Kaskus

Story

anti.kolorAvatar border
TS
anti.kolor
Almira Kesayangan Ku
Spoiler for Instagram:



Masih saja telpon genggam adalah kesibukan totalitas di dalam keseharian Almira. Padahal dia sendiri sudah cukup bahagia di kehidupan real nya, namun entah mengapa suara ponsel selalu lebih mengikatnya untuk selalu eksis di dunia maya, dengan segala keglamoran semu yang ada diantaranya.

Namanya bahkan selalu menjadi topik utama di semua kalangan usia. Padahal wajahnya tidak secantik artis-artis Korea, yang membuat para pria menjadi histeris galau, hanya karena melihat seutas senyuman dibibirnya saja.

Quote:


Rasanya aku ingin bertemu dengan dirinya, setiap dia muncul di depan beranda sosmed, lalu menjadi candu, dalam wujud penuh kegemerlapannya dunia maya, yang setiap hari, mengitari kehidupan Almira. Entahlah! Dia begitu sempurna di mataku.

Kadang bertanya-tanya sendiri, bagaimana bisa wajah yang biasa-biasa itu, menjadi begitu tenar, bahkan serupa Mahatma Gandhi, politik india, yang terkenal dengan aksi demonstrasi damainya itu.

Eh salah dia wanita, mungkin seperti Anna Chapman, wanita multitalenta, yang terkenal karena dia adalah seorang model, namun juga agen rahasia Rusia, yang mana pernah menyusup ke Amerika, dengan semua kelebihan yang dimilikinya itu, bahkan berhasil menggoda Edward Snowden, ya seperti itulah talenta dari seorang gadis manis yang bernama Amira tersebut.

Oh no! Dia bukan wanita penggoda, semua salah kurasa. Almira hanya seorang wanita multitalent, yang mampu menghipnotis semua orang, dari berbagai jenis. Bahkan tanpa cacat sedikitpun.

Tapi Allah sangat baik kepadaku, doaku terkabulkannya. Ya akhirnya bisa berkenalan dan berteman, bahkan berbagi rasa.

Teringat dahulu, waktu awal jumpa, pada sebuah rumah makan sederhana. Dia memakai gaun biru, dengan pita merah jambu, sempat memperhatikannya, ucapan-ucapannya itu bagaikan sihir, benar-benar berkarakter untuk menghipnotis, speechless, menembus batas waktu dan hanya menyisakan satu pandangan hidup saja, yaitu to be happy without anoying. Dan di sanalah aku banyak mengetahui tentang dirinya, dengan penuh kewibawaan yang dimilikinya.

Ya semuanya itu di mulai dengan percakapan sederhana, yang membuat dia melirikku. Bahkan kemudian berkomunikasi dengan lancar. Padahal waktu itu pertanyaan ku sederhana saja, yaitu: "Almira, apa rahasia dari caramu meramu bahasa?"

Pada waktu itu dia hanya menjawab dengan jujur dan polos, "aku suka dengan logo bintang tujuh." Entah apa maksudnya, aku lupa bertanya lebih jelasnya. Intinya pada saat itu percakapan kami menjadi lebih penuh harapan untuk saling mencintai.

Dalam akhirnya dalam hatiku mengatakan; bahwasanya dia akan menjadi wanita yang akan melahirkan banyak anak dari rahimnya, jika menikah denganku. Tapi belom sempet terkabulkan, tiba-tiba dia menghilang dari semua pandangan dunia, seperti di telan wewegombel, pencuri para jiwa-jiwa murni. Untuk kesenangan pribadinya.

Serasa sepi tanpa sapanya melalui chatting ataupun telepon, sedikit kurang waras ketika dia benar-benar menghilang begitu saja. Bayangkan saja, tembok, pohon pisang, wajah semua orang bahkan semua benda-benda di sekitarku, berubah menjadi Almira. Hingga pada akhirnya bos memecatku dengan kualitas yang sangat buruk. Setelah itu aku benar-benar keedanan. Tersiksa karena tidak bisa makan dengan benar, terbuangnya waktu secara percuma. Mabuk dengan merek minuman lokal yang membunuh semua ornamen organ tubuhku.

Bahkan hampir-hampir saja merudapaksa para nenek-nenek, yang menantang Joniku untuk lebih berfungsi. Saat mereka sedang antri di pinggiran jalan, untuk mencari pelanggan.

Dan akhirnya hanya dengan menjadi seorang penulis novel, kenangan atas dirinya perlahan-lahan memudar. Walaupun tidak menghilang. Karena ada beberapa tulisan yang masih memiliki jiwanya. Dia benar-benar multitalent yang membuat seluruh ragaku keedanan.

Jam berdetak dua belas kali, takala sang waktu sudah bosan, menikmati hidangan bulan bintang, pengisi keindahan langit di malam hari. Nampak seorang wanita berjalan terseok-seok, wajahnya pucat namun seperti menaruh dendam yang tinggi kepada dunia dan seluruh pandangan manusia. Hal ini terlihat dari sikapnya yang menutup diri dari semua pandangan mata di sekitarnya, apalagi kepada langit yang masih terlampau hijau untuk menjadi matahari. Dia benar-benar tidak ingin lagi di pandang.

Entah kenapa tiba-tiba saat melihat wajahnya sepintas, seperti mengenali sosok Amira, wanita multitalent, yang pernah mencuri hatiku.

Dia balik kanan lalu bernyanyi lagu kebanggaannya; "lumpuhkan lah ingatanku, hapuskan tentang dia, hapuskan memori tentang nya...."

Mencoba mendekatinya. Ada rasa penasaran membawaku untuk menemui wanita tersebut, teringat kembali kenangan yang telah silam, saat-saat Almira menghantui kehidupanku. Mabuk cinta yang tak ada obatnya, seperti pecandu alkohol yang tidak akan pernah sembuh dari rasa mabuknya, ketika hanya botol saja penawaran pasti yang melenakan jiwa dan raga.

Dan akhirnya aku mengucapkan salam, mencoba menawarkan kenyamanan, hingga membuatnya mempercayai kehangatan yang kuberikan. Dan bahkan dalam bentuk yang tidak terduga duga sekalipun, dia menyebutkan namanya.

"Namaku Almira Tunggaldewi."

"Blarrrr"

Petir hadir di malam yang cerah dan ketika dini hari mencoba mengusir kegelapannya.

"Kau kau kau ...."

Dengan terbata-bata aku mencoba merakit keberanian untuk melihatnya lebih jelas tanpa keraguan sedikitpun.

"Almira, kemana saja kau selama ini? Taukah kau, ada seorang pemuda yang menjadi gila karena kehilanganmu?"

Almira terdiam, pandangannya menjadi kosong, seperti tidak ingin melihat dunia dari sisi mata pandanganku pada saat itu.

"Almira, ...."

"Mas Ar, aku tidak pantas untukmu! Jangan mencintaiku seperti ini."

Quote:


"Almira, hanya kau, wanita yang kuinginkan untuk saat ini dan selamanya, cantik!"

"Tidak!"

Tubuh Almira bergetar dengan hebatnya, dia memintaku untuk menjauh dengan jarak yang sangat jauh sekali.

"Tidak! Aku tidak ingin kehilanganmu, sekali lagi."

"Mas, aku mengidap Aids. Jangan mendekat, kau bisa mati konyol."


Quote:


Kemudian dia menjauh, kali ini dia tidak akan pernah kembali, dia berlari sampai-sampai tidak melihat ada kendaraan yang sedang mencari jalan untuk pulang.

"Almiraaa ...."

Begitu banyak darah yang keluar dari dalam tubuhnya, yang mana melihat nya dalam kondisi seperti ini saja, sudah meremukkan seluruh tulang belulang. Lemas dan tidak berdaya menguasai diri.

Pemilik mobil mencoba menyelamatkan jiwa Amira, dengan membawanya ke rumah sakit, namun di tengah perjalanan dia menghembuskan napasnya yang terakhir setelah mengucapkan cinta kepadaku. Bahkan memberikan sebuah novel yang berjudul "Tarikan Napasku:Kamu"

"Almira...."

"Mas, dia hanya tertidur saja. Denyut nadinya masih ada."

"Benarkah?"

Mencoba untuk memeriksa nya dan ....

"Almira, bertahanlah sayang."

Quote:


Dan akhirnya Almira dan aku hidup bersama, dengan segala prediksi dokter untuk dirinya. Aku akan bertahan sampai berakhir napas Almira di jemput oleh waktu.

Quote:


bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
3
752
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan