Kaskus

News

cahyaadji6135Avatar border
TS
cahyaadji6135
Pendidikan Vokasi Tak Boleh Lagi Dipandang Sebelah Mata
Pendidikan Vokasi Tak Boleh Lagi Dipandang Sebelah Mata
Dulu pendidikan vokasi cenderung dianggap miring dan tidak terlalu diminati. Malah mereka-mereka yang menempuh jalur ini sering dinilai sebagai “warga kelas dua” dan dianggap tidak cukup cerdas untuk menempuh pendidikan reguler, termasuk di SMA ataupun universitas.

Tapi kini, dunia industri sepertinya bergeser. Banyak perusahaan yang membutuhkan kemampuan spesifik yang ternyata diperoleh dari hasil lulusan vokasi. Begitu pun tingginya angka pengangguran berpendidikan tentu membuat pemerintah berpikir keras bagaimana mengatasi problem ini.

Maka, untuk mengimbangi dinamika perkembangan dunia industri yang begitu cepat. Rasa-rasanya pendidikan vokasi adalah jawabannya. Karena vokasi menyediakan peserta didik untuk fokus mempelajari kemampaun tertentu dan langsung dipraktikkan di lapangan kerja. Mereka dilatih terampil secara teknis, kreatif, inovatif dan berkarakter sehingga siap pakai dalam dunia kerja. Dengan begitu, tingkat kompetensi mereka tidak bisa diragukan begitu saja.

Itu sebabnya, Nadiem Makarim sejak diamanahkan sebagai Mendikbudristek, melalui kebijakan Merdeka Belajar yang dicetuskannya menaruh perhatian besar terhadap perbaikan pendidikan vokasi ini. Lulusan vokasi secara langsung dilatih soft skillnya yang masuk bagian penting proses belajar mengajar. Mereka pun didorong untuk menciptakan proyek kongkrit sejak awal masuk kelas.
Sehingga mereka lebih siap beradabtasi dengan zaman dan tidak melulu bicara tentang teori-teori yang terkadang tidak sejalan dengan kehidupan nyata dunia kerja. Barangkali Nadiem sadar bahwa kini banyak profesi industri mengalami disrupsi yang butuh kecepatan untuk mengimbanginya.

Nadiem ingin para anak bangsa kita belajar lebih cepat, bisa menggali kreativitasnya dan inovatif dalam berkarya, apalagi bisa menjadi sesuatu yang membawa nilai ekonomi tertentu. Begitu ini berjalan berkesinambungan, persoalan pengangguran perlahan dapat terselesaikan.
Contoh nyata dari pendidikan vokasi sangat bermanfaat dari berbagai aspek bisa dilihat dari kisah Andra Septyano dan Ihsan Muchlis Amirudin. Andra yang sempat mengeyap pendidikan SMK tapi tidak lulus merupakan peserta program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) angkatan 2021 yang diinisiasi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.

Andra berkat program tersebut jadi mampu mengembangkan bakat entrepreneushipnya sehingga terdorong membuka bisnis sablon kaos beromzet Rp.7 juta per bulan. Sedangkan Ihsan adalah siswa SMKN 2 Pengasih yang menciptakan alat penangkap serangga ramah lingkungan atau disebut Light Trap Insect Klaper-X.
Hasil temuan Ihsan sangat membantu para petani yang mengeluhkan ancaman hama, khususnya di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Jika menggunakan alat itu membuat ongkos petani bercocok tanam berkurang. Sebelumnya petani butuh melakukan penyemprotan sekitar Rp.300 ribu per hektar atau minimal menyemprot hinggal 15 kali dalam semusim tanam.
Sementara, dengan alat temuan Ihsan, cukup dengan Rp.200 ribu per alat atau minimal perlu 20 lampu per hektar dapat terus digunakan dalam berbagai musim. Artinya alat inovasi Ihsan, bermanfaat bagi petani, menurunkan ongkos dan dapat digunakan secara mudah dan efisien.
Mencermati dua kisah di atas, jelas semakin meyakinkan kita semua bahwa pendidikan vokasi sangat relevan untuk terus ditingkatkan di dunia yang kini bergerak semakin dinamis. Andra mampu menjadi pengusaha yang handal dengan penghasilan di atas UMR rata-rata, dan tentunya bisa menyetap tenaga kerja.
Sedangkan satunya lagi, seorang Ihsan telah berhasil membuktikan bahwa anak SMK sanggup melahirkan inovasi yang kongkrit bermanfaat untuk banyak orang. Keduanya, jika dikembangkan maka akan bisa dikaplitalisasi menjadi nilai ekonomis yang punya efek luarbiasa.

Di luar kisah tersebut, sebetulnya sudah banyak sekali contoh nyata, di mana banyak orang yang tidak mengeyam pendidikan universitas tapi mampu menciptakan lapangan kerja dengan pendapatan fantastis. Meskipun bukan berarti berpendidikan tinggi tidak penting.
Tugas terberatnya sekarang, yakni bagaimana memetakan arah pendidikan kita agar terukur dan sejalan dengan dunia kerja, termasuk bagaimana mendorong agar anak bangsa berkarakter kreatif, inovatif sehingga mampu berkarya secara mandiri dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Inilah kejelian seorang Nadiem Makarim. Ia sangat paham bahwa ada yang kurang tersentuh dari sendi-sendi pendidikan kita, yang dipercaya punya kekuatan besar di masa depan. Barangkali inilah kekuatan itu, yang terletak pada bagaimana kita mengelola pendidikan vokasi agar ke depan bisa membawa perubahan yang signifikan bagi kemajuan negara.
evywahyuniAvatar border
evywahyuni memberi reputasi
1
582
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan