Cerita ini berkisah tentang seorang lulusan S1 yang tidak kunjung mendapat kerja dan akhirnya memutuskan hidup dijalanan sebagai supir taksi online.

Karena hidupnya dijalanan, ia sehari-hari menjadi saksi betapa kejahatan dijakarta sudah tidak bisa didiamkan lagi. Dari belakang setir mobilnya, ia bertekat untuk membasmi dan menumpas semua kejahatan yang ada di jakarta untuk membuat kehidupan jakarta menjadi lebih baik, seperti apa yang dinyanyikan koes bersaudara.

Ckiittt..... tiba-tiba pemudia itu mengerem mendadak karena ada seseorang berbaju coklat dan berompi hijau memberhentikannya.

"Selamat siang mas,"

"Siang pak"

"Boleh liat SIM dan STNKnya?"

"Oh Baik pak"

Pemuda itu mengeluarkan dompet yang ada di kantung celananya dengan sedikit mengangkat pantatnya, dompet itu terlihat sangat mengenaskan, sangat tipis sekali hanya berisi beberapa buah kartu. dia mengeluarkan 2 buah kartu berwana biru dan putih dan memberikannya ke polisi tersebut.

"dengan mas Darwis ya"

"Betul pak"

"Bapak tau ini kawasan ganjil genap?"

karena terlalu berkonsentrasi dengan tekadnya membasmi kejahatan, dia sampai lupa dan masuk kekawasan ganjil genap di jalan jendral sudirman, tapi menurutnya, ini bukan salahnya, ini salah peraturannya, peraturan ganjil genap itu, sangat merugikan masyarakat, bagaimana tidak, pajak dibayar full sedangkan mobil hanya bisa digunakan di waktu-waktu tertentu, menurutnya pajak harus di kurangi!, emosinya yang sudah di ubun-ubun sepertinya sangat ingin meledak melihat ketidakadilan didepan matanya. matanya memerah melihat polisi sewenang-wenang menilangnya yang dari pagi baru dapat 1 orderan

"Bapak!" teriaknya dengan agak menekan

"Iya, gimana ini mas, saya tilang ya?"

"Damai saja ya!" balasnya sambil tersenyum dan menyerahkan selembar uang 50rban, "Mohon maaf, baru dapet 1 penumpang, itu juga tarifnya deket pak, dan kayanya ga bakal dikasih tip"

"Oh yaudah gpp," ucap polisi tadi sambil mengambil yang 50rb yang di sodorkan sosok pemuda yang ternyata bernama Darwis itu., "Lain kali hati-hati ya, oh iya mba yang di belakang, jangan lupa dikasih tip"

"Oh iya pak" jawab seorang perempuan yang duduk dikursi belakang dengan nada agak kesal

Ternyata Darwis lupa, bahwa ia masih membawa penumpang di belakangnya