Membawa nama Indonesia di kancah internasional merupakan kebanggaan tersendiri terlepas apapun bidangnya. Mau itu bidang seni, ilmu pengetahuan, bahkan olahraga.


Timnas sepak bola via Detik

Karena ini juga merupakan bentuk lain pengabdian kepada negara yang bisa dilakukan masyarakat selain literally berprofesi sebagai abdi negara. Seperti polisi, tentara, guru dan sebagainya.

Khusus bidang olahraga, kelompok atau perseorangan yang mewakili Indonesia di kancah internasional biasa publik kenal dengan sebutan Tim Nasional (timnas).

Dan karena membawa nama Indonesia, yang masuk ke timnas harusnya adalah orang-orang terbaik di cabornya.


Timnas dayung via Media Indonesia

Tapi bagaimana jika semua bisa masuk timnas asal bayar?

Inilah yang sempat jadi bahan perbincangan di kalangan fans basket lokal sekitar awal minggu kemarin. Sayangnya penjelasan yang diberikan George Dendeng selaku Wakil Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Waketum Perbasi) di salah satu podcast media nyatanya kurang memuaskan.



Karena jawaban beliau yang politis dan main aman. Bahkan agak terkesan kurang koordinasi dalam federasi ketika dari mulut beliau terlontar kata "seharusnya sudah tau" saat ditanya tentang keterlibatan departemen lain dibawah Perbasi dalam perencanaan Indonesia Patriots dan seleksinya kali ini.

Buat yang awam dengan basket lokal, di sana ada program namanya "Indonesia Patriots". Intinya Indonesia Patriots ini seperti timnas muda. Dimana mereka mengumpulkan para pemain basket muda potensial untuk dilatih dan dibawa berkompetisi ke level yang lebih tinggi.

Mirip seperti Garuda Select di sepak bola. Bedanya, Garuda Select dikelola swasta. Sedangkan Indonesia Patriots langsung dibawah federasi (Perbasi).


Pict via Perbasi

Nah yang bikin netizen ribut kemarin, kenapa seleksi terbuka untuk Indonesia Patriots mesti bayar biaya registrasi?

Garuda Select aja bisa gratis, bahkan sampai mengunjungi pelosok Indonesia. Ajang pencarian bakat lain macam Indonesian Idol juga gratis.

Kenapa "swasta" bisa gratis, sedangkan yang "negeri" malah bayar?

Memang katanya akan dikembalikan ke peserta lagi dalam bentuk jersey, sertifikat dan lain-lain. Tapi masa iya begitu? Ini demi kepentingan nasional loh, bukan yang lain.


Lagian aneh kalo bayar. Malah jadi kayak coaching clinic bersama pelatih timnas.

Dan ini malah bisa jadi memperumit seleksi. Bisa aja kan orang yang gak jago-jago amat tapi punya uang, ikut karena pengen sertifikatnya. Minimal bisa buat pamer ke temen-temen.

"Nih gue pernah loh ikut seleksi basket nasional. Lu pernah gak? Katanya jago? Pftt..."

Mending dihapus aja biaya registrasi sama sertifikatnya sekalian.

=====

Selain itu, gratis kan ada tujuannya. Supaya bisa membuka pintu sebesar-besarnya buat bakat muda Indonesia yang bercita-cita jadi pemain basket nasional, termasuk dari kalangan yang kurang mampu. Karena pada dasarnya, syarat untuk jadi pemain timnas cuma satu. Yaitu jadi pemain terjago di Indonesia, gak peduli latar belakangnya apa.


Bagus Kahfi via Okezone

Seandainya ajang pencarian bakat itu bayar. Berapa banyak artis dan atlit sekarang yang kita kenal bisa mencapai level karir seperti sekarang?

Mungkin nama-nama seperti Denny Cagur, Lesti Kejora, dan Bagus Kahfi gak akan dikenal publik seperti sekarang.

Kalo udah gitu, mimpi agar timnas bisa terus berkembang dan semakin maju lebih dari sekarang akan semakin jauh. Alhasil level timnas di cabor olahraga kelompok seperti ini otomatis akan terus mentok di Asia Tenggara. Itupun sekarang udah mulai ada tanda-tanda Indonsia mulai tertinggal dari negara-negara tetangga ini.


Untungnya ketika topik ini diramaikan netizen, akhirnya ada tindak lanjut dari Perbasi. Tapi apa Indonesia memang seperti itu? Harus diramaikan dulu baru deh ada follow up yang konkrit dari pihak terkait.

=====