- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Lebih dari 20 Tahun - COC CLBK


TS
ih.sul
Lebih dari 20 Tahun - COC CLBK
Konten Sensitif
Umbara tengah menggila. Dengan golok di tangan kanan dan panci di tangan kiri dia tengah memporak-porandakan kebun Haji Sodik yang baru saja berbuah. Para pekerja mencoba menghentikan amukannya namun Umbara tak segan-segan mengacungkan golok ke arah mereka sehingga tak ada orang yang berani mendekatinya.
Ini bukan pertama kalinya Umbara membuat keributan. Selama belasan tahun, masa yang amat panjang bagi para penduduk desa, Umbara selalu dikenal sebagai biang onar ke mana pun dia pergi. Dia akan selalu berkelahi dengan siapa pun yang tidak dia sukai, menghancurkan meja kursi di semua warung yang makanannya tidak enak, mencuri ayam milik penduduk yang tidak dikurung dengan baik dan menjualnya di pasar, lalu menghabiskan semua uangnya untuk mabuk-mabukan.
Para penduduk sudah lelah dengan tingkahnya. Awalnya mereka hanya menganggap itu sebagai kenakalan remaja biasa, tetapi sekarang mereka sudah tidak tahan. Seseorang akhirnya memanggil beberapa polisi Belanda.
Polisi-polisi itu, beberapa di antaranya juga pernah dihajar oleh Umbara, melakukan tugas mereka dengan senang hati. Umbara yang membawa golok dianggap sebagai ancaman bahaya sehingga salah satu polisi menembak pundak Umbara dengan senapan yang biasanya digunakan untuk berburu. Umbara melenguh layaknya banteng terluka dan terkapar berguling-guling memegangi lukanya sementara para polisi itu mengeroyoknya sampai mampus.
Dengan tubuh yang babak belur, Umbara pun dimasukkan ke dalam penjara.
Haji Sodik memandangi kebunnya yang separuh hancur. Dia tidak menuntut Umbara, dia juga sama sekali tidak terlihat marah, dia hanya tersenyum begitu sedih sampai-sampai beberapa orang bertanya apa yang sebenarnya dia pikirkan.
“Anak itu dulu tidak seperti itu,” jawab Haji Sodik dengan wajah begitu murung. “Umbara dulu anak yang rajin mengaji, sangat disayangi oleh keluarga dan tetangganya. Cinta merubahnya menjadi sangat gila.”
***
Umbara memiliki seorang kekasih, namanya Sri Ratna. Mereka kenal sejak kecil, tumbuh dewasa bersama, dan jatuh cinta secara alami. Orang-orang yang mengenalnya di masa muda selalu menganggap mereka sebagai pasangan tak terpisahkan. Sehidup dan semati.
Namun kenyataannya, mereka terpisah.
Itu terjadi beberapa hari sebelum tahun baru 1923, saat itu keduanya telah berumur tujuh belas tahun. Umbara bekerja sebagai pemburu sarang walet sementara Sri Ratna merupakan penjahit pakaian yang cukup digemari noni-noni Belanda. Keduanya bekerja dengan tekun, mengumpulkan banyak uang agar bisa segera menikah.
Namun takdir berkata lain.
Keluarga Sri Ratna bukanlah keluarga kaya. Ayahnya sering kali mempertaruhkan uang yang mereka punya di meja judi sehingga bukannya semakin banyak, tabungan Sri Ratna lebih sering habis dipakai untuk membayar hutang. Uang tabungan itu terus dan terus menipis hingga suatu hari mereka tak sanggup membayar lagi.
Meski demikian ayahnya terus bermain judi, kalah, berhutang, berjudi, dan kalah lagi. Hutang-hutang itu menumpuk tak terbayarkan hingga akhirnya sang rentenir mendatangi mereka.
Rentenir itu bernama Rudolf Henzie, seorang bangsawan Belanda yang dikenal akan kegemarannya mengoleksi wanita. Dia tertarik pada Sri Ratna dan bersedia mengambil Sri Ratna sebagai pembayaran hutang. Tanpa punya pilihan lain kedua orangtuanya setuju.
Namun Umbara menolak dengan tegas.
Sri Ratna diberi satu hari untuk bersiap-siap. Sadar bahwa ucapannya tak akan didengarkan oleh orangtua Sri Ratna, Umbara menyusup ke kamar Sri Ratna di tengah malam dan mengajaknya untuk kimpoi lari.
Sri Ratna menangis terharu, tetapi dia harus menolak ajakan Umbara. Tak peduli seburuk apa pun kelakuan ayahnya, Sri Ratna selalu menyayangi orangtuanya. Jika Sri Ratna memilih kabur bersama Umbara maka orangtuanya pasti akan mendapat ganjaran yang buruk. Bahkan bisa saja ibu atau adik-adiknya yang akan dipaksa untuk menggantikan dirinya.
Malam itu keduanya menangis meratapi nasib yang begitu buruk. Tak ada yang bisa keduanya lakukan selain menangis menyadari cinta mereka yang begitu kuat hancur begitu saja di hadapan dunia yang tidak memperdulikan mereka.
“Umbara, kumohon petiklah aku,” pinta Sri Ratna. “Nodailah aku, tandai tubuhku, jadikan aku sebagai milikmu selama-lamanya. Meski tidak secara fisik, tapi kenangan malam pertamaku adalah milikmu seorang. Aku akan selalu mencintaimu.”
Malam itu mereka bercinta dengan begitu liar, penuh desar dan air mata. Kedua orangtua Sri Ratna tahu, tetapi tidak mencoba untuk mengganggu. Apa yang terjadi malam itu adalah kenangan paling indah yang akan selamanya mereka kenang sebagai akhir dari cerita cinta mereka.
Dan kemudian, Sri Ratna pergi dan Umbara mulai berubah. Umbara yang dulu dikenal sebagai pemuda sopan perlahan berubah liar dan tak terkendali. Segala macam dosa dia lakukan; berkelahi, mabuk-mabukan, mencuri, bahkan membunuh.
Hanya satu hal yang entah mengapa tidak pernah dia lakukan, main perempuan. Baginya hanya ada satu wanita dalam hidupnya, dan dia tidak berniat menodai kenangan itu dengan wanita lain.
Orangtua Umbara begitu cemas dengan keadaannya. Mereka membawanya ke Haji Sodik, siapa tahu Umbara bisa sembuh dengan semacam ruqyah, tetapi Haji Sodik hanya menggelengkan kepala.
“Anak ini tidak dirasuki jin mana pun. Cinta, cuma itu yang bisa menyembuhkannya.”
Beranjak dewasa Umbara menjadi semakin gila. Dia terus dan terus melakukan segala hal yang tak ada siapa pun yang berani melakukannya. Dia pernah menyelam ke laut yang ada hiunya. Dia pernah memburu ular kobra sampai ke sarangnya. Dia juga pernah bergabung dengan tentara gerilya meski akhirnya dikeluarkan karena tak ada yang bisa mengendalikannya. Baginya, semua kegilaan itu adalah bentuk pengalih perhatiannya dari kenyataan.
Akhirnya Umbara pun masuk penjara. Penjara bukanlah tempat yang menyenangkan, hukum rimba berlaku di tempat itu dan dengan satu tangan yang cacat karena tak pernah diobati, Umbara pun menjadi bulan-bulanan tahanan lain.
Dia dipukuli, barang-barang yang diberikan orangtuanya dirampas, makanannya diludahi, bahkan dia pernah beberapa kali disodomi oleh tahanan berkepribadian melenceng. Kehidupan penjara membuatnya menderita sampai-sampai setiap malam dia terus meneriakkan nama Sri Ratna dalam tidurnya. Suara berisiknya itu biasanya membuat tahanan lain bangun dan menghajarnya sampai pingsan agar diam.
Namun di penjara jugalah Umbara akhirnya berhasil dijinakkan. Ketidakmampuan untuk kembali berkelahi membuatnya lebih banyak diam dan mengumpulkan kembali akal sehatnya. Dia sadar bahwa dia merindukan Sri Ratna dan tak bisa mencintai wanita lain selain dia. Meski demikian apakah sosoknya saat ini adalah pria yang dicintai Sri Ratna? Apakah Sri Ratna mau dengan pria pembuat onar sepertinya?
Kehidupan di dalam penjara merubahnya menjadi orang yang lebih baik, dan di luar penjara keadaan juga jadi semakin baik.
Pada tahun 1943, Jepang mulai menduduki Indonesia. Kedatangan Jepang memberi beberapa perubahan pada masyarakat, dan para tahanan yang tak pernah diadili dengan benar pun dibebaskan. Dengan sikap yang jauh lebih baik dibanding saat dia masuk, Umbara pun keluar dari penjara.
Umbara tahu dunia luar akan sangat menyulitkan. Bagaimanapun, dia adalah pria tua berumur 37 tahun dengan satu tangan yang tak bisa bergerak normal. Meski demikian Umbara menganggap tangan dan waktunya yang telah hilang sebagai penebusan dosa. Dia tidak menyesalinya.
Orangtuanya tak tahu Umbara sudah dikeluarkan, dia tidak memberitahu mereka sebagai kejutan. Namun, tempat pertama yang dia datangi bukanlah rumahnya melainkan rumah dari Sri Ratna, tempat di mana mereka pernah berbagi malam yang begitu indah. Tempat di mana kenangan terbaik dalam hidupnya pernah ditulis.
Umbara tidak mengharapkan apa pun, dia tahu dia tak akan mendapatkan apa-apa. Dia hanya ingin mampir sebentar dan pergi. Itu sudah cukup untuk memulihkan kenangan yang berusia dua puluh tahun lamanya. Namun apa yang dia temukan di teras rumah membuatnya lebih terkejut dibanding apa pun.
Kedatangan Jepang dan perang yang berbalik arah membuat orang-orang Belanda yang awalnya tinggal di bumi pertiwi memilih kembali ke negara asal mereka. Termasuk Rudolf Henzie. Rudolf Henzie menjual semua hartanya dan membawa semua keluarganya. Meski demikian dia mengabaikan semua yang sudah tidak berguna baginya.
Sri Ratna adalah salah satunya. Setelah Rudolf Henzie kabur ke negara asalnya, Sri Ratna pun menyadari bahwa dia telah bebas. Setelah dua puluh tahun tak pernah diberi kebebasan meninggalkan rumah, Sri Ratna pun pulang menemui keluarganya. Kedua orangtuanya sudah meninggal, hanya adiknya yang paling bungsu yang masih belum menikah dan menempati rumah mereka.
Sri Ratna pun merenungkan tahun-tahun yang sudah hilang dalam hidupnya. Masa mudanya, keluarganya, cintanya….
Dan di saat itulah Umbara mendatangi rumahnya. Keduanya saling bertatapan lama sekali sebelum saling menerjang dan berpelukan begitu erat seolah-olah tak akan bisa dipisahkan lagi. Tanpa ada yang berkata satu huruf pun keduanya saling berciuman, mengganti kembali dua puluh tahun yang sudah hilang dari hidup mereka.
“Aku kotor,” pekik Sri Ratna setelah ciuman itu usai. “Tubuhku sudah dipakai ratusan kali, dia menjilati seluruh tubuhku tanpa terkecuali, aku bahkan melahirkan empat anak darinya. Apa kau masih mau menerimaku?!”
“Aku juga penuh dosa,” balas Umbara tak kalah keras. “Aku sudah mematahkan gigi ratusan orang, aku mencuri dan mabuk-mabukan setiap hari. Bahkan saat dipenjara aku disodomi tanpa henti. Apa bedanya kita? Memangnya siapa yang lebih kotor?”
Tanpa menerima penolakan Umbara menciumnya lagi. Lebih lembut, basah karena air mata.
“Aku mencintaimu Sri. Selama dua puluh tahun ini cuma kau yang ada di hatiku,” aku Umbara.
“Aku… aku juga cinta kau Umbara,” balas Sri Ratna. “Lebih dari itu, aku cinta kau lebih dari dua puluh tahun.”
Memang benar apa kata Haji Sodik, cuma cinta yang sanggup menyembuhkannya. Sekarang, Umbara sudah sembuh, Sri Ratna telah kembali. Cinta yang mereka kira telah hilang akhirnya bersemi kembali.
Quote:
Diubah oleh ih.sul 10-07-2022 19:42


bukhorigan memberi reputasi
3
494
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan