Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Kritik Vladimir Putin, Jurnalis TV Rusia Ditangkap dan Ditahan 3 Jam
Kritik Vladimir Putin, Jurnalis TV Rusia Ditangkap dan Ditahan 3 Jam

JawaPos.com – ’’Saya sudah di rumah. Semuanya baik-baik saja.’’ Pernyataan itu diunggah Marina Vladimirovna Ovsyannikova pada Minggu (17/7) malam. Jurnalis yang bekerja di televisi Rusia Channel One tersebut menjadi pemberitaan di berbagai media karena ditangkap oleh otoritas Rusia.
’’Kini saya tahu, lebih baik pergi dari rumah dengan membawa paspor dan tas milik saya,’’ ujarnya, seperti dikutip Agence France-Presse.
Ovsyannikova jadi terkenal setelah mengintervensi siaran langsung di televisi tempatnya bekerja pada Maret lalu. Dia menerobos masuk ke lokasi syuting program berita malam Vremya (Time), yang menjadi unggulan Channel One, sambil memegang poster bertulisan ’’No War’’. Setelah aksi tersebut, dia ditahan sebentar sebelum akhirnya didenda dan dibebaskan.

Jumat (15/7), Ovsyannikova kembali melakukan aksi solo di depan Kremlin. Dia membawa tulisan yang mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin atas intervensi militer ke Ukraina. Dia menuliskan dalam poster bahwa Putin bertanggung jawab atas kematian 352 anak dalam perang Ukraina.
Ovsyannikova ditangkap dan ditahan selama 3 jam pada Minggu (17/7). Namun, penangkapan itu menjadi sorotan berbagai pihak. Dia ditangkap di depan rumahnya saat akan mengajak anjingnya jalan-jalan. Perempuan 44 tahun itu lalu dibawa ke kantor polisi Distrik Krasnoselsky, Moskow.
Pengacaranya, Dmitri Zakhvatov, menyatakan bahwa kliennya dicurigai telah mendiskreditkan tentara dalam orasinya di luar pengadilan Moskow pekan lalu. Saat itu dia mendukung aktivis oposisi Ilya Yahsin yang dituduh menyebarkan informasi palsu terkait militer Rusia.

Penangkapan oposisi dan aktivis memang marak belakangan ini. Setelah menginvasi Ukraina, Rusia mengadopsi undang-undang penyebaran informasi palsu terkait militer. Mereka yang dinyatakan bersalah bisa dihukum 15 tahun penjara. OVD-Info mengungkapkan, ada lebih dari 16 ribu demonstran yang ditahan karena pernyataan antiperang.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menangguhkan sementara jabatan Kepala Badan Keamanan Negara (SBU) Ivan Bakanov dan Jaksa Agung Iryna Venediktova. Bakanov merupakan teman masa kecil Zelensky. Keduanya dianggap bertanggung jawab atas kasus-kasus kejahatan perang Rusia.
Zelensky mengungkapkan, keputusan itu dibuat karena banyak anggota dari dua lembaga yang dipimpin Bakanov dan Venediktova telah berkhianat dan bekerja sama dengan Rusia. Dilansir BBC, ada lebih dari 60 mantan pegawai yang kini bekerja melawan Ukraina di wilayah yang dikuasai Rusia.
Saat ini ada 651 kasus kerja sama dan makar yang menjerat penegak hukum. Bakanov maupun Venediktova belum berkomentar terkait hal itu. ’’Deretan kejahatan terhadap fondasi keamanan nasional negara itu menimbulkan pertanyaan serius kepada dua kepala organisasinya,’’ ucap Zelensky.

SBU merupakan lembaga intelijen di Ukraina. Perannya sangat penting. Pejabat intelijen senior yang berbasis di Kherson juga didakwa telah membantu Rusia. Tindakan lebih lanjut akan diambil terhadap perwira SBU lainnya. ’’Ini tentang transfer informasi rahasia ke musuh dan fakta lain dari kerja sama dengan pasukan khusus Rusia,’’ tegasnya.
Sejatinya laporan bahwa Zelensky ingin mengganti Bakanov mencuat sejak Februari lalu. Saat itu dia dinilai gagal menghentikan kemajuan serangan Rusia. Sudah lama ada dugaan bahwa Rusia telah menyusup ke lembaga keamanan Ukraina.
Menurut penasihat Zelensky, Andriy Smirnov, dua pejabat yang disorot itu bukan dipecat seperti informasi yang beredar. Mereka diminta meletakkan jabatannya sementara karena kasusnya masih diselidiki. ’’Presiden sudah membuat keputusan yang tepat,’’ kata Smirnov.

sumber
0
371
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan