Entah apa yang ada di pikiran para pendidik, walau hanya oknum tapi beritanya selalu saja silih berganti tiap minggu dan bulan ada saja kasus perkasus yang muncul ke permukaan.

Setelah Indonesia diramaikan oleh penangkapan paksa anak kiai kondang di Jombang, lalu ada juga kasus motivator yang membuat sekolah gratis bagi anak tak mampu, namun dibalik itu semua ada siswa didiknya yang mengalami pencabulan.

Kasus terbaru yang melibatkan pendidikan agama atau guru ngaji terjadi di Lombok, dimana pelaku berinisial MF yang sudah berumur 49 tahun yang merupakan warga Desa Embun Raja, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Rumahnya habis disatroni warga, biar tidak ada dusta diantara kita atau berita ini dianggap fitnah mari kita saksikan langsung saja videonya,



Kalau media sudah mengatakan seperti itu mau dikata apa! Terlebih massa yang marah melempari rumah pelaku, untung saja aparat keamanan bertindak cepat.

Kalau tidak, bisa-bisa pelaku dihajar oleh massa dan akibatnya bisa fatal. Bravo untuk petugas, yang bisa mengendalikan situasi dan meredam amarah warga. Pelaku juga dibawa dan diamankan untuk proses hukum lebih lanjut.

Korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar awalnya setiap mau buang air kecil selalu merasa sakit, orang tuanya tentu merasa khawatir dan bertanya apa yang terjadi.





Namanya juga anak kecil, sudah pasti dengan polos dan tanpa dosa dirinya menceritakan bagaimana pelaku yang melakukan tindakan pencabulan.

Sontak orang tua segera melaporkan pelaku ke kepolisian, bahkan disinyalir ada juga korban lainnya ketika Polisi melakukan penyelidikan.

Tentunya walau para pengajar atau guru ini hanya oknum, tapi melihat hal ini ada yang aneh ketika guru ngaji tentunya paham agama tapi tidak mencerminkan dirinya beragama! Ditakutkan, orang tua akan mulai memfilter anak-anaknya untuk belajar ngaji secara tatap muka.



Bisa saja mereka lebih memilih belajar online, sekarang ini banyak pelajaran ngaji di youtube maupun aplikasi lain yang bisa memberikan pengetahuan lebih banyak dibandingkan tatap muka. Hal ini juga dilakukan Fiki Naki ketika belajar bahasa asing, dimana gurunya lebih banyak berasal dari online.

Atau kalau tak ada internet, orang tua harus lebih memilih dengan guru ngaji yang sesama jenis secara private, biar lebih aman walau saat ini ada juga predator anak sesama jenis.

Setidaknya karena kasus seperti ini semakin marak dan terus berulang, harus ada pencegahan dini dari pemerintah! Dan semoga dimasa depan tidak terulang lagi.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2
Pic : google