari kemungkinan pemasangan rudal tersebut menurut laporan Financial Express.
Di sisi lain Vietnam juga telah berbicara dengan India untuk rudal BrahMos dan Akash. Pembicaraan juga sedang berlangsung dengan Malaysia untuk Rudal BrahMos, yang baru dalam tahap awal. Sementara kesepakatan dengan Indonesia yang diharapkan akan tercapai akhir tahun/awal tahun depan, itu akan memberikan India sebuah strategis di kawasan Asean serta memberikan dorongan bagi perekonomian mereka.
Moskow tentu tidak keberatan menjual rudal BrahMos ke Indonesia, pasalnya negara kita juga sudah membeli produk senjata rusia berupa jet tempur Su-27/30, kendaraan tempur amfibi BMP-3F, helikopter Mi-17 dan Mi-35 serta rudal anti kapal Yakhont. Indonesia juga tidak akan terkena sanksi CAATSA dari AS jika membeli BrahMos, karena ada teknologi Rusia di rudal tersebut; selain faktor India yang sudah kebal CAATSA. Penggunaan BrahMos untuk melawan ancaman China tentu akan disetujui AS.
Hubungan bilateral antara kedua negara semakin dalam selama bertahun-tahun. Indonesia dianggap sebagai mitra penting dalam kebijakan “Act East” India. Pada tahun 2018, Financial Expressmelaporkan bahwa, hubungan bilateral kedua negara telah meningkat menjadi "Comprehensive Strategic Partnership" ketika Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi Indonesia.
Pilar utama kemitraan ini didasarkan pada kerjasama pertahanan dan keamanan maritim. Dan pada tahun 2018, Latihan Bilateral Angkatan Laut India dan Angkatan Laut Indonesia yang pertama dan diberi nama 'Samudra Shakti' berlangsung. Latihan perdana ini berfokus pada peningkatan interoperabilitas, memperluas kerjasama maritim, dan bertukar pengalaman.
Di sisi lain, India dan Indonesia adalah tetangga pesisir di Samudera Hindia dan kedua belah pihak telah bekerja untuk memperkuat hubungan militer. Mengingat kehadiran China yang berkembang di Kawasan Samudra Hindia dan aktivitasnya di dekat Kepulauan Natuna, baik India maupun indonesia bekerja untuk memperdalam kerja sama maritim dan memastikan jalur komunikasi laut yang aman di Indo-Pasifik yang lebih luas.
China secara tegas mengklaim sembilan garis putus-putus atau nine dash linedi sekitar wilayah laut yang berdekatan dengan kawasan Asean. Indonesia, Vietnam dan Filipina adalah tiga negara yang secara langsung sering memergoki kapal perang hingga nelayan China memasuki wilayahnya tanpa izin. Sementara Malaysia beberapa kali mencegat pesawat tempur China yang tersesat ke wilayah udara mereka.
Selain bermasalah dengan Asean, China juga memiliki masalah dengan India; yang juga terkait sengketa perbatasan. Selama tiga tahun terakhir, kedua negara terlibat dalam kebuntuan perbatasan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC) – perbatasan de facto antara India dan China. Pada saat yang sama, Angkatan Laut China semakin meningkatkan serangan ke Wilayah Samudra Hindia (IOR/Indian Ocean Region), yang dianggap India sebagai halaman belakang dan di bawah lingkup pengaruhnya. Oleh karena itu mengekspor rudal BrahMos ke negara-negara yang bersengketa dengan China di LCS membantu memperketat peningkatkan tekanan yang dihadapi China di halaman belakangnya sendiri.
Menurut para ahli, rudal BrahMos akan memungkinkan negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Vietnam untuk menggunakan versi mereka sendiri dari strategi anti-akses/area denial (A2/AD) yang sebenarnya dirancang oleh China untuk melawan Angkatan Laut AS di LCS. Konflik yang dibuat China kini membuka jalan bagi India sebagai pengekspor senjata baru di Asean.
BrahMos adalah rudal jelajah supersonik yang dapat diluncurkan dari pesawat, kapal, platform darat, dan kapal selam. Rudal ini bisa terbang dengan kecepatan Mach 2,8. BrahMos sendiri dikembangkan dengan anggaran sebesar $300 juta. Pada 12 Februari 1998 India dan Rusia melakukan kerja sama membuat rudal, Indian Defence Research and Development Organisation (DRDO) serta NPO Mashinostroyeniya akhirnya membentuk manufaktur BrahMos Aerospace. Nama rudal BrahMos sendiri diambil dari nama sungai Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia.
Pada 18 Oktober 2020, rudal BrahMos versi angkatan laut diuji tembak dari sebuah kapal perusak siluman Angkatan Laut India (IAF) di Laut Arab. Sementara Angkatan Udara India pada 30 Oktober melakukan uji coba rudal BrahMos versi udara dari pesawat tempur Su-30MKI di Teluk Benggala. IAF saat ini telah berhasil memasang rudal jelajah supersonik BrahMos 40 jet tempur Su-30MKI.
Sementara rudal BrahMos versi permukaan ke permukaan dioperasikan oleh Angkatan Darat India. Rudal terbaru ini memiliki jangkauan jelajah hingga 400 km, sebagai peningkatan dari versi sebelumnya yang hanya 290 km. Untuk menuju sasaran di jarak ratusan kilometer, ketinggian jelajah rudal adalah 14.000 meter, sementara saat mendekati sasaran (terminal phase) ketinggian terbangnya adalah 5 sampai 15 meter.
Rudal BrahMos adalah salah satu rudal jelajah supersonik tercepat di dunia. Karena kecepatannya bisa tembus Mach 2.8 – hampir tiga kali kecepatan suara, rudal ini sangat sulit untuk dicegat. Rudal BrahMos sepanjang 8,4 meter dapat membawa hulu ledak konvensional seberat 300 kilogram. Varian rudal saat ini memiliki jangkauan sekitar 400 kilometer. Namun, jangkauan rudal versi ekspor dibatasi pada 290 kilometer untuk mematuhi aturan Missile Technology Control Regime (MTCR) sejauh 300 kilometer.
Rudal BrahMos adalah campuran antara kecepatan tinggi dan kekuatan destruktif yang sangat besar. Rudal versi darat dan laut berbobot 2,9 ton, sedangkan versi udara lebih ringan, seberat 2,5 ton, sehingga dapat ditembakkan dari platform bergerak. BrahMos untuk Angkatan Darat India (Block I dan Block II) masuk operasional tahun 2007. Sementara BrahMos untuk Angkatan Laut India (Block I) telah beroperasional sejak 2013. Delapan kapal perang permukaan India telah dilengkapi rudal ini menggunakan delapa sistem peluncur vertikal (VLS). Sementara BrahMos untuk Angkatan Udara India mulai berdinas pada 2020.
Sejujurnya kabar pembelian rudal BrahMos untuk Indonesia memang masih belum bisa dipastikan gan, karena belum ada konfirmasi resmi dari pihak Indonesia. Sebagai warga negara sekaligus Kskuser yang belum tertular virus "overproud", tentu kita harus bijak menyikapi berita ini.
Jujur, kalau berita itu benar; maka kita tentu bisa lega. Pasalnya uang pajak yang kita bayar benar-benar digunakan untuk hal yang berfaedah. Tetapi kita jiga masih punya tunggakan Rp 7,7 triliun dalam program KF-21 Boramae. Lalu, dari mana uang untuk membeli rudal ini ? Apakah uang pembayaran rudal akan dicicil seperti program KF-21 ?
Pembelian BrahMos tentu merupakan lompatan yang jauh bagi TNI AL, pasalnya setelah mengoperasikan rudal anti kapal Yakhnot buatan Rusia; mengoperasikan BrahMos yang ada cita rasa Rusia-nya tentu pilihan yang logis. Meski versi ekspor nanti punya jarak jangkauan yang sama dengan Yakhnot, yakni sekitar 300 km.
Banyak media menyebut jika perwakilan dari BrahMos Aerospace telah mengunjungi galangan kapal di Indonesia untuk integrasi rudal BrahMos di kapal perang (entah kapan kunjungannya). Pertanyaannya kapal mana yang akan dipasangi BrahMos ? Indonesia berencana memesan 8 kapal fregat dari Italia, selain itu PT PAL juga akan memproduksi dua kapal fregat Arrowhead 140 di bawah lisensi, yang merupakan produk Babcock, perusahaan asal Inggris.
Arrowhead 140 yang kabarnya bisa dibangun hanya dalam waktu 69 bulan ini akan dipasangi peluncur rudal vertikal jarak sedang (Vertical launcher missile surface to air medium range) 3×8 cells, peluncur rudal vertikal ke udara dengan jauh (Vertical launcher Missile Suraface to Air Long range) 4×8 cells, dan peluncur rudal vertikal ke permukaan dengan jarak jauh (Vertical launcher missile surface to surface long range) 2×8 cells.
Sementara itu kemungkinan BrahMos akan dipasang pada Arrowhead 140 atau juga FREMM di masa depan, sebagai gambaran bagi agan; Bergamini Class (FREMM) mengadopsi rudal pertahanan udara VLS (Vertical Launch System) dengan peluncur Sylver A50 untuk 15 rudal Aster 15/30. Bicara tentang rudal anti kapal, VLS milik FREMM Italia memakai rudal Teseo\Otomat Mk-2/A. Kelak 4 kapal FREMM akan dibangun di Italia, dan dua kapal dibangun di Surabaya.
Sementara itu kapal Maestrale Class yang merupakan bekas pakai Italia, dan juga dibeli Indonesia adalah kapal yang dibuat khusus untuk misi anti kapal selam. Tapi kapal juga bisa melakukan misi anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Maestrale Class dibekali 4 peluncur rudal anti kapal TESEO Mk-2, 1 unit Albatross octuple Aspide SAM launcher, 1 meriam Otobreda 127 mm, dua unit Oto Melara Twin 40L70 DARDO CIWS, serta 2 peluncur torpedo 324 mm dalam triple tubes.
Tetapi saat kesepakatan BrahMos masih belum deal, masih sulit menerka kapal mana yang akan dipasangi BrahMos. Maestrale Class yang tinggal pakai bisa jadi opsi, sementara Arrowhead 140 dan FREMM bisa dilengkapi rudal yang sama di masa depan.
Namun, thread ini merupakan pembahasan versi TS; setidaknya ane bisa memberi sedikit gambaran kepada agan-agan sekalian tentang BrahMos dan rencana akusisi Indonesia. Soal rencana untuk akuisisi BrahMos, selanjutnya kita serahkan saja pada Pak Prabowo dan Ibu Sri Mulyani
Referensi Tulisan: Financial Express& eurasiantimes.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Mengutip artikel Financial Express, pada 19 Juli 2022; artikel mereka menyebutkan jika sebuah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya telah mengkonfirmasi ke Financial Express bahwa pembicaraan dengan Indonesia masih berlanjut.
“Pembicaraan dengan Indonesia sedang dalam tahap lanjut untuk ekspor rudal jelajah supersonik BrahMos Indo-Rusia. Kesepakatan itu bisa saja ditandatangani lebih awal, namun karena masalah internal negara itu, pada akhir tahun, atau awal tahun depan kesepakatan itu diharapkan akan disepakati.”Ujar sebuah sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut kepada Financial Express.
Quote:
Jika berita itu benar, Indonesia akan menjadi negara anggota Asean kedua setelah Filipina yang mengimpor rudal dari India tersebut. Sebagai pengingat, pada awal tahun ini, India dan Filipina telah menandatangani kontrak senilai USD 374,96 juta untuk memasok satu baterai varian rudal jelajah supersonik BrahMos anti kapal berbasis pantai. Hal ini menjadikan Filipina sebagai negara anggota Asean pertama yang mengimpor rudal tersebut dari India.
Financial Expressmenyebut jika negara-negara Asean telah mendekati India untuk akuisisi Rudal BrahMos dan Akash selama pertemuan 10 pemimpin Asean selama acara ASEAN-India Commemorative Summit di New Delhi pada Januari 2018. Pada tahun yang sama, Indonesia disebut sebagai salah satu peminat rudal BrahMos.
Rudal BrahMos yang diharapkan diimpor dari India akan dipasang di kapal perang Indonesia. Sebuah tim dari usaha patungan BrahMos Aerospace antara New Delhi dan Moskow telah mengunjungi galangan kapal Indonesia untuk mempelajari kemungkinan pemasangan rudal tersebut menurut laporan Financial Express.
Quote:
Di sisi lain Vietnam juga telah berbicara dengan India untuk rudal BrahMos dan Akash. Pembicaraan juga sedang berlangsung dengan Malaysia untuk Rudal BrahMos, yang baru dalam tahap awal. Sementara kesepakatan dengan Indonesia yang diharapkan akan tercapai akhir tahun/awal tahun depan, itu akan memberikan India sebuah strategis di kawasan Asean serta memberikan dorongan bagi perekonomian mereka.
Moskow tentu tidak keberatan menjual rudal BrahMos ke Indonesia, pasalnya negara kita juga sudah membeli produk senjata rusia berupa jet tempur Su-27/30, kendaraan tempur amfibi BMP-3F, helikopter Mi-17 dan Mi-35 serta rudal anti kapal Yakhont. Indonesia juga tidak akan terkena sanksi CAATSA dari AS jika membeli BrahMos, karena ada teknologi Rusia di rudal tersebut; selain faktor India yang sudah kebal CAATSA. Penggunaan BrahMos untuk melawan ancaman China tentu akan disetujui AS.
Kerja Sama Indonesia-India
Hubungan bilateral antara kedua negara semakin dalam selama bertahun-tahun. Indonesia dianggap sebagai mitra penting dalam kebijakan “Act East” India. Pada tahun 2018, Financial Expressmelaporkan bahwa, hubungan bilateral kedua negara telah meningkat menjadi "Comprehensive Strategic Partnership" ketika Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi Indonesia.
Pilar utama kemitraan ini didasarkan pada kerjasama pertahanan dan keamanan maritim. Dan pada tahun 2018, Latihan Bilateral Angkatan Laut India dan Angkatan Laut Indonesia yang pertama dan diberi nama 'Samudra Shakti' berlangsung. Latihan perdana ini berfokus pada peningkatan interoperabilitas, memperluas kerjasama maritim, dan bertukar pengalaman.
Di sisi lain, India dan Indonesia adalah tetangga pesisir di Samudera Hindia dan kedua belah pihak telah bekerja untuk memperkuat hubungan militer. Mengingat kehadiran China yang berkembang di Kawasan Samudra Hindia dan aktivitasnya di dekat Kepulauan Natuna, baik India maupun indonesia bekerja untuk memperdalam kerja sama maritim dan memastikan jalur komunikasi laut yang aman di Indo-Pasifik yang lebih luas.
Klaim Sepihak yang Justru Menguntungkan Rival China
China secara tegas mengklaim sembilan garis putus-putus atau nine dash linedi sekitar wilayah laut yang berdekatan dengan kawasan Asean. Indonesia, Vietnam dan Filipina adalah tiga negara yang secara langsung sering memergoki kapal perang hingga nelayan China memasuki wilayahnya tanpa izin. Sementara Malaysia beberapa kali mencegat pesawat tempur China yang tersesat ke wilayah udara mereka.
Selain bermasalah dengan Asean, China juga memiliki masalah dengan India; yang juga terkait sengketa perbatasan. Selama tiga tahun terakhir, kedua negara terlibat dalam kebuntuan perbatasan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC) – perbatasan de facto antara India dan China. Pada saat yang sama, Angkatan Laut China semakin meningkatkan serangan ke Wilayah Samudra Hindia (IOR/Indian Ocean Region), yang dianggap India sebagai halaman belakang dan di bawah lingkup pengaruhnya. Oleh karena itu mengekspor rudal BrahMos ke negara-negara yang bersengketa dengan China di LCS membantu memperketat peningkatkan tekanan yang dihadapi China di halaman belakangnya sendiri.
Menurut para ahli, rudal BrahMos akan memungkinkan negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Vietnam untuk menggunakan versi mereka sendiri dari strategi anti-akses/area denial (A2/AD) yang sebenarnya dirancang oleh China untuk melawan Angkatan Laut AS di LCS. Konflik yang dibuat China kini membuka jalan bagi India sebagai pengekspor senjata baru di Asean.
Sekilas Tentang BrahMos
BrahMos adalah rudal jelajah supersonik yang dapat diluncurkan dari pesawat, kapal, platform darat, dan kapal selam. Rudal ini bisa terbang dengan kecepatan Mach 2,8. BrahMos sendiri dikembangkan dengan anggaran sebesar $300 juta. Pada 12 Februari 1998 India dan Rusia melakukan kerja sama membuat rudal, Indian Defence Research and Development Organisation (DRDO) serta NPO Mashinostroyeniya akhirnya membentuk manufaktur BrahMos Aerospace. Nama rudal BrahMos sendiri diambil dari nama sungai Brahmaputra di India dan Moskva di Rusia.
Pada 18 Oktober 2020, rudal BrahMos versi angkatan laut diuji tembak dari sebuah kapal perusak siluman Angkatan Laut India (IAF) di Laut Arab. Sementara Angkatan Udara India pada 30 Oktober melakukan uji coba rudal BrahMos versi udara dari pesawat tempur Su-30MKI di Teluk Benggala. IAF saat ini telah berhasil memasang rudal jelajah supersonik BrahMos 40 jet tempur Su-30MKI.
Sementara rudal BrahMos versi permukaan ke permukaan dioperasikan oleh Angkatan Darat India. Rudal terbaru ini memiliki jangkauan jelajah hingga 400 km, sebagai peningkatan dari versi sebelumnya yang hanya 290 km. Untuk menuju sasaran di jarak ratusan kilometer, ketinggian jelajah rudal adalah 14.000 meter, sementara saat mendekati sasaran (terminal phase) ketinggian terbangnya adalah 5 sampai 15 meter.
Quote:
Rudal BrahMos adalah salah satu rudal jelajah supersonik tercepat di dunia. Karena kecepatannya bisa tembus Mach 2.8 – hampir tiga kali kecepatan suara, rudal ini sangat sulit untuk dicegat. Rudal BrahMos sepanjang 8,4 meter dapat membawa hulu ledak konvensional seberat 300 kilogram. Varian rudal saat ini memiliki jangkauan sekitar 400 kilometer. Namun, jangkauan rudal versi ekspor dibatasi pada 290 kilometer untuk mematuhi aturan Missile Technology Control Regime (MTCR) sejauh 300 kilometer.
Rudal BrahMos adalah campuran antara kecepatan tinggi dan kekuatan destruktif yang sangat besar. Rudal versi darat dan laut berbobot 2,9 ton, sedangkan versi udara lebih ringan, seberat 2,5 ton, sehingga dapat ditembakkan dari platform bergerak. BrahMos untuk Angkatan Darat India (Block I dan Block II) masuk operasional tahun 2007. Sementara BrahMos untuk Angkatan Laut India (Block I) telah beroperasional sejak 2013. Delapan kapal perang permukaan India telah dilengkapi rudal ini menggunakan delapa sistem peluncur vertikal (VLS). Sementara BrahMos untuk Angkatan Udara India mulai berdinas pada 2020.
Apakah Indonesia Akan Membeli BrahMos ?
Sejujurnya kabar pembelian rudal BrahMos untuk Indonesia memang masih belum bisa dipastikan gan, karena belum ada konfirmasi resmi dari pihak Indonesia. Sebagai warga negara sekaligus Kskuser yang belum tertular virus "overproud", tentu kita harus bijak menyikapi berita ini.
Jujur, kalau berita itu benar; maka kita tentu bisa lega. Pasalnya uang pajak yang kita bayar benar-benar digunakan untuk hal yang berfaedah. Tetapi kita jiga masih punya tunggakan Rp 7,7 triliun dalam program KF-21 Boramae. Lalu, dari mana uang untuk membeli rudal ini ? Apakah uang pembayaran rudal akan dicicil seperti program KF-21 ?
Pembelian BrahMos tentu merupakan lompatan yang jauh bagi TNI AL, pasalnya setelah mengoperasikan rudal anti kapal Yakhnot buatan Rusia; mengoperasikan BrahMos yang ada cita rasa Rusia-nya tentu pilihan yang logis. Meski versi ekspor nanti punya jarak jangkauan yang sama dengan Yakhnot, yakni sekitar 300 km.
Quote:
Banyak media menyebut jika perwakilan dari BrahMos Aerospace telah mengunjungi galangan kapal di Indonesia untuk integrasi rudal BrahMos di kapal perang (entah kapan kunjungannya). Pertanyaannya kapal mana yang akan dipasangi BrahMos ? Indonesia berencana memesan 8 kapal fregat dari Italia, selain itu PT PAL juga akan memproduksi dua kapal fregat Arrowhead 140 di bawah lisensi, yang merupakan produk Babcock, perusahaan asal Inggris.
Arrowhead 140 yang kabarnya bisa dibangun hanya dalam waktu 69 bulan ini akan dipasangi peluncur rudal vertikal jarak sedang (Vertical launcher missile surface to air medium range) 3×8 cells, peluncur rudal vertikal ke udara dengan jauh (Vertical launcher Missile Suraface to Air Long range) 4×8 cells, dan peluncur rudal vertikal ke permukaan dengan jarak jauh (Vertical launcher missile surface to surface long range) 2×8 cells.
Quote:
Sementara itu kemungkinan BrahMos akan dipasang pada Arrowhead 140 atau juga FREMM di masa depan, sebagai gambaran bagi agan; Bergamini Class (FREMM) mengadopsi rudal pertahanan udara VLS (Vertical Launch System) dengan peluncur Sylver A50 untuk 15 rudal Aster 15/30. Bicara tentang rudal anti kapal, VLS milik FREMM Italia memakai rudal Teseo\Otomat Mk-2/A. Kelak 4 kapal FREMM akan dibangun di Italia, dan dua kapal dibangun di Surabaya.
Sementara itu kapal Maestrale Class yang merupakan bekas pakai Italia, dan juga dibeli Indonesia adalah kapal yang dibuat khusus untuk misi anti kapal selam. Tapi kapal juga bisa melakukan misi anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Maestrale Class dibekali 4 peluncur rudal anti kapal TESEO Mk-2, 1 unit Albatross octuple Aspide SAM launcher, 1 meriam Otobreda 127 mm, dua unit Oto Melara Twin 40L70 DARDO CIWS, serta 2 peluncur torpedo 324 mm dalam triple tubes.
Tetapi saat kesepakatan BrahMos masih belum deal, masih sulit menerka kapal mana yang akan dipasangi BrahMos. Maestrale Class yang tinggal pakai bisa jadi opsi, sementara Arrowhead 140 dan FREMM bisa dilengkapi rudal yang sama di masa depan.
Namun, thread ini merupakan pembahasan versi TS; setidaknya ane bisa memberi sedikit gambaran kepada agan-agan sekalian tentang BrahMos dan rencana akusisi Indonesia. Soal rencana untuk akuisisi BrahMos, selanjutnya kita serahkan saja pada Pak Prabowo dan Ibu Sri Mulyani

Quote:
Referensi Tulisan: Financial Express& eurasiantimes.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas






scorpiolama dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.6K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan