Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
Hai semua!

emoticon-Hai

Selamat malam!

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Seminggu belakangan publik dihebohkan dengan kasus bullyingyang menewaskan seorang bocah kelas 5 SD berusia 11 tahun di Tasikmalaya. F dipaksa menyetubuhi kucing oleh sekelompok anak lalu diejek dan ditertawakan sambil divideokan. Video itu pun tersebar, membuat F semakin dibully oleh teman-temannya di sekolah. Akibatnya F pun depresi, tak mau makan dan minum sampai jatuh sakit dan meninggal dunia di RS pada Minggu 18/7/2022 lalu.

Kasus ini tentunya menambah daftar hitam kasus bullying pada anak di negara ini, yang tentunya sangat disayangkan dan membuat miris. Apalagi pelakunya adalah anak di bawah umur, masih duduk di bangku SD, di mana menurut KPAI, hingga tahun 2021 lalu, pelaku dan korban bully pada anak di Indonesia didominasi oleh siswa SD.

Seberapa seram bully yang dilakukan anak SD?

Berikut saya kumpulkan beberapa cerita warga Twitter tentang pengalaman bully mereka.

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Lantas kenapa ini bisa terjadi?

Berdasarkan apa yang kerap saya lihat di lapangan dan yang saya alami sendiri, ada beberapa faktor yang menyebabkan bully tumbuh subur di lingkungan Sekolah Dasar, yakni:

Guru abai dengan tindakan bullying di sekolah

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
pixabay.com/geralt

Dulu saya juga korban bully di sekolah baru saya. Tepatnya sejak kelas 3 SD, saya pindah ke suatu desa yang cukup jauh dari kota. Sejak saya masuk di sekolah itu, saya sudah mendapat perlakuan tidak menyenangkan karena logat bicara saya diolok-olok. Hari berikutnya fisik saya yang diejek karena saya sangat kurus dan hidung saya dibilang hidung babi. Lalu di waktu berikutnya saya selalu dijahili seperti sepatu saya disembunyikan, buku saya dirobek, selalu jadi sasaran bola waktu olahraga, dijambak, bahkan dikunci di dalam kelas.

Perlakuan ini terus saya terima hingga lulus sekolah. Suatu hari, orang tua saya datang ke sekolah karena saya mengadu atas perlakuan teman-teman saya. Ya, seperti biasa, solusi yang ditawarkan hanya bermaafan dan teguran ringan seperti, "Gak boleh berbuat begitu lagi, ya. Gak baik." Ditambah dengan peringatan kepala sekolah kepada ayah saya untuk gak membesarkan masalah ini. "Ini hanya becandaan anak-anak. Nanti setelah bermaaf-maafan mereka akan main bareng lagi kok."

Saya kira setelah kedatangan orang tua saya ke sekolah, bully yang saya terima akan mereda. Eh, tau-taunya malah menjadi-jadi. Teman-teman menuding saya sebagai anak pengadu dan mengolok saya. Saya kembali melapor kepada guru, tapi guru mengatai saya sebagai anak yang suka cari perhatian. "Kalau kamu gak suka sama teman-temanmu, mending main aja sendiri!" Dan yaa, karena perlakuan itu, saya merasa masa SD saya adalah masa yang paling suram.

Menurut guru itu hanya candaan anak-anak

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
jovee.id

Udah jadi rahasia umum bahwa anak-anak sering dapat pembelaan atas kenakalannya dengan dalih, "Maklum masih anak-anak." atau "Biasa, anak-anak memang suka becanda begitu." Guru ketika melihat sepatu muridnya disembunyikan oleh murid yang lain, mungkin menganggap itu sebagai candaan. Atau ketika melihat muridnya yang rasis dengan menertawakan temannya yang berkulit hitam sebagai gurauan main-main anak-anak. Padahal dari sanalah bully berawal dan seperti itulah wujudnya.

Sesekali guru harus waspada dengan candaan anak-anak ini. Bahwa yang awalnya hanya candaan yang jika dilakukan terus-menerus hingga menjadi teror, itu sudah disebut bully. Lagian kok bisa-bisanya anak-anak rasis dianggap becanda? Menjambak teman dianggap becanda? Menyibak rok teman dianggap bencanda?

Hukuman yang sepele

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
janethes.com

Kasus bully di sekolah sering terselesaikan dengan masalah kekeluargaan. Alasannya, demi menjaga citra sekolah. Memang sih ada beberapa kasus yang gak perlu ditempuh ke jalur hukum, ya, seperti kasus yang saya alami dulu misalnya. Namun, melepas kasus itu cuma dengan minta maaf dan berjabat tangan bukanlah solusi yang bijak. Buktinya setelah bermaaf-maafan pun saya tetap di-bully. Makin menjadi-jadi malah. Harusnya siswa yang ketahuan mem-bully diberi hukuman agar jera. Seperti membersihkan toilet, mengganti barang teman yang sudah ia rusak, memakai kokarde "Saya adalah pembully, tolong jauhi saya!" selama seminggu, dan lain sebagainya. Gak lupa juga dengan melakukan sosialisasi tentang bahaya bully pada mereka.

Guru kurang perhatian pada anak-anak yang rentan dibully dan pelaku bully

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
yayasanpulih.org

Menurut UNICEF, ada beberapa kategori anak yang biasa jadi korban bully, di antaranya: siswa pindahan, siswa dengan fisik yang lemah, siswa disabilitas, atau siswa kulit gelap, dan lain sebagainya. Guru memang harus memperhatikan seluruh siswanya dengan sama rata. Namun, tak ada salahnya dengan memberi perhatian khusus pada anak-anak yang rentan kena bully. Lihat siapa temannya di kelas, ke mana ia ketika jam istirahat, apakah ia berbaur dengan siswa lain, dan bagaimana perlakuan siswa lain kepadanya.

Begitupun dengan siswa superior yang biasanya menjadi pelaku bully. Mereka adalah anak-anak yang memiliki 'kelebihan' dari siswa lain, atau siswa yang memang terkenal sebagai pembuat onar, atau siswa 'senior' yang tinggal kelas. FYI, di tempat saya, siswa-siswa yang tinggal kelas hampir semuanya bersikap layaknya yang punya sekolah. Tidak tahu kalau di tempat lain.

Lalu apa yang dilakukan guna mengantisipasi bully di sekolah dasar?

Dikutip dari laman UNICEF, ada beberapa poin yang bisa dilakukan guru dalam menindaklanjutinya fenomena bully di sekolah.

Quote:


Bagaimana dengan andil orang tua dalam kasus bully di sekolah?

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?
businessinsider.com

Tentu saja orang tua sangat berperan! Karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan siswa tersebut. Orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak mempercayakan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah. Maksudnya, memberi anak pendidikan karakter tak cuma tanggung jawab guru, melainkan juga tugas orang tua. Lihatlah betapa banyak orang tua yang kalau anaknya berbuat salah malah menyalahkan sekolah. Semisal anaknya kedapatan membantah, mereka langsung berkomentar, "Memangnya gak diajarin guru kalau membantah orang tua adalah dosa?"

Anak SD Membully Hingga Korban Tewas. Masih Anggap Ini Candaan Anak-Anak?

Selain itu orang tua juga harus bersifat subjektif kepada anaknya sendiri. Bila anak ditegur guru di sekolah, jangan langsung mencak-mencak dan memaki-maki guru. Tapi lihat dulu situasi. Jangan-jangan memang anak kita yang bebal.

Ibu saya dulu pernah cekcok dengan ibu teman kelas saya karena ibu menegur anak ini yang kedapatan membully saya. Waktu itu ketika pulang sekolah, anak ini selalu menendang-nendang kaki saya hingga saya tersungkur di jalan. Rupanya di sana ada Ibu saya dan beliau langsung menegur teman saya ini. Eh, besoknya ibu teman saya datang ke rumah marah-marah. Beliau tak terima anaknya dimarahi. Kata beliau, "Masalah anak-anak tak perlu kita ikut campur! Kayak gak biasa lihat anak-anak becanda aja! Lagian kalau kamu berani, sini lawan saya! Jangan sama anak-anak!"

Poin paling penting lainnya adalah, orang tua selalu mengawasi anak dalam bermediasosial. Apalagi anak SD. Menurut KPAI, kasus bully di Tasikmalaya kemarin itu terjadi karena para pelaku terpapar konten pornografi. Ya, kita semua tahulah, ya, gimana buruknya dampak pornografi terhadap perkembangan otak dan karakter anak? Tak cuma pornografi, konten kekerasan dan kata kasar pun juga menjadi pemicu anak terjerumus ke dunia bullying, sehingga dengan apa yang mereka lihat di media, mereka pun tertantang untuk melakukan bully ke teman-temannya yang lemah.

•••

Nah itulah Gansis curahan hati saya terkait kasus bully di sekolah. Menurut saya, bully yang dilakukan anak SD tak kalah sadis dengan yang dilakukan oleh anak-anak dengan jenjang sekolah lebih tinggi. Jika tidak diatasi, anak-anak ini bisa menjadi bibit pembully yang sangat meresahkan siswa lain kedepannya. Untuk itulah kita diminta untuk saling bersinergi demi memberantas bully yang tak kunjung hilang ini. Jangan tunggu anak, adik, saudara, dan orang terdekat kita menjadi korban bully baru kemudian tersadarkan untuk memberantas bully.

Sekian

Terima kasih sudah mampir

Narasi pribadi

Sumber: 1, 2, 3


Diubah oleh serbaserbi.com 26-07-2022 13:20
provocator3301Avatar border
provocator3301 memberi reputasi
1
1.6K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan