Tidak dipungkiri: mencari pekerjaan tidak segampang membalikan kedua belah tangan. Menjadi 'buruh pabrik' mungkin bukanlah sebuah cita-cita. Namun pada kenyataannya terkadang menjadi buruh pabrik adalah cara untuk bertahan hidup (sebagai mata pencaharian). Dimulai dari operator produksi, finishing hingga quality control sekalipun selalu dalam bayang-bayang 'tekanan & tuntutan yang terkadang rasanya diluar batas kemampuan seseorang'.

terkadang, beberapa orang mudah mengatakan: kalau tidak suka dengan pekerjaanmu resign. Namun, jika resign tanpa ada pandangan baru pun rasanya kita hanya akan memasuki hutan rimba baru tanpa pengetahuan. Menjalani hari-hari menjadi budak perusahaan dengan berbagai macam tuntutan menjadikan kata 'merdeka' sepertinya hanya sebuah fatamorgana. Disisi lain, sebagian orang yanh bekerja menjadi buruh (mereka sedang memintal harapan dan kebutuhan pokok untuk keluarga tercinta). Miris!!

Ditambah lagi, kebijakan pemerintah yang benar-benar mensejahterakan buruh dengan peraturannya mungkin bisa dibilang (1%nya saja) dibandingkan dengan (99% kesejahteraan bagi perusahaan yang memintal sumbangsih kekayaan dan upeti untuk negara).

------------------------------------------------

UMR - di perusahaan yang skalanya besar dan yang terletak dikota-kota besar memiliki UMR yang tinggi namun bagaimana dengan mereka yang bekerja di perusahaan yang terletak di daerah yang UMR nya rendah. Terkadang juga banyak yang sudah bertahun-tahun bekerja (gajinya masih dibawah UMR dengan sistem kontrak yang harus diperbaharui setiap tahun). Selalu ada saja cara perusahaan memanfaatkan kelemahan power buruh.

-------------------------------------------------

Kesejahteraan 'Buruh' - seperti yang sempat saya singgung diawal bahwa kesejahteraan buruh itu bak "fatamorgana". Banyak perusahaan yang sudah mengatur hak & kewajiban pekerjaannya. Namun prinsip dasar sebuah perusahaan didirikan adalah untuk mendapatkan "laba / keuntungan". Yang tak jarang dijumpai 'mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan pengeluaran sekecil-kecilnya". Tak jarang pula, aturan main yang terkadang saya rasa 'konyol' bahwa ada perusahaan yang telat membayar upah pekerjanya (meski tidak semua perusahaan) Tidak tanggung-tanggung terkadang sampai 7 bahkan 14 hari kerja. Selain itu, Terget, tekanan, standar produksi yang harus sesuai tidak boleh reject / cacat dan bekerja lembur : menjadi bayang-bayang kelam setiap hari tanpa peduli mood, rasa lelah atau bahkan masalah pribadimu masing-masing (udah kayak robot,ya). Jika ada reject / barang cacat terkadang harus ditanggung oleh buruh (dipotong gaji/ cara apapun yg telah ditetapkan perusahaan).
--------------------------------------
Lalu, Apa sukanya menjadi buruh?



Sebetulnya jika dibandingkan dengan dukanya seperti hal diatas 'sukanya menjadi buruh lebih sedikit'. Beberapa hal suka nya menjadi buruh (kuranglebih):

1. Pada Saat Gajian
Jelas, setiap orang yang bekerja selalu menantikan tanggal menerima upah atas keringat yang sudah diperas habis-habisan, atas pikiran yang sudah dipusingkan berbagai pekerjaan dan atas waktu yang telah disandera dibalik dinding besar sebuah perusahaan.

2.Hari Libur
Hari libur / tanggal merah nasional menjadi keniscayaan seorang buruh untuk menikmati waktu: bersama pacar, keluarga, teman atau bahkan menghabiskan waktu untuk tidur seharian.

3.TEMAN SEPERJUANGAN
Seorang buruh tidak sendiri : banyak teman-teman seperjuangan didalamnya yang menguatkan karena merasa satu nasib yang sama. Membicarakan nasib, bercanda tawa dan makan bersama disela-sela istirahat menjadikan hal yang menguatkan satu sama lain.

4.THR
Insentif tambahan THR menjadi salah satu hal yang membahagiakan bagi para buruh. Ada dana tambahan yang diperoleh yang bisa digunakan untuk keluarga atau orang-orang tercinta sebagai hadiah lebaran.

----------------------
Begitulah, sedikit banyak sudut pandang saya mengenai buruh


Mohon maaf jika ada yang kurang atau tidak sesuai dengan kalian yang bekerja di lingkungan pabrik yang baik. Dan silahkan jika ada yang mau ditambahkan dari pengalaman pribadi atau yang lainnya.

Terimakasih