albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Di Belakangmu, Kesucianku Telah Terenggut ( Bagian 2 )
Di Belakangmu, Kesucianku Telah Terenggut ( Bagian 2 )

Hai Agan dan Sista. Sebelum memulai thread ini saya terlebih dahulu saya mengucapkan banyak terima kasih atas apresiasi dan dukungan anda semua untuk sudi kiranya telah membaca cerpen "Di Belakangmu, Kesucianku Telah Terenggut" yang pertama. Semoga pada bagian kedua ini, Agan dan Sista masih terhibur dan menikmatinya.


Selamat membaca !!

***

Di Belakangmu, Kesucianku Telah Terenggut (Bagian 2)

Malam telah berlalu dan pagi pun menjelang. Aku telah berada di kamarku bersama suamiku sejak jam 5 subuh tadi namun hingga saat ini mataku belum juga bisa terpejam. Meski telah kubasuh tubuhku berkali-kali, aku masih tetap merasakan kotoran yang melekat. Sekacam bau busuk yang menyengat seakan tak mau hilang dan lepas dari tubuh nistaku sejak semalam.

Kupandangi suamiku dan Alyah anakku yang sedang tertidur pulas secara bergantian. Kurasakan kedamaian saat menatap mereka. Kurasakan masa depan yang akan berakhir cerah. Aku akan segera bekerja dan kami tidak akan hidup susah lagi. Tanpa kusadari air mata ini meleleh pula, membasah hinggap kedua pipi. Ohhhh, andai saja takdir tak berkata lain, aku tak mungkin berbuat hal kotor tadi malam. Begitu gumam ku dalam hati.

Tepat hari senin, seminggu setelah pertemuan dengan Rendi, sebuah email masuk mengabari bahwa aku akan dipanggil untuk wawancara di perusahaan miliknya itu. Rasa senang bercampur haru menyelimuti pikiranku. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur setelah sebelumnya tak henti pula aku mengutuk. Aku rasa inilah permulaan yang baik itu. Permulaan untuk merubah semua hal, dimulai dari awal lagi.

Semua tahapan dalam proses wawancara itu berhasil kulewati. Meski berkali-kali Rendi menghubungiku dan menyarankan agar tidak usah repot-repot mengikuti prosedur, namun aku selalu menolaknya dengan halus. Dengan dalih "gak enak" aku berusaha menjelaskan bahwa aku ingin mengikuti jalur yang resmi. Dan juga, aku punya kapasitas dan merasa memang bisa mengerjakan ini dan itu.

Tak terasa telah genap pula sebulan aku bekerja di perusahaan milik temanku, Rendi. Waktu memang terus berputar dan aku merasa ini berlangsung sangat cepat. Aku ditempatkan di bagian personalia (Divisi HRD) sehingga tugas tidak begitu berat. Hanya seputar mengurusi administrasi para karyawan. Hanya sesekali aku mendapat tugas tambahan, menemani Kepala Divisi untuk keliling memeriksa kantor-kantor cabang di daerah. Itupun, hal itu baru dua kali dalam sebulan ini.

Betap senang hatiku saat mendapati sebuah pesan masuk di Smartphone milikku. Ya, gaji bulanan plus tunjangan untuk bulan pertama ini telah masuk. Angkanya membuatku bertanya-tanya. Apakah benar ini gajiku dalam sebulan?, Apakah tidak terlalu banyak?. Belum habis benakku bergumam, tiba-tiba Smartphone ku berdering. Rendi menelponku.

"Halo, Ris. Apa Kabar?. Gaji udah masuk kan?"

"Yaa. Halo, Ren. Iyaa udah. Tapi, ada yang bikin aku kepikiran, Ren"

"Oh, Yaa. Apa gajimu kurang? Atau ada potongan yang gak wajar?"

"Gak, Ren. Ini malah aku rasa apa yang aku terima terlalu besar. Apa benar gajiku segini?" Aku berbicara panjang lebar dan menyebutkan nominal.

"Ouh. Ini juga mau ngasih tau. Makannya aku nelpon"

"Gimana nih maksudnya?"

"Aku nitip sebagian kemaren. Aku nyuruh dikirimin sepaket dengan gajimu. Buat beli keperluan pribadimu"

"Waduh. Jangan gitu lah, Ren. Menerima aku sebagai karyawan juga udah syukur banget"

"Gak lah. Uang gajimu buat suami dan anakmu. Sisanya buat kamu sendiri. Kamu bisa pakai itu buat ke salon untuk perawatan diri. Hehehe".

"Tapi, Ren.....Aku..."

"Udah...Diterima yaa... Babayyy"

Belum sempat aku membalas, Rendi sudah menutup teleponya. Dalam hati aku sebenarnya senang juga. Tetapi di sisi lain aku merasa makin terikat dengan Rendi. Aku tak ingin semua ini menjadikan aku berhutang budi kepadanya.

Akhir pekan aku habiskan waktu bersama suamiku Mas Farid dan Alyah anakku. Kami bersepakat untuk makan di sebuah restoran di pinggiran kota dan setelah itu aku dan suamiku akan mengantarkan Alyah ke toko boneka. Alyah anakku sudah lama ingin membeli boneka beruang berukuran besar itu. Katanya, buat teman tidur. Nampak raut wajah berseri-seri saat Alyah dan Mas Farid bermain-main di wahana "mandi bola" itu. Aku perhatikan saja mereka. Sesekali Mas Farid menatap ke arahku dan menunjuk-nunjuk Alyah, anak kami. Aku membalasnya dengan melempar senyuman. Hari itu kami habiskan hingga sore. Menjelang malam, kami putuskan untuk kembali ke rumah.

Smartphone ku berbunyi saat ku keluar dari dalam kamar mandi dan mengeringkan rambutku yang basah dengan handuk. Ku lihat ada sebuah pesan WhatsApp dari Rendi

( " Hai, Risa. Kamu di mana?" )

( " Iya, Ren. Aku di rumah. Baru saja dari berakhir pekan" )

( "Umm bentar kamu ada waktu ga?" )

( "Jam berapa emang, Ren?" )

( "Jam 8 malam, di Apartmenku" )

( "Oouhh, umm, iyaa.. bentar ya. Aku ijin mas Farid dulu" )

( "okay. Aku nungguin" )

( "Okay, Ren" )

Aku menutup chating itu dan segera mengganti pakaian. Entah mengapa aku merasakan hal lain. Seakan ingin juga bertemu Rendi malam itu. Kuhampiri Mas Farid dan kuutarakan maksdku. Dia seperti biasa selalu mengijinkan. Segera kukirim pesan WA kepada Rendi untuk memastikan aku akan datang. Dia mengiyakan dan memberitahu agar aku langsung saja ke Apartmennya.

Langkah kaki kupelankan saat mendekati pintu apartmen Rendi. Kutekan tombol bel itu perlahan. Tak cukup beberapa detik kemudian, Rendi telah membukakanku pintu. Aku tersentak saat Rendi, diluar perkiraanku langsung menarik tanganku, menutup dan mengunci pintu apartmen nya dan memelukku dari belakang. Seolah seekor serigala yang sedang menerkam mangsanya, aku dibuat ketakutan oleh tingkahnya. Meski dalam hati aku setengah menginginkan hal ini. Ohh, apa yang akan terjadi lagi malam ini. Akankah kejadian itu terulang lagi?

***
viensiAvatar border
bukhoriganAvatar border
penikmatbucinAvatar border
penikmatbucin dan 16 lainnya memberi reputasi
17
5.7K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan