Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

devankaflaAvatar border
TS
devankafla
IPARKU, MADUKU
Iparku, Maduku 2

Riana sudah selesai memasak nasi goreng ketika Ibu Hermin dan Lena sudah kembali ke ruang tengah. Dia segera menata nasi goreng itu ke dalam empat piring. Dengan perasaan gugup, dia membawa nasi goreng itu ke hadapan mertuanya.

"Ini, Bu, sarapannya," kata Riana sambil meletakkan piring nasi goreng di meja makan.

Ibu Hermin dan juga Lena saling berpandangan. Mereka merasa jij*k dengan makanan yang dihidangkan oleh Riana itu.

"Makanan apaan ini? Gak ada gizinya sama sekali!" umpat Lena dengan nada suara yang kasar.

"Kamu ini gimana, sih, Ri? Kalau masak itu yang bermutu dikit bisa, gak, sih? Pantesan kamu gak hamil-hamil. Makanannya aja gak bergizi begini." Hinaan dari mertua menambah sesak di dada Riana.

Memang dia dan Satria belum juga dikaruniai anak walaupun sudah lima tahun menikah. Tapi, bukan mereka tidak ingin memiliki, hanya saja Allah memang belum berkehendak.

"Maaf, Bu!" Hanya itu yang bisa terucap dalam mulut Riana. Tak sanggup rasanya untuk melawan mertuanya untuk saat ini. Dia masih menghormati mertuanya itu.

"Sudahlah ... Kita pesan online aja, Len. Ibu juga gak sudi makan-makanan begini!" ucap Ibu Hermin sembari membanting piring berisi nasi goreng buatan Riana.

"Dia memang menantu yang tak bisa diandalkan! Toko kecil saja terus yang diurusi tanpa mau mengurusi suami!" sindir Ibu Hermin lagi.

"Astaghfirullah al'adzim!" gumam Riana.

Riana dengan sabar menghadapi hinaan mertua dan perempuan yang diaku sebagai adik tiri suaminya itu. Dia mengambil lagi piring berisi nasi goreng itu dan hendak meletakkan kembali ke dapur.

"Tunggu, Sayang!" Suara Satria menghentikan langkah Riana. Dia berbalik dan tersenyum ke arah suaminya yang ternyata sudah rapi dengan kemeja kerjanya.

"Gak perlu dibawa lagi ke dapur. Mas yang akan habiskan! Tidak usah kamu meladeni mereka kalau mereka tidak mau menghargai usahamu," ucap Satria menyindir Ibu Hermin dan Lena.

Sesuai permintaan suaminya, Riana meletakkan kembali piring itu. Benar saja, semua nasi goreng dihabiskan oleh Satria karena dia ingin menunjukkan betapa dia mencintai Riana istrinya itu.

Satria bahkan sama sekali tidak menegur ibunya. Dia seakan tidak menganggap kalau ibunya ada di sana. Tentu saja hal itu membuat suasana menjadi sangat kaku.

"Kamu cepat siap-siap, Sayang! Nanti berangkatnya bareng Mas saja," ucap Satria. Riana mengangguk dan segera naik ke atas untuk bersiap diri.

Riana tidak tahu kalau saat dia sedang mandi dan bersiap diri, Satria dan Ibu Hermin berdebat hebat. Satria sangat menyayangkan langkah Ibu Hermin yang terlalu berani membawa Lena ke rumahnya ini.

"Pokoknya Ibu gak mau tahu, Ibu dan juga Lena akan tinggal di sini!" seru Ibu Hermin ngotot.


______________________________________
Ini novel yang luar biasa untukmu:"Iparku, Maduku" 🌟🌟🌟🌟🌟 Ayo, periksa sekarang di fizzo.

https://www.fictum.org/page/share/?b...f-2a9a0497e038


Jangan lupa masukkan buku ke dalam rak dan baca setiap bab tanpa diloncat. Berikan ulasan dan juga komen yang menarik sesuai dengan isi cerita. Terima kasih🥰
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
944
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan