- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kembalinya Cinta Antara Dokter Dan Pasien


TS
Avnerhero
Kembalinya Cinta Antara Dokter Dan Pasien
Konten Sensitif

Bel sekolah di SMA Millenium berbunyi pada saat jam menunjukkan jam 7 pagi. Semua siswa yang baru pada datang berusaha lari memasuki gerbang pagar supaya tidak telat sekolah.
Ada siswa yang memakai sepeda motor, sepeda dan jalan kaki. Mereka tak hiraukan lagi rasa capek karena mengejar waktu yang terus berlalu. Dari kejauhan satpam sekolah terus meneriaki semua siswa agar cepat masuk karena gerbang mau ditutup dan di gembok.
Tak lupa guru piket sekolah sudah berada di depan pagar untuk mencatat beberapa nama siswa yang telat datang. Biasanya siswa siswi tersebut akan kena tegur, tetapi apabila terlalu sering telat, maka akan di kenakan sanksi hukuman lari keliling lapangan sebanyak tiga kali untuk membuat efek jera dan supaya ada nya kedisiplinan di dalam diri mereka.
Di kelas 3A, kelas yang terletak paling depan dengan jumlah siswa yang lumayan banyak. Tiba - tiba tampak masuk seorang guru bernama Ibu Tiara. Ya, beliau ini adalah wali kelas ini dan merangkap sebagai guru sejarah.
"Selamat pagi anak - anak semua" Ibu Tiara masuk sambil memberi salam.
"Selamat pagi juga bu guru". Sahut siswa - siswi.
"Pada hari ini, ibu mau memperkenalkan kepada kalian semua kalau ada seorang siswa baru di kelas ini, nama nya Tedy. Dia baru aja datang dari luar kota dan ingin sekolah disini. Jadi ibu ingin kalian berteman baik dengan dia, kalian harus selalu kompak, kasih tau mengenai tugas - tugas yang harus di kerjakan oleh dia. Saya akan panggi Tedy untuk masuk ke dalam kelas ini." Ibu Tiara kemudian bergegas keluar ruangan kelas.
Tak lama kemudian terdengar pintu kelas terbuka, dan masuklah orang, yaitu Ibu Tiara dan Tedy.
"Ayo Tedy perkenalkan dirimu ke teman - teman". Sahut Bu Tiara sambil tersenyum.
"Selamat pagi teman - teman semua, nama saya Tedy Michael Wirawan, biasa di panggil Tedy. Saya anak pertama dari dua bersaudara, saya tinggal di jalan ABC, semoga saya bisa menjadi akrab dengan kalian semua di kelas ini. Saya baru aja pindah dari luar kota dan ingin sekolah disini, karena menurut info yang saya dapati, ini adalah salah satu sekolah terbaik di kota ini. Sungguh senang saya dapat di terima di sekolah ini". Ungkap Tedy dengan suara semangat.
"Ok Tedy kamu sekarang duduk paling depan ya, agar kamu fokus belajar dengan baik". Sambung bu Tiara.
"Wah Tedy ganteng bener, senyumnya manis sekali". Ujar Dita salah satu siswi terpintar di kelas tersebut.
"Kamu naksir ya pada pandangan pertama, ciyeee Dita, ciyeee. He, he, he". Jawab Melly teman sebangku Dita.
Akhirnya kegiatan belajar mengajar pun berlangsung sampai bel pulang berbunyi yang menandakan siswa - siswi tersebut harus pulang.
Dua bulan kemudian Ibu Tiara membuat jadwal kelompok untuk para siswa siswi di kelas tersebut. Penentuan kelompok pun berdasarkan undian. Ada lima kelompok yang akan di buat oleh Bu Tiara. Pengundian kelompok pun terjadi dengan cara undian.
"Wah saya senang sekali bisa satu kelompok dengan Tedy yang ganteng itu. Bisa jadi akrab nih. He, he, he". Sahut Dita kegirangan.
"Tembak aja Dit kalo memang suka ". Jawab Melly penuh semangat.
"Masa saya yang harus nembak duluan, gengsi dong".
Pada saat kelompok tersebut bertemu untuk belajar bareng, mata Dita tak berhenti menatapi Tedy. Sampai akhirnya Tedy pun menyadari kalau dirinya sering ditatap kagum oleh Dita.
"Hey Tedy, ini si Dita suka sama kamu tuh. Dari tadi dia ngeliatin kamu terus. He, he, he". Ungkap Melly dengan ceplosnya.
"Masa sih?". Tanya Tedy.
"Apaan sih, Mel? bikin malu aja.". Tangkis Dita.
Akhirnya tak lama kemudian kelompok belajar tersebut dapat menyelesaikan tugas nya dan mereka pulang ke rumah masing - masing.
Seminggu kemudian di sore hari, telepon seluler Dita berbunyi dengan cukup keras.
Ternyata yang menelepon dirinya adalah sang pujaan hati, Tedy.
"Halo selamat sore, ini Dita ya? Ini saya Tedy". Ujar Tedy.
"Sore juga, halo Tedy. Ada apa ya?".
"Kamu sore ini ada acara ga? Kalau ga ada kita jalan - jalan keluar, ya makan aja di mall. Mau enggak? Kalau mau, saya akan jemput kamu". Jawab Tedy dengan lugas.
"Gimana ya? Saya sih sebenarnya mau...tapi saya belum tau apakah diizinkan apa enggak sama orang tua saya".
"Kamu siap - siap aja ya, satu jam lagi saya akan jemput kamu dan nanti saya akan mencoba minta izin ke orang tua kamu saat saya sampai di rumah kamu". Ungkap Tedy dengan yakin.
Satu jam kemudian Tedy pun sampai ke rumah Dita. Kemudian Tedy berusaha sopan meminta izin ke orangtua Dita supaya di izinkan untuk jalan - jalan dan makan di mall. Dan akhir nya orangtua Dita pun mengizinkannya.
Sesampainya di mall, Dita di ajak makan di sebuah restoran dengan duduk diluar sambil menikmati angin malam di terangi lampu lilin di atas meja.
"Dita kamu hari ini cantik bener, kapan - kapan kita belajar bareng lagi ya?". Jelas Tedy dengan tatapan tajam.
"Ah kamu bisa aja sih". Jawab Dita tersipu malu.
"Kamu saya denger - denger masih jomblo ya". Tanya Tedy penuh harap.
"Kalau saya jomblo kenapa?". Tantang Dita.
"Ya, saya dari pertama kali melihat kamu, hati saya langsung tertuju ke kamu". Tedy menarik tangan Dita untuk menyakinkan omongan nya.
"Masa sih? Kamu bohong kali ah" tangkis Dita.
"Swear saya enggak bohong kok. Baru kali ini saya ada kesempatan untuk mengungkapkan isi hati saya ke kamu, sejujurnya saya suka kamu, maukah kamu jadi pacar saya?". Ucap Tedy sembari mengeluarkan serangkai bunga indah dari bawah meja yang sudah disiapkannya dari tadi.
"Hah? Kamu serius ini?". Sambung Dita.
"Ya, saya serius. Dita, maukah kamu jadi pacar saya?.
"Hmm..gmn ya? Saya juga sebenarnya... aduh gimana jawab nya ya? Kok saya jadi enggak bisa ngomong ya?" Kilah Dita dengan grogi.
"Kamu tinggal jawab iya. Enggak susah kan?" Ungkap Tedy sambil berlutut di hadapan Dita.
"Tedy, Tedy....saya rasa, saya rasa, saya mau jadi pacar kamu".
"Wah...kamu mau menerima cinta saya?" Tawa Tedy dengan rasa bahagia.
"Ya, saya mau jadi pacar kamu". Jawab Dita dengan girang.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan makan malam bersama dengan suasana romantis.
Hari demi hari pun mereka lalui bersama sebagai dua sejoli yang penuh bahagia.
Tak terasa lima bulan pun berlalu, hingga suatu hari Dita pergi ke mall bersama Melly, Siska. Mereka berencana nonton bareng film keluaran terbaru.
Ketika mereka sedang lewat sebuah restoran fast food, tiba - tiba mata Siska melihat ada Tedy sedang berduaan dengan wanita lain.
"Dit, itu bukan nya Tedy cowok kamu? Lagi sama siapa dia?" tanya Siska.
"Iya, itu Tedy. Cewek itu siapa yang di samping nya?, ayo kita samperin aja deh" Jawab Dita dengan kesal.
Akhirnya mereka bertiga bergegas menghampiri meja Tedy.
"Tedy, kamu lagi ngapain disini? Dan itu di sebelah kamu siapa ya?" Dita bertanya dengan sedikit keras.
"Oh ini Vivi, teman saya". Sambung Tedy.
"Hah teman?, apa aku cuman kamu anggap teman? Bukan nya kita sudah jadian 2 tahun yang lalu?" Tegas Vivi penuh emosi.
"Tedy ini teman apa pacar kamu? Saya kan pacar kamu?" Jelas Dita sambil tolak pinggang.
"Kamu punya pacar lain lagi? Sekarang kamu pilih saya atau dia?" Jawab Vivi.
"Saya, saya pilih...." Tedy langsung terdiam.
"Tega bener kamu sama saya, Tedy". Jawab Dita yang terus mengeluarkan air mata.
"Ayo Tedy kamu pilih siapa?! Saya atau Dita?!". Suara Vivi semakin mengeras karena sudah dipenuhi amarah.
"Saya pilih kamu, Vi". Jawab Tedy tertunduk malu.
"Dasar cowok kurang ajar, kamu permainkan hati saya, mulai sekarang kita putus. Saya tidak mau ketemu kamu lagi, sakit hati saya". Ujar Dita sambil nangis terisak - isak.
"Ayo kita pergi Mel, Siska. Saya nyesel punya pacar seperti Tedy" sambung Dita.
"Dita, maafkan saya kalau saya mengecewakan kamu" ungkap Tedy sambil mengejar Dita.
Tedy terus mengejar Dita yang bergegas pergi, tapi Dita terus berjalan dan tidak mau lagi berbicara dengan mantan kekasihnya yang telah menyakiti hidupnya.
Akhirnya mereka berdua pun telah resmi putus.
Beberapa kemudian keluarlah pengumuman kelulusan para siswa siswi di sekolah tersebut. Dan mereka merayakan kelulusan tersebut sambil merencanakan untuk mendaftar di kampus negeri maupun swasta.
Tak terasa sepuluh tahun pun berlalu, dulu mereka masih sekolah, sekarang mereka telah lulus kuliah dan bekerja.
Tedy yang masih mempunyai hoby touring motor bersama teman - teman club nya, sering bepergian naik motor keluar kota.
Hingga suatu hari, Tedy bersama teman - temannya touring motor di musim hujan dengan tujuan Jakarta - Bali. Mereka berangkat touring pada pukul jam enam pagi.
Karena masih pagi dan ini adalah hari libur, di tambah dengan hujan gerimis, maka jalanan agak kosong, tim touring ini mulaipun mulai melanjutkan perjalanan.
Mereka mulai memacu motor dari kecepatan pelan, hingga akhirnya dengan kecepatan tinggi.
Dan akhirnya pada suatu tikungan tajam yang cukup curam dan licin karena ada genangan air hujan. Motor Tedy yang melaju cukup kencang dari arah belakang, tiba - tiba tergelincir dan Tedy pun terjatuh sampai terseret sebanyak beberap meter.
Teman - teman Tedy pun segera membantunya dan membawanya ke rumah sakit terdekat supaya dapat di obati.
Sesampainya di rumah sakit, Tedy segera di bawa ke ruang Unit Gawat Darurat karena kondisinya dengan luka yang cukup parah.
Dokter berusaha menangani dan mengoperasi luka Tedy. Sembari teman - teman Tedy mengabarkan keluarganya dan ikut berdoa supaya operasi dapat berjalan dengan baik.
Satu jam kemudian, seorang dokter wanita keluar dari ruangan operasi. Dokter tersebut menerangkan ke teman - teman Tedy, bahwa operasi berjalan dengan baik, dan kondisi Tedy saat ini masih memerlukan istriahat.
Setiap hari dokter wanita ini begitu perhatian terhadap Tedy. Dia selalu mengecek kondisi Tedy setiap tiga jam sekali, dan terkadang dokter ini sesekali menyuapi makan Tedy.
Pada hari ketiga di rumah sakit, dimana kondisi Tedy sudah mulai membaik, teman - teman Tedy pun mulai mengajaknya mengobrol.
"Ted, kamu beruntung dapat dokter wanita yang baik, dokter itu perhatian sekali ke kamu, dia sampai mau suapin kamu makan. Jarang ada dokter seperti itu". Terang Jemy, teman satu club motornya Tedy.
"Ya, saya beruntung. Kemarin saya sempet enggak sadarkan diri, lalu saat saya sadar, tiba - tiba saya sudah di rumah sakit. Dan lebih beruntung lagi, saya dapat dokter yang baik". Ungkap Tedy sambil tersenyum.
Tiba - tiba pintu kamar rumah sakit terbuka, dan tampak seorang dokter wanita masuk di temani oleh susternya.
"Selamat pagi, bapak - bapak, apakah bisa keluar sebentar? Saya mau periksa pasien saya, Bapak Tedy". Jawab dokter tersebut.
"Halo pak Tedy, gimana kondisinya hari ini? Apa yang bapak rasakan?" Tanya dokter tersebut.
"Kondisi saya hari ini sudah agak baikan, terimakasih bu dokter sudah baik ke saya, dan mau merawat saya".
" Ya, sama - sama pak. Itu memang sudah menjadi tugas saya". Jawab sang dokter.
"Pak Tedy, apakah masih ingat dengan saya?". Dokter tersebut pun bertanya.
"Siapa ya?" Jawab Tedy dengan bingung.
"Saya ini Dita, mantan kamu di SMA". Terang dokter Dita
"Astaga, kamu Dita?, kamu beda sekali, saya hampir enggak mengenali kamu".
"Masa sih kamu tidak mengenali saya?" Sambung Dita
"Iya, saya tidak mengenali kamu. Saya minta maaf untuk kejadian beberapa tahun lalu, dimana saya selingkuh dari kamu". Ujar Tedy penuh penyesalan.
"Kamu saya maafkan, Ted". Dita tersenyum.
"Makasih. Kamu memang baik. Saya menyesal telah meninggalkanmu dulu. Sedangkan sekarang kamu cukup baik merawat saya. Kamu memang memiliki hati yang tulus. Dulu tak lama sejak saya putusin kamu, dan saya memilih Vivi. Hubungan saya dengan Vivi tak harmonis dan sering ribut, belakangan saya tahu kalau Vivi juga punya selingkuhan. Akhirnya Vivi saya putusin juga. Saya malu mau balik lagi ke kamu". Ungkap Tedy dengan terisak - isak.
"Sudahlah Tedy, itu masa lalu. Saya merawat kamu karena kamu pasien saya, dan saya seorang dokter. Itu tugas saya". Terang Dita sambil tersenyum.
Setelah seminggu lebih di rawat, akhirnya Tedy dinyatakan sembuh dan di perbolehkan untuk pulang.
Tak lama berselang, setelah Tedy pulang ke rumah. Tedy pun segera menelepon ke handphone Dita.
Dita pun langsung menjawab telepon tersebut.
"Dita, sore ini kamu ada acara enggak? Kalau enggak ada acara, kita makan bareng, mau enggak?" Ucap Tedy dengan penuh harapan.
"Saya lagi tidak ada acara. Kamu saya tunggu di rumah saya ya". Jawab Dita.
Akhirnya Tedy dan Dita kembali makan malam di sebuah restoran di mall, dimana restoran ini adalah tempat pertama kali mereka resmi menjadi pacar saat SMA dulu.
Sesampainya di restoran tersebut, mereka memesan makanan dan minuman favorit mereka.
"Dita, saya senang bisa ketemu kamu lagi, bisa ngobrol lagi, bisa melihat senyum kamu lagi". Jelas Tedy.
"Terus, terus mau apa lagi?" Jawab Dita sambil tersenyum.
"Dita, saya minta maaf sekali lagi untuk kesalahan masa lalu saya. Saya ingin berubah. Beri saya kesempatan untuk memperbaikinya. Saya janji tidak akan selingkuh lagi. Saya sudah kapok selingkuh".
"Minta kesempatan? Enggak salah tuh?". Ucap Dita dengan nada sedikit heran.
"Iya saya minta satu kesempatan. Saya tidak akan mensia - sia kan nya lagi".
"Hmm gimana ya?" Jawab Dita.
" Dita, maukah kamu jadi pacar saya lagi? Saya ingin kita balik lagi seperti dulu. Kalau kamu mau marah, saya terima. Kalau kamu mau tolak, saya terima. Memang saya salah. Tapi beri saya kesempatan untuk memperbaikinya" jelasTedy sambil mengeluarkan serangkaian bunga dari bawah meja.
"Kamu ini selalu merayu saya dengan bunga, terus minta kesempatan, lalu selingkuh lagi". Kilah Dita dengan nada kesal.
"Kalau kamu menolak saya, saya terima. Saya sudah sadar sekarang. Kalau di selingkuhi tidak enak, saya pun di selingkuhi sama Vivi".
"Lalu?" Tanya Dita.
"Maukah kamu menjadi pacar saya? Kita lupakan masa lalu. Kamu mau kan?" Terang Tedy.
"Ok. kamu saya kasih satu kesempatan lagi. Tetapi kalau kamu masih selingkuh lagi, saya tidak akan mau temuin kamu lagi selamanya". Terang Dita.
"Makasih Dita kamu telah mau balik menjadi pacar saya. Saya akan berubah untuk setia sama kamu. Saya janji".
"Saya pegang janji kamu, Ted". Sahut Dita.
Akhirnya Dita dan Tedy kembali menjalin hubungan asmara yang sempat terputus.
Dan beberapa tahun kemudian mereka melanjutkan ke jenjang pernikahan dan mereka memiliki dua orang anak.
Ada siswa yang memakai sepeda motor, sepeda dan jalan kaki. Mereka tak hiraukan lagi rasa capek karena mengejar waktu yang terus berlalu. Dari kejauhan satpam sekolah terus meneriaki semua siswa agar cepat masuk karena gerbang mau ditutup dan di gembok.
Tak lupa guru piket sekolah sudah berada di depan pagar untuk mencatat beberapa nama siswa yang telat datang. Biasanya siswa siswi tersebut akan kena tegur, tetapi apabila terlalu sering telat, maka akan di kenakan sanksi hukuman lari keliling lapangan sebanyak tiga kali untuk membuat efek jera dan supaya ada nya kedisiplinan di dalam diri mereka.
Di kelas 3A, kelas yang terletak paling depan dengan jumlah siswa yang lumayan banyak. Tiba - tiba tampak masuk seorang guru bernama Ibu Tiara. Ya, beliau ini adalah wali kelas ini dan merangkap sebagai guru sejarah.
"Selamat pagi anak - anak semua" Ibu Tiara masuk sambil memberi salam.
"Selamat pagi juga bu guru". Sahut siswa - siswi.
"Pada hari ini, ibu mau memperkenalkan kepada kalian semua kalau ada seorang siswa baru di kelas ini, nama nya Tedy. Dia baru aja datang dari luar kota dan ingin sekolah disini. Jadi ibu ingin kalian berteman baik dengan dia, kalian harus selalu kompak, kasih tau mengenai tugas - tugas yang harus di kerjakan oleh dia. Saya akan panggi Tedy untuk masuk ke dalam kelas ini." Ibu Tiara kemudian bergegas keluar ruangan kelas.
Tak lama kemudian terdengar pintu kelas terbuka, dan masuklah orang, yaitu Ibu Tiara dan Tedy.
"Ayo Tedy perkenalkan dirimu ke teman - teman". Sahut Bu Tiara sambil tersenyum.
"Selamat pagi teman - teman semua, nama saya Tedy Michael Wirawan, biasa di panggil Tedy. Saya anak pertama dari dua bersaudara, saya tinggal di jalan ABC, semoga saya bisa menjadi akrab dengan kalian semua di kelas ini. Saya baru aja pindah dari luar kota dan ingin sekolah disini, karena menurut info yang saya dapati, ini adalah salah satu sekolah terbaik di kota ini. Sungguh senang saya dapat di terima di sekolah ini". Ungkap Tedy dengan suara semangat.
"Ok Tedy kamu sekarang duduk paling depan ya, agar kamu fokus belajar dengan baik". Sambung bu Tiara.
"Wah Tedy ganteng bener, senyumnya manis sekali". Ujar Dita salah satu siswi terpintar di kelas tersebut.
"Kamu naksir ya pada pandangan pertama, ciyeee Dita, ciyeee. He, he, he". Jawab Melly teman sebangku Dita.
Akhirnya kegiatan belajar mengajar pun berlangsung sampai bel pulang berbunyi yang menandakan siswa - siswi tersebut harus pulang.
Dua bulan kemudian Ibu Tiara membuat jadwal kelompok untuk para siswa siswi di kelas tersebut. Penentuan kelompok pun berdasarkan undian. Ada lima kelompok yang akan di buat oleh Bu Tiara. Pengundian kelompok pun terjadi dengan cara undian.
"Wah saya senang sekali bisa satu kelompok dengan Tedy yang ganteng itu. Bisa jadi akrab nih. He, he, he". Sahut Dita kegirangan.
"Tembak aja Dit kalo memang suka ". Jawab Melly penuh semangat.
"Masa saya yang harus nembak duluan, gengsi dong".
Pada saat kelompok tersebut bertemu untuk belajar bareng, mata Dita tak berhenti menatapi Tedy. Sampai akhirnya Tedy pun menyadari kalau dirinya sering ditatap kagum oleh Dita.
"Hey Tedy, ini si Dita suka sama kamu tuh. Dari tadi dia ngeliatin kamu terus. He, he, he". Ungkap Melly dengan ceplosnya.
"Masa sih?". Tanya Tedy.
"Apaan sih, Mel? bikin malu aja.". Tangkis Dita.
Akhirnya tak lama kemudian kelompok belajar tersebut dapat menyelesaikan tugas nya dan mereka pulang ke rumah masing - masing.
Seminggu kemudian di sore hari, telepon seluler Dita berbunyi dengan cukup keras.
Ternyata yang menelepon dirinya adalah sang pujaan hati, Tedy.
"Halo selamat sore, ini Dita ya? Ini saya Tedy". Ujar Tedy.
"Sore juga, halo Tedy. Ada apa ya?".
"Kamu sore ini ada acara ga? Kalau ga ada kita jalan - jalan keluar, ya makan aja di mall. Mau enggak? Kalau mau, saya akan jemput kamu". Jawab Tedy dengan lugas.
"Gimana ya? Saya sih sebenarnya mau...tapi saya belum tau apakah diizinkan apa enggak sama orang tua saya".
"Kamu siap - siap aja ya, satu jam lagi saya akan jemput kamu dan nanti saya akan mencoba minta izin ke orang tua kamu saat saya sampai di rumah kamu". Ungkap Tedy dengan yakin.
Satu jam kemudian Tedy pun sampai ke rumah Dita. Kemudian Tedy berusaha sopan meminta izin ke orangtua Dita supaya di izinkan untuk jalan - jalan dan makan di mall. Dan akhir nya orangtua Dita pun mengizinkannya.
Sesampainya di mall, Dita di ajak makan di sebuah restoran dengan duduk diluar sambil menikmati angin malam di terangi lampu lilin di atas meja.
"Dita kamu hari ini cantik bener, kapan - kapan kita belajar bareng lagi ya?". Jelas Tedy dengan tatapan tajam.
"Ah kamu bisa aja sih". Jawab Dita tersipu malu.
"Kamu saya denger - denger masih jomblo ya". Tanya Tedy penuh harap.
"Kalau saya jomblo kenapa?". Tantang Dita.
"Ya, saya dari pertama kali melihat kamu, hati saya langsung tertuju ke kamu". Tedy menarik tangan Dita untuk menyakinkan omongan nya.
"Masa sih? Kamu bohong kali ah" tangkis Dita.
"Swear saya enggak bohong kok. Baru kali ini saya ada kesempatan untuk mengungkapkan isi hati saya ke kamu, sejujurnya saya suka kamu, maukah kamu jadi pacar saya?". Ucap Tedy sembari mengeluarkan serangkai bunga indah dari bawah meja yang sudah disiapkannya dari tadi.
"Hah? Kamu serius ini?". Sambung Dita.
"Ya, saya serius. Dita, maukah kamu jadi pacar saya?.
"Hmm..gmn ya? Saya juga sebenarnya... aduh gimana jawab nya ya? Kok saya jadi enggak bisa ngomong ya?" Kilah Dita dengan grogi.
"Kamu tinggal jawab iya. Enggak susah kan?" Ungkap Tedy sambil berlutut di hadapan Dita.
"Tedy, Tedy....saya rasa, saya rasa, saya mau jadi pacar kamu".
"Wah...kamu mau menerima cinta saya?" Tawa Tedy dengan rasa bahagia.
"Ya, saya mau jadi pacar kamu". Jawab Dita dengan girang.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan makan malam bersama dengan suasana romantis.
Hari demi hari pun mereka lalui bersama sebagai dua sejoli yang penuh bahagia.
Tak terasa lima bulan pun berlalu, hingga suatu hari Dita pergi ke mall bersama Melly, Siska. Mereka berencana nonton bareng film keluaran terbaru.
Ketika mereka sedang lewat sebuah restoran fast food, tiba - tiba mata Siska melihat ada Tedy sedang berduaan dengan wanita lain.
"Dit, itu bukan nya Tedy cowok kamu? Lagi sama siapa dia?" tanya Siska.
"Iya, itu Tedy. Cewek itu siapa yang di samping nya?, ayo kita samperin aja deh" Jawab Dita dengan kesal.
Akhirnya mereka bertiga bergegas menghampiri meja Tedy.
"Tedy, kamu lagi ngapain disini? Dan itu di sebelah kamu siapa ya?" Dita bertanya dengan sedikit keras.
"Oh ini Vivi, teman saya". Sambung Tedy.
"Hah teman?, apa aku cuman kamu anggap teman? Bukan nya kita sudah jadian 2 tahun yang lalu?" Tegas Vivi penuh emosi.
"Tedy ini teman apa pacar kamu? Saya kan pacar kamu?" Jelas Dita sambil tolak pinggang.
"Kamu punya pacar lain lagi? Sekarang kamu pilih saya atau dia?" Jawab Vivi.
"Saya, saya pilih...." Tedy langsung terdiam.
"Tega bener kamu sama saya, Tedy". Jawab Dita yang terus mengeluarkan air mata.
"Ayo Tedy kamu pilih siapa?! Saya atau Dita?!". Suara Vivi semakin mengeras karena sudah dipenuhi amarah.
"Saya pilih kamu, Vi". Jawab Tedy tertunduk malu.
"Dasar cowok kurang ajar, kamu permainkan hati saya, mulai sekarang kita putus. Saya tidak mau ketemu kamu lagi, sakit hati saya". Ujar Dita sambil nangis terisak - isak.
"Ayo kita pergi Mel, Siska. Saya nyesel punya pacar seperti Tedy" sambung Dita.
"Dita, maafkan saya kalau saya mengecewakan kamu" ungkap Tedy sambil mengejar Dita.
Tedy terus mengejar Dita yang bergegas pergi, tapi Dita terus berjalan dan tidak mau lagi berbicara dengan mantan kekasihnya yang telah menyakiti hidupnya.
Akhirnya mereka berdua pun telah resmi putus.
Beberapa kemudian keluarlah pengumuman kelulusan para siswa siswi di sekolah tersebut. Dan mereka merayakan kelulusan tersebut sambil merencanakan untuk mendaftar di kampus negeri maupun swasta.
Tak terasa sepuluh tahun pun berlalu, dulu mereka masih sekolah, sekarang mereka telah lulus kuliah dan bekerja.
Tedy yang masih mempunyai hoby touring motor bersama teman - teman club nya, sering bepergian naik motor keluar kota.
Hingga suatu hari, Tedy bersama teman - temannya touring motor di musim hujan dengan tujuan Jakarta - Bali. Mereka berangkat touring pada pukul jam enam pagi.
Karena masih pagi dan ini adalah hari libur, di tambah dengan hujan gerimis, maka jalanan agak kosong, tim touring ini mulaipun mulai melanjutkan perjalanan.
Mereka mulai memacu motor dari kecepatan pelan, hingga akhirnya dengan kecepatan tinggi.
Dan akhirnya pada suatu tikungan tajam yang cukup curam dan licin karena ada genangan air hujan. Motor Tedy yang melaju cukup kencang dari arah belakang, tiba - tiba tergelincir dan Tedy pun terjatuh sampai terseret sebanyak beberap meter.
Teman - teman Tedy pun segera membantunya dan membawanya ke rumah sakit terdekat supaya dapat di obati.
Sesampainya di rumah sakit, Tedy segera di bawa ke ruang Unit Gawat Darurat karena kondisinya dengan luka yang cukup parah.
Dokter berusaha menangani dan mengoperasi luka Tedy. Sembari teman - teman Tedy mengabarkan keluarganya dan ikut berdoa supaya operasi dapat berjalan dengan baik.
Satu jam kemudian, seorang dokter wanita keluar dari ruangan operasi. Dokter tersebut menerangkan ke teman - teman Tedy, bahwa operasi berjalan dengan baik, dan kondisi Tedy saat ini masih memerlukan istriahat.
Setiap hari dokter wanita ini begitu perhatian terhadap Tedy. Dia selalu mengecek kondisi Tedy setiap tiga jam sekali, dan terkadang dokter ini sesekali menyuapi makan Tedy.
Pada hari ketiga di rumah sakit, dimana kondisi Tedy sudah mulai membaik, teman - teman Tedy pun mulai mengajaknya mengobrol.
"Ted, kamu beruntung dapat dokter wanita yang baik, dokter itu perhatian sekali ke kamu, dia sampai mau suapin kamu makan. Jarang ada dokter seperti itu". Terang Jemy, teman satu club motornya Tedy.
"Ya, saya beruntung. Kemarin saya sempet enggak sadarkan diri, lalu saat saya sadar, tiba - tiba saya sudah di rumah sakit. Dan lebih beruntung lagi, saya dapat dokter yang baik". Ungkap Tedy sambil tersenyum.
Tiba - tiba pintu kamar rumah sakit terbuka, dan tampak seorang dokter wanita masuk di temani oleh susternya.
"Selamat pagi, bapak - bapak, apakah bisa keluar sebentar? Saya mau periksa pasien saya, Bapak Tedy". Jawab dokter tersebut.
"Halo pak Tedy, gimana kondisinya hari ini? Apa yang bapak rasakan?" Tanya dokter tersebut.
"Kondisi saya hari ini sudah agak baikan, terimakasih bu dokter sudah baik ke saya, dan mau merawat saya".
" Ya, sama - sama pak. Itu memang sudah menjadi tugas saya". Jawab sang dokter.
"Pak Tedy, apakah masih ingat dengan saya?". Dokter tersebut pun bertanya.
"Siapa ya?" Jawab Tedy dengan bingung.
"Saya ini Dita, mantan kamu di SMA". Terang dokter Dita
"Astaga, kamu Dita?, kamu beda sekali, saya hampir enggak mengenali kamu".
"Masa sih kamu tidak mengenali saya?" Sambung Dita
"Iya, saya tidak mengenali kamu. Saya minta maaf untuk kejadian beberapa tahun lalu, dimana saya selingkuh dari kamu". Ujar Tedy penuh penyesalan.
"Kamu saya maafkan, Ted". Dita tersenyum.
"Makasih. Kamu memang baik. Saya menyesal telah meninggalkanmu dulu. Sedangkan sekarang kamu cukup baik merawat saya. Kamu memang memiliki hati yang tulus. Dulu tak lama sejak saya putusin kamu, dan saya memilih Vivi. Hubungan saya dengan Vivi tak harmonis dan sering ribut, belakangan saya tahu kalau Vivi juga punya selingkuhan. Akhirnya Vivi saya putusin juga. Saya malu mau balik lagi ke kamu". Ungkap Tedy dengan terisak - isak.
"Sudahlah Tedy, itu masa lalu. Saya merawat kamu karena kamu pasien saya, dan saya seorang dokter. Itu tugas saya". Terang Dita sambil tersenyum.
Setelah seminggu lebih di rawat, akhirnya Tedy dinyatakan sembuh dan di perbolehkan untuk pulang.
Tak lama berselang, setelah Tedy pulang ke rumah. Tedy pun segera menelepon ke handphone Dita.
Dita pun langsung menjawab telepon tersebut.
"Dita, sore ini kamu ada acara enggak? Kalau enggak ada acara, kita makan bareng, mau enggak?" Ucap Tedy dengan penuh harapan.
"Saya lagi tidak ada acara. Kamu saya tunggu di rumah saya ya". Jawab Dita.
Akhirnya Tedy dan Dita kembali makan malam di sebuah restoran di mall, dimana restoran ini adalah tempat pertama kali mereka resmi menjadi pacar saat SMA dulu.
Sesampainya di restoran tersebut, mereka memesan makanan dan minuman favorit mereka.
"Dita, saya senang bisa ketemu kamu lagi, bisa ngobrol lagi, bisa melihat senyum kamu lagi". Jelas Tedy.
"Terus, terus mau apa lagi?" Jawab Dita sambil tersenyum.
"Dita, saya minta maaf sekali lagi untuk kesalahan masa lalu saya. Saya ingin berubah. Beri saya kesempatan untuk memperbaikinya. Saya janji tidak akan selingkuh lagi. Saya sudah kapok selingkuh".
"Minta kesempatan? Enggak salah tuh?". Ucap Dita dengan nada sedikit heran.
"Iya saya minta satu kesempatan. Saya tidak akan mensia - sia kan nya lagi".
"Hmm gimana ya?" Jawab Dita.
" Dita, maukah kamu jadi pacar saya lagi? Saya ingin kita balik lagi seperti dulu. Kalau kamu mau marah, saya terima. Kalau kamu mau tolak, saya terima. Memang saya salah. Tapi beri saya kesempatan untuk memperbaikinya" jelasTedy sambil mengeluarkan serangkaian bunga dari bawah meja.
"Kamu ini selalu merayu saya dengan bunga, terus minta kesempatan, lalu selingkuh lagi". Kilah Dita dengan nada kesal.
"Kalau kamu menolak saya, saya terima. Saya sudah sadar sekarang. Kalau di selingkuhi tidak enak, saya pun di selingkuhi sama Vivi".
"Lalu?" Tanya Dita.
"Maukah kamu menjadi pacar saya? Kita lupakan masa lalu. Kamu mau kan?" Terang Tedy.
"Ok. kamu saya kasih satu kesempatan lagi. Tetapi kalau kamu masih selingkuh lagi, saya tidak akan mau temuin kamu lagi selamanya". Terang Dita.
"Makasih Dita kamu telah mau balik menjadi pacar saya. Saya akan berubah untuk setia sama kamu. Saya janji".
"Saya pegang janji kamu, Ted". Sahut Dita.
Akhirnya Dita dan Tedy kembali menjalin hubungan asmara yang sempat terputus.
Dan beberapa tahun kemudian mereka melanjutkan ke jenjang pernikahan dan mereka memiliki dua orang anak.
Quote:
Diubah oleh Avnerhero 09-07-2022 14:04






searcher13 dan 7 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan