Paket Muslim-Muslim dalam Pilpres Nigeria Diprotes Kalangan Kristen

Kamis, 28 Juli 2022 | 20:10 WIB


Paket Muslim-Muslim yang diprotes kalangan Kristen di Nigeria. (Premium Times Nigeria)

ABUJA (Katolikku.com) - Lebih dari 10.000 orang Kristen Nigeria menggelar aksi protes di ibu kota negara Afrika itu menentang pencalonan presiden yang semuanya Muslim untuk partai yang berkuasa di Nigeria. Mereka mengungkapkan keprihatinan atas toleransi beragama.

Protes berlangsung di Abuja pada 15 Juli 2022, dengan isu utama adalah tiket Muslim-Muslim yang dibuat oleh Bola Ahmed Tinubu, kandidat dari partai All Progressives Congress.

Presiden Muhammadu Buhari, seorang Muslim Fulani, dibatasi masa jabatannya dan tidak dapat mencari masa jabatan lagi. Wakil presidennya adalah Yemi Osinbajo, seorang Kristen.

Tinubu, seorang Muslim dan mantan gubernur negara bagian Lagos, telah menimbulkan kontroversi karena memiliki sesama Muslim Kashim Shettima, mantan gubernur negara bagian Borno, sebagai pasangannya untuk pemilihan presiden berikutnya yang dijadwalkan pada Februari 2023.

Demonstran berbaris di Vila Presiden dan mengajukan surat protes kepada pemerintah federal Nigeria, menurut Daily Post Nigeria yang berbasis di Abuja.

Protes itu dipimpin oleh Komunitas Semua Orang Kristen di Nigeria Utara, yang pemimpinnya, Moses Adams.

Kepada Daily Post dia mengatakan bahwa tidak adanya calon wakil presiden Kristen dalam tiket itu "tidak dapat diterima dan merupakan resep untuk menciptakan perpecahan tajam antara Muslim dan Kristen di negara ini."

Sejak 1999, menurut Moses, tradisi dalam pemilu demokratis adalah semua partai politik memiliki satu orang Kristen dan satu Muslim di tiket kampanye presiden mereka.

Hal ini disebabkan sebagian penduduk negara yang secara kasar terbagi antara dua agama besar, dengan Islam mendominasi utara dan Kristen mendominasi selatan.

Musa percaya tiket Muslim-Muslim menunjukkan pengabaian terhadap komunitas Kristen Nigeria.

Kelompok-kelompok seperti Evangelical Church Winning All denomination dan organisasi advokasi terkemuka Christian Association of Nigeria juga telah menyatakan keprihatinan atas tiket tersebut.

Kayode Fayemi, seorang gubernur yang mendukung APC, baru-baru ini meminta CAN untuk mengambil kesempatan untuk menyampaikan pandangannya kepada APC daripada memprotes susunan agama dari tiket tersebut.

“Kepemimpinan Kristen harus menggunakan tantangan saat ini sebagai kesempatan untuk mengajukan piagam tuntutan kepada semua kandidat politik, terutama partai kami (APC), yang menguraikan kondisi minimum yang tidak dapat direduksi yang dapat diterima oleh orang Kristen,” kata Fayemi, seperti dikutip Premium Times Nigeria.

“Sebuah piagam tuntutan yang akan mewakili nilai-nilai yang Anda khotbahkan kepada kami di gereja menyoroti keprihatinan kami, menekankan tempat Susunan Kristen dalam proyek Nigeria dan kemudian menempatkan tuntutan kami di hadapan para pemimpin politik. Saya ingin Gereja mengatur debat seputar masalah yang menjadi perhatian di antara semua kandidat."

Tidak semua orang Kristen

Tidak semua orang Kristen marah dengan tiket Muslim-Muslim. Ulama Kristen Progresif Ketua Zona Barat Laut, Pendeta Moses Bitrus dari Kementerian Kebangkitan dan Bersinar Nabi Kaduna, baru-baru ini meminta orang Kristen untuk lebih peduli tentang pemilihan pemimpin yang dapat mengatasi masalah keamanan Nigeria yang meningkat.

“Nigeria sedang runtuh dan membutuhkan pemimpin dengan rekam jejak kinerja yang terbukti yang diperlengkapi secara memadai untuk melawan ancaman pemberontakan dengan segala keseriusan,” kata Bitrus dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Vanguard.

“Kami membutuhkan pemimpin yang berkomitmen dengan kapasitas untuk memenuhi janji kampanye tanpa alasan setelah terpilih."

"Ini di antara beberapa alasan mengapa kami tidak setuju dengan Christian Association of Nigeria (CAN) dan gereja-gereja lain yang menentang masalah Tiket Muslim-Muslim," tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Nigeria utara telah menjadi sarang kekerasan. Munculnya kelompok-kelompok ekstremis Islam seperti Boko Haram dan Negara Islam Provinsi Afrika Barat telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Komunitas pertanian yang didominasi Kristen di negara bagian Sabuk Tengah Nigeria telah diserang dan diusir dari tanah mereka oleh penggembala radikal yang mayoritas Muslim. Ribuan orang dilaporkan tewas dalam kekerasan yang meningkat sejak 2016.

Organisasi non-pemerintah Kristen dan beberapa aktivis hak asasi manusia berpendapat bahwa agama memainkan peran dalam kekerasan yang terjadi di Sabuk Tengah dan dapat mencapai tingkat genosida.

Namun, Presiden Buhari dan pemerintahannya berpendapat bahwa kekerasan itu adalah bagian dari bentrokan petani-penggembala yang telah berlangsung puluhan tahun yang diperburuk oleh dampak perubahan iklim.

Menurut kelompok pengawas penganiayaan Kristen Open Doors USA, setidaknya 4.650 orang Kristen terbunuh di Nigeria antara 1 Oktober 2020, dan 30 September 2021, periode pelaporan untuk laporan tahunan terbaru kelompok itu.

"Di sebagian besar Nigeria utara, orang Kristen menjalani hidup mereka di bawah ancaman serangan terus-menerus dari Boko Haram, Negara Islam Provinsi Afrika Barat atau Islamic State West Africa Province (ISWAP), militan Fulani dan penjahat yang menculik dan membunuh dengan sedikit konsekuensi," kata Open Doors dalam sebuah pernyataan baru-baru ini. laporan.

“Orang-orang Kristen di beberapa negara bagian utara Nigeria juga hidup di bawah hukum Syariah, di mana mereka menghadapi diskriminasi dan perlakuan sebagai warga negara kelas dua. Orang Kristen yang telah berpindah dari Islam juga menghadapi penolakan dari keluarga mereka dan sering ditekan untuk menarik kembali iman mereka kepada Yesus atau menghadapi konsekuensinya." ***

https://www.katolikku.com/news/pr-16...isten?page=all