- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Juli Kelabu | Black Hawk Down in Mexico, Antonov An-12 Crashes in Greece


TS
si.matamalaikat
Juli Kelabu | Black Hawk Down in Mexico, Antonov An-12 Crashes in Greece
Quote:
Kabar duka datang dari dunia penerbangan pada pertengahan bulan Juli kali ini, pasalnya ada dua kecelakaan yang terjadi berselang hanya sehari saja. Kecelakaan pertama datang dari Meksiko, pada 15 Juli 2022 lalu sebuah helikopter UH-60M Black Hawk milik Angkatan Laut Mexico dengan kode registrasi ANX-2307 jatuh di Los Mochis, negara bagian Sinaloa.
Mengutip artikel scramble.nl, 14 dari total keseluruhan 15 awak helikopter meninggal dunia; sementara satu orang mengalami cidera. Helikopter itu dilaporkan telah terlibat dalam operasi di negara bagian Sinaloa dalam misi perburuan bos narkoba Meksiko Rafael Caro Quintero yang juga jadi buruan FBI, gembong narkoba tersebut telah berhasil ditangkap di negara bagian yang sama pada 14 Juli 2022, menurut juru bicara Angkatan Laut Meksiko.
Angkatan Laut Meksiko (Armada de Mexico - Fuerza Aeronaval) menerima sepuluh Black Hawk, yang mendapat kode registrasi ANX-2300 hingga ANX-2309, dan sebagian besar dioperasikan oleh Escuadron Aeronaval 124. Dari jumlah tersebut, salah satu Black Hawk dengan nomor registrasi ANX-2300 rusak berat dalam sebuah kecelakaan pada 21 Maret 2020. Sampai saat ini Angkatan Laut Meksiko masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
UH-60M Black Hawk merupakan seri terakhir dari keluarga helikopter legendaris UH-60 Black Hawk, UH-60M pertama kali terbang pada September tahun 2003 dan menawarkan berbagai peningkatan dari pendahulunya. Helikopter ini disokong dua mesin turboshaft General Electric T700-GE-701D, di mana setiap mesin bisa menghasilkan daya lepas landas maksimum 2.974 kW. Untuk kecepatan jelajah maksimum helikopter UH-60M Black Hawk adalah 280 km/jam dan menawarkan jangkauan maksimum 511 km. Helikopter ini dapat beroperasi pda ketimggian hover-in-ground-effect (HIGE) 3.206 m dan ketinggian hover-out-ground-effect (HOGE) 1.831 m.
Pihak Sikorsky sebagai manufaktur telah mengirim 400 helikopter multiguna UH-60M Black Hawk pada Juli 2012 dan sekitar 956 helikopter dijadwalkan akan dikirim hingga 2026. Dilabeli sebgai helikopter "multi-mission"Black Hawk dapat melakukan misi transportasi taktis, utilitas, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan udara, komando dan kontrol, evakuasi medis, pencarian dan penyelamatan, bantuan bencana hingga pemadam kebakaran.
Kabar duka yang kedua datang dari Ukraina, tepatnya pada Sabtu (16/07/2022) sehari setelah jatuhnya UH-60M Meksiko; sebuah pesawat kargo Antonov An-12 milik maskapai asal Ukraina jatuh di dekat kota Kavala, Yunani Utara. Saat kejadian tersebut, pesawat dikabarkan sedang dalam misi penerbangan dari Serbia. Pesawat ini dikabarkan membawa muatan 11,5 ton senjata buatan Serbia yang rencananya akan dikirim ke Banglades. Pesawat telah meninggalkan Serbia pada pukul 18:36 waktu setempat dan jatuh di Yunani sekitar pukul 19:30. Pada tahap akhir penerbangan, An-12 mencapai tingkat penurunan 3000-4000 kaki per menit.
Pilot An-12 dilaporkan telah meminta pendaratan darurat di bandara Kavala karena masalah mesin, tetapi sebelum mencapai landasan pesawat sudah terbakar; diikuti oleh ledakan besar setelah menghantam daratan. Pesawat jatuh sekitar 40 km dari bandara. Mengutip artikel samchui.comdelapan orang kru pesawat Antonov-12 tersebut dilaporkan tewas. Sementara itu tujuh mobil pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kejadian, tetapi mereka tidak berani mendekat karena ledakan terus terjadi.
Mengingat sifat kargo yang sensitif, penduduk setempat di desa-desa sekitar tempat jatuhnya pesawat diminta untuk tidak keluar rumah dan mengenakan masker. Artikel dari samchui.com menyebutkan jika Antonov An-12 dioperasikan oleh Meridian, sebuah maskapai kargo Ukraina dan pesawat itu seharusnya mencapai tujuan akhir Dhaka (Banglades) dengan pemberhentian sementara di Amman (Yordania).
An-12 tergolong pesawat medium size and medium range transport aircraft. Serupa dengan C-130 Hercules, An-12 dilengkapi dengan empat mesin turbo propeller dan ramp door pada bagian belakang untuk kargo. Diberi nama julukan ‘Cub’ oleh NATO, An-12 pertama kali meluncur pada 15 Desember 1957, dan resmi diperkenalkan serta berdinas bersama Angkatan Udara Soviet pada tahun 1959. Pesawat ini sebenarnya termasuk pesawat uzur.
Antonov An-12 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 777 Km per jam, serta kecepatan jelajah 670 km per jam. Tenaganya berasal dari empat buah mesin Progress AI-20L atau AI-20M turboprop, dengan kekuatan 4.000 horse power untuk setiap mesin. Kapasitas bahan bakarnya bisa mencapai 1.390 liter, dan dapat ditambahkan dengan ekstra fuel tanks.
An-12 dapat mengangkut muatan maksimum hingga 20.000 kg, selain itu pesawat ini juga mampu membawa hingga 100 pasukan terjun payung. Bobot maksimum saat takeoff mencapai 61.000 kg. Pesawat An-12 diawaki oleh 5 personel, yang terdiri dari pilot, co pilot, flight engineer, navigator, dan operator radio. An-12 dengan kapasitas bahan bakar maksimum, sanggup terbang hingga jarak 5.700 km non stop. Sementara bila terbang dengan muatan maksimum 20 ton, jarak terbangnya hanya 3.600 km. Untuk kecepatan menanjaknya mencapai 10 meter/detik dengan ketinggian terbang maksimum 10.200 meter.
Semasa kampanye Operasi Trikora, Indonesia sempat mengoperasikan 6 unit An-12 untuk kebutuhan AURI yang mulai berdatangan tahun 1964-1965. Enam pesawat yang datang waktu itu diberi nomor registrasi T-1201 hingga T-1206. Kedatangan pesawat Antonov An-12 melahirkan skadron angkut kedua di TNI AU, yakni skadron udara 32 yang berdiri tanggal 27 Juli 1965. Skadron udara 32 kemudian ditempatkan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung.
Ada dua An-12 TNI AU (AURI) yang mengalami kecelakaan terbang, pesawat dengan nomor T-1203 jatuh pada 16 oktober 1964 saat takeoff dari Palembang. Kemudian ada satu tipe lagi yang jatuh di area Lanud Halim Perdanakusuma menjelang operasi Dwikora, namun tidak disebutkan nomor registrasi pesawat tersebut.
Akibat peristiwa G-30S/PKI membawa dampak besar pada arah perpolitikan serta kekuatan tempur militer Indonesia. Akibatnya 6 unit Antonov An-12 ikut menjadi korban, pesawat tersebut kemudian dinon-aktifkan akibat tidak ada pasokan suku cadang dari Uni Soviet. Lewat sistem kanibalisasi, An-12 TNI AU yang tersisa masih ada yang terbang sampai tahun 1970, hingga kemudian pesawat tersebut dinyatakan di grounded.
Lahir di era Perang Dingin, An-12 tidak sekadar di desain sebagai pesawat angkut. An-12 juga dilengkapi ruang meriam pada bagian ekor (tail turret). Wujudnya berupa kompartemen juru tembak, meriam yang dipakai adalah Nudelman-Rikhter NR-23 kaliber 23 mm dengan dua laras. Meriam dapat menembakkan 850 proyektil dalam satu menit, dengan kecepatan tembak 690 meter per detik. Meriam ini dipersiapkan sebagai elemen pertahanan jika sewaktu-waktu pesawat dicegat atau dibuntuti lawan. Sama seperti generasi pesawat Soviet zaman Perang Dingin, An-12 juga dilengkapi rancangan hidung pesawat yang dipasangi jendela atau kaca intai.
An-12 sudah diluncurkan dalam banyak varian, diantaranya ada versi intai maritim, SAR, angkut rudal balistik, cargo, linud, dan varian sipil. Untuk varian sipil peswat ini sebenarnya lumayan laris. Banyak dipakai oleh penerbangan sipil seperti Aeoroflot, Air Guinee, Alada, British Gulf International Airlines, Avial Aviation, Heli Air Service, Tiramavia, Aerovis Airlines, Veteran Airlines, KNAAPO and Vega Airlines, ATRAN Cargo Airlines. Total ada 77 penerbangan di seluruh dunia yang pernah menggunakan An-12.
.
Di negara asalnya, An-12 diproduksi terakhir pada tahun 1973, total 1.248 unit pesawat yang berhasil diproduksi. China juga turut mengembangan pesawat ini. Pesawat hasil 'copy paste' ini diberi nama Shaanxi Y-8 (Yunshuji-8). Y-8 termasuk pesawat angkut militer/sipil dan kargo yang paling populer di China. Y-8 cukup laris di pasaran ekspor. Hingga tahun 2010, Y-8 telah diproduksi sebanyak 169 unit.
Karena usia yang sudah tua dan semakin berisiko bagi awak dan penumpangnya, beberapa negara telah melarang terbang pesawat ini. Contohnya pada tanggal 12 Januari 2009, pemerintah Uni Emirat Arab resmi melarang setiap pesawat An-12 yang terbang atau melintas di wilayah udaranya. Meski menjadi saingan berat C-130 Hercules pada masanya dan punya kemampuan angkut lebih banyak, tapi sayangnya karir An-12 tidak segemilang rekan sejawatnya dari Amerika tersebut.
Referensi Tulisan: Army Technology, samchui.com& scramble.nl
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Mengutip artikel scramble.nl, 14 dari total keseluruhan 15 awak helikopter meninggal dunia; sementara satu orang mengalami cidera. Helikopter itu dilaporkan telah terlibat dalam operasi di negara bagian Sinaloa dalam misi perburuan bos narkoba Meksiko Rafael Caro Quintero yang juga jadi buruan FBI, gembong narkoba tersebut telah berhasil ditangkap di negara bagian yang sama pada 14 Juli 2022, menurut juru bicara Angkatan Laut Meksiko.
Angkatan Laut Meksiko (Armada de Mexico - Fuerza Aeronaval) menerima sepuluh Black Hawk, yang mendapat kode registrasi ANX-2300 hingga ANX-2309, dan sebagian besar dioperasikan oleh Escuadron Aeronaval 124. Dari jumlah tersebut, salah satu Black Hawk dengan nomor registrasi ANX-2300 rusak berat dalam sebuah kecelakaan pada 21 Maret 2020. Sampai saat ini Angkatan Laut Meksiko masih melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Quote:
UH-60M Black Hawk merupakan seri terakhir dari keluarga helikopter legendaris UH-60 Black Hawk, UH-60M pertama kali terbang pada September tahun 2003 dan menawarkan berbagai peningkatan dari pendahulunya. Helikopter ini disokong dua mesin turboshaft General Electric T700-GE-701D, di mana setiap mesin bisa menghasilkan daya lepas landas maksimum 2.974 kW. Untuk kecepatan jelajah maksimum helikopter UH-60M Black Hawk adalah 280 km/jam dan menawarkan jangkauan maksimum 511 km. Helikopter ini dapat beroperasi pda ketimggian hover-in-ground-effect (HIGE) 3.206 m dan ketinggian hover-out-ground-effect (HOGE) 1.831 m.
Pihak Sikorsky sebagai manufaktur telah mengirim 400 helikopter multiguna UH-60M Black Hawk pada Juli 2012 dan sekitar 956 helikopter dijadwalkan akan dikirim hingga 2026. Dilabeli sebgai helikopter "multi-mission"Black Hawk dapat melakukan misi transportasi taktis, utilitas, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan udara, komando dan kontrol, evakuasi medis, pencarian dan penyelamatan, bantuan bencana hingga pemadam kebakaran.
Quote:
Kabar duka yang kedua datang dari Ukraina, tepatnya pada Sabtu (16/07/2022) sehari setelah jatuhnya UH-60M Meksiko; sebuah pesawat kargo Antonov An-12 milik maskapai asal Ukraina jatuh di dekat kota Kavala, Yunani Utara. Saat kejadian tersebut, pesawat dikabarkan sedang dalam misi penerbangan dari Serbia. Pesawat ini dikabarkan membawa muatan 11,5 ton senjata buatan Serbia yang rencananya akan dikirim ke Banglades. Pesawat telah meninggalkan Serbia pada pukul 18:36 waktu setempat dan jatuh di Yunani sekitar pukul 19:30. Pada tahap akhir penerbangan, An-12 mencapai tingkat penurunan 3000-4000 kaki per menit.
Pilot An-12 dilaporkan telah meminta pendaratan darurat di bandara Kavala karena masalah mesin, tetapi sebelum mencapai landasan pesawat sudah terbakar; diikuti oleh ledakan besar setelah menghantam daratan. Pesawat jatuh sekitar 40 km dari bandara. Mengutip artikel samchui.comdelapan orang kru pesawat Antonov-12 tersebut dilaporkan tewas. Sementara itu tujuh mobil pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kejadian, tetapi mereka tidak berani mendekat karena ledakan terus terjadi.
Mengingat sifat kargo yang sensitif, penduduk setempat di desa-desa sekitar tempat jatuhnya pesawat diminta untuk tidak keluar rumah dan mengenakan masker. Artikel dari samchui.com menyebutkan jika Antonov An-12 dioperasikan oleh Meridian, sebuah maskapai kargo Ukraina dan pesawat itu seharusnya mencapai tujuan akhir Dhaka (Banglades) dengan pemberhentian sementara di Amman (Yordania).
Quote:
An-12 tergolong pesawat medium size and medium range transport aircraft. Serupa dengan C-130 Hercules, An-12 dilengkapi dengan empat mesin turbo propeller dan ramp door pada bagian belakang untuk kargo. Diberi nama julukan ‘Cub’ oleh NATO, An-12 pertama kali meluncur pada 15 Desember 1957, dan resmi diperkenalkan serta berdinas bersama Angkatan Udara Soviet pada tahun 1959. Pesawat ini sebenarnya termasuk pesawat uzur.
Antonov An-12 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 777 Km per jam, serta kecepatan jelajah 670 km per jam. Tenaganya berasal dari empat buah mesin Progress AI-20L atau AI-20M turboprop, dengan kekuatan 4.000 horse power untuk setiap mesin. Kapasitas bahan bakarnya bisa mencapai 1.390 liter, dan dapat ditambahkan dengan ekstra fuel tanks.
An-12 dapat mengangkut muatan maksimum hingga 20.000 kg, selain itu pesawat ini juga mampu membawa hingga 100 pasukan terjun payung. Bobot maksimum saat takeoff mencapai 61.000 kg. Pesawat An-12 diawaki oleh 5 personel, yang terdiri dari pilot, co pilot, flight engineer, navigator, dan operator radio. An-12 dengan kapasitas bahan bakar maksimum, sanggup terbang hingga jarak 5.700 km non stop. Sementara bila terbang dengan muatan maksimum 20 ton, jarak terbangnya hanya 3.600 km. Untuk kecepatan menanjaknya mencapai 10 meter/detik dengan ketinggian terbang maksimum 10.200 meter.
Semasa kampanye Operasi Trikora, Indonesia sempat mengoperasikan 6 unit An-12 untuk kebutuhan AURI yang mulai berdatangan tahun 1964-1965. Enam pesawat yang datang waktu itu diberi nomor registrasi T-1201 hingga T-1206. Kedatangan pesawat Antonov An-12 melahirkan skadron angkut kedua di TNI AU, yakni skadron udara 32 yang berdiri tanggal 27 Juli 1965. Skadron udara 32 kemudian ditempatkan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung.
Ada dua An-12 TNI AU (AURI) yang mengalami kecelakaan terbang, pesawat dengan nomor T-1203 jatuh pada 16 oktober 1964 saat takeoff dari Palembang. Kemudian ada satu tipe lagi yang jatuh di area Lanud Halim Perdanakusuma menjelang operasi Dwikora, namun tidak disebutkan nomor registrasi pesawat tersebut.
Akibat peristiwa G-30S/PKI membawa dampak besar pada arah perpolitikan serta kekuatan tempur militer Indonesia. Akibatnya 6 unit Antonov An-12 ikut menjadi korban, pesawat tersebut kemudian dinon-aktifkan akibat tidak ada pasokan suku cadang dari Uni Soviet. Lewat sistem kanibalisasi, An-12 TNI AU yang tersisa masih ada yang terbang sampai tahun 1970, hingga kemudian pesawat tersebut dinyatakan di grounded.
Quote:
Lahir di era Perang Dingin, An-12 tidak sekadar di desain sebagai pesawat angkut. An-12 juga dilengkapi ruang meriam pada bagian ekor (tail turret). Wujudnya berupa kompartemen juru tembak, meriam yang dipakai adalah Nudelman-Rikhter NR-23 kaliber 23 mm dengan dua laras. Meriam dapat menembakkan 850 proyektil dalam satu menit, dengan kecepatan tembak 690 meter per detik. Meriam ini dipersiapkan sebagai elemen pertahanan jika sewaktu-waktu pesawat dicegat atau dibuntuti lawan. Sama seperti generasi pesawat Soviet zaman Perang Dingin, An-12 juga dilengkapi rancangan hidung pesawat yang dipasangi jendela atau kaca intai.
An-12 sudah diluncurkan dalam banyak varian, diantaranya ada versi intai maritim, SAR, angkut rudal balistik, cargo, linud, dan varian sipil. Untuk varian sipil peswat ini sebenarnya lumayan laris. Banyak dipakai oleh penerbangan sipil seperti Aeoroflot, Air Guinee, Alada, British Gulf International Airlines, Avial Aviation, Heli Air Service, Tiramavia, Aerovis Airlines, Veteran Airlines, KNAAPO and Vega Airlines, ATRAN Cargo Airlines. Total ada 77 penerbangan di seluruh dunia yang pernah menggunakan An-12.
.
Di negara asalnya, An-12 diproduksi terakhir pada tahun 1973, total 1.248 unit pesawat yang berhasil diproduksi. China juga turut mengembangan pesawat ini. Pesawat hasil 'copy paste' ini diberi nama Shaanxi Y-8 (Yunshuji-8). Y-8 termasuk pesawat angkut militer/sipil dan kargo yang paling populer di China. Y-8 cukup laris di pasaran ekspor. Hingga tahun 2010, Y-8 telah diproduksi sebanyak 169 unit.
Karena usia yang sudah tua dan semakin berisiko bagi awak dan penumpangnya, beberapa negara telah melarang terbang pesawat ini. Contohnya pada tanggal 12 Januari 2009, pemerintah Uni Emirat Arab resmi melarang setiap pesawat An-12 yang terbang atau melintas di wilayah udaranya. Meski menjadi saingan berat C-130 Hercules pada masanya dan punya kemampuan angkut lebih banyak, tapi sayangnya karir An-12 tidak segemilang rekan sejawatnya dari Amerika tersebut.
Quote:
Referensi Tulisan: Army Technology, samchui.com& scramble.nl
Sumber Foto: sudah tertera di atas




bigbullshit dan gabener.edan memberi reputasi
14
3.5K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan