- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Kapal Batavia yang Tenggelam dan Penumpangnya dibantai Psikopat Sadis


TS
cintadine
Kisah Kapal Batavia yang Tenggelam dan Penumpangnya dibantai Psikopat Sadis

Karena iseng ingin mencari tahu lagi sejarah kapal Titanic, ane malah nyasar ke informasi sejarah lain tentang kapal Batavia yang merupakan kapal VOC di abad ke-17 dan kapal tersebut tenggelam di lepas pantai Australia saat berlayar dari Belanda menuju Batavia saat mengangkut barang dan juga gerbang kastil Batavia. Namun, yang lebih mengerikan lagi bukanlah peristiwa tenggelanga kapal itu, tapi peristiwa pembantaian penumpang oleh seorang psikopat. Bagaimana kisahnya?
Meskipun kisah ini cukup terkenal di Belanda, namun rupanya banyak orang Indonesia yang belum mengetahui kisah kapal Batavia yang karam dan kemudian berlanjut ke peristiwa dahagi dan pembantaian penumpang.
Apa Itu Kapal Batavia?
Quote:
Kapal Batavia adalah kapal pengangkut milik VOC dan dalam pelayaran perdananya pada tahun 1628 kapal ini harusnya belayar dari Texel, Belanda menuju Batavia, Hindia-Belanda, Akan tetapi itu tidak pernah terjadi setelah bencana mengerikan menimpa awak dan penumpang kapal ini.
Sulitnya Berlayar di Zaman Dulu

Seperti yang diketahui kalau para pelaut zaman dulu sangat meraskan penderitaan karena jauhnya jarak pelayaran. Mereka sering kali menderita skorbut (penyakit mirip sariawan) yang membuat mulut berdarah karena kekurangan vitamin C.
Mereka para pelaut berlayar selama berbulan-bulan untuk sampai ke tempat tujuan. Tidak heran kalau pada akhirnya banyak yang tewas di tengah jalan. Selain itu, kerasnya pelayaran kerap membuat perpecahan di kalangan awak hingga timbulah upaya pemberontakan atau dahagi. Inilah yang melatarbelakangi terbantainya penumpang Kapal Batavia, yaitu upaya dahagi oleh awak kapal kepada kapten kapal.
Cerita Kapal Batavia

Pada 27 Oktober 1628, kapal Batavia selesao dibuat setelah dipesan oleh VOC dan kemudian berangkat dari Texel menuju Batavia. Kapal itu dikirim untuk mengangkut rempah-rempah. Pelayaran tersebut dipimpin oleh kapten Francisco Pelsaert dengan Ariaen Jacobsz selaku schipper.
Kemudian ikut pula orang yang bernama Jeronimus Cornelisz yaitu seorang ahli farmasi yang bangkrut dan kabur karena dia menganut ajaran sesat. Nah, si Cornelisz inilah si psikopat tersebut.
Konten Sensitif

Ariaen Jacobsz yang tidak menyukai Pelsaert dihasut oleh Cornelisz untuk melakukan pemberontakan atau dahagi di atas kapal dan berbagai upaya dilakukan termasuk menghasut awak kapal yang lain. Upaya mereka kerap gagal termasuk saat melakukan pemerkosaan terhadap penumpang wanita.
Ketika selesai berlabuh sementara di Tanjung Harapan, Jacobsz dengan sengaja menjauhkan kapal dari rombongan armada VOC dengan maksud mempermudah pemberontakan.
Pada 4 Juni 1929 kapal Batavia menabrak karang di Morning Reef, lepas pantai Australia yang menyebabkan kapal tenggelam. Dari ratusan penumpang, disebutkan 40 tewas dan kebanyakan berhasil berenang ke daratan. Namun, mereka yang selamat mengalami hal yang mengerikan.
Terdampar di atas pulau, mereka kesulitan mendapatkan air tawar dan juga makanan. Rombongan yang terdiri dari Pelsaert dan Jacobsz serta yang lain memutuskan untuk mencari air tawar menggunakan skoci ke pulau lainnya, namun juga tak didapat. Nekatnya, Pelsaert memutuskan untuk berangkat menuju Batavia. Gilanya, mereka bisa sampai dengan selamat dalam waktu 33 hari.
Ketika sampai di Batavia, seorang awak kapal ditahan dihukum mati karena dianggap lalai. Kemudian Jacobsz ditahan karena terbukti akan melakukan dahagi.Gubernur Jenderal Batavia saat itu memerintahkan Pelsaert untuk melakukan penyelamatan terhadap para penumpang yang masih terdampar. Ketika sampai kembali ke pulau para penyintas, dia menemukan sebuah fakta sudah terjadi peristiwa dahagi berdarah dengan pembantaian terhadap sekitar 100 orang.
Selama Pelsaert di Batavia, Jeronimus Cornelisz yang mengangkat dirinya sendiri untuk memimpin para penyintas melakukan kegilaan. Dia menguasai seluruh perbekalan dan membunuh siapa saja yang dia tidak suka. Cornelisz tidak membunuh dengan tangannya sendiri melainkan dengan menyuruh orang lain

Sebelum melakukan pembantaian dan pemerkosaan, Cornelisz menyuruh seorang orang prajurit yaitu Wiebbe Hayes ke Pulau West Wallabi.

Cornelisz melakukan pembantian agar pasokan makanan aman. Gila bukan?
Sementara itu pasukan yang dipimpin oleh Wiebbe Hayes berbalik melawan dan terjadi pertempuran. Ketika rombongan Pelsaert tiba, dua kubu berlomba untuk mendekat dan yang menang adalah kubu Hayes. Mereka berhasil menangkap Cornelisz dan pasukan pemberontak lainnya.

Cornelisz dan para pelaku dahagi lainnya dihukum mati dengan cara dipotong tangan kemudian digantung.
Bangkai kapal Batavia baru ditemukan pada 1963 dan menjadi bukti arkeologi.
Pelsaert setelah peristiwa itu juga dianggap lalai karena kurang tegas, seluruh asetnya disita dan meninggal setahun kemudian. Sementara itu Wiebbe Heyes dianggap pahlawan dan VOC mempromosikan kenaikan pangkatnya menjadi sersan, dan kemudian menjadi letnan.
Nah, gimana gan. Ngeri kan psikopat zaman VOC?

Referensi
0
849
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan