Kaskus

News

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Harga Bensin Tembus Rp 24.000/liter, Turki Kena Hiperinflasi?
Harga Bensin Tembus Rp 24.000/liter, Turki Kena Hiperinflasi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki mengalami 'tsunami' inflasi dalam beberapa bulan terakhir, bahkan diprediksi akan terus meninggi. Harga energi dan pangan yang mahal, serta nilai tukar mata uang lira yang jeblok menjadi biang kerok inflasi yang sangat tinggi.
Di bulan Mei, inflasi Turki meroket 73,5% year-on-year (yoy), tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Hasil survei Reuters yang dirilis Selasa (28/6/2022) lalu menunjukkan inflasi di bulan Juni diperkirakan tembus ke atas 78% (yoy). Jika terealisasi, maka inflasi tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak September 1998.
Tingginya harga minyak mentah dan komoditas energi lainnya menjadi salah satu penyumbang inflasi, selain juga harga pangan.

Harga minyak mentah jenis Brent hari ini diperdagangkan di kisaran US$ 116/barel, sepanjang tahun ini kenaikannya sekitar 50%. Bahkan minyak Brent pada awal Maret lalu sempat nyaris menyentuh US$ 140/barel, tertinggi sejak Juli 2008. Sepanjang tahun lalu Brent juga melesat lebih dari 50%.
Malang bagi Turki, negeri pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan ini merupakan importir minyak mentah. Impor energi di bulan April dilaporkan meroket 135% (yoy) menjadi US$ 7,75 miliar. Tingginya impor energi tersebut membuat defisit neraca perdagangan membengkak hingga 98,5% (yoy) menjadi US$ 6,11 miliar.
Selain itu, tingginya harga minyak mentah tentunya berdampak pada meroketnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang memicu hiperinflasi.
Berdasarkan data Global Petrol Price, harga bensin RON 95 di Turki saat ini sekitar Rp 24.400/liter. Harga tersebut meroket nyaris 2 kali lipat dibandingkan Desember 2021 saat harganya berada di kisaran Rp 13.300/liter.
BBM RON 95 di Indonesia setara dengan Pertamax Plus yang sudah tidak dijual lagi oleh Pertamina sejak 2016.

Selain harga energi, jebloknya nilai tukar lira semakin mengakselerasi inflasi di Turki. Sepanjang tahun ini, lira merosot lebih dari 20% melawan dolar AS dan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di dunia.
Jika melihat ke belakang, jebloknya nilai tukar lira tidak lepas dari sikap Presiden Erdogan yang tidak suka dengan suku bunga tinggi, bahkan menyenbutnya sebagai "biangnya setan".
Saat inflasi meninggi bank sentral umumnya menaikkan suku bunga untuk meredamnya. Namun, berbeda dengan bank sentral Turki (CBRT) yang justru memangkas suku bunga. Alhasil, ketika inflasi lebih tinggi dari suku bunga, nilai tukar mata uang langsung jeblok.
Beberapa bulan sebelum akhir 2021 inflasi di Turki nyaris mencapai 20%, CBRT malah terus memangkas suku bunga dari sebelumnya 19% kini menjadi 14%.
Meski inflasi sangat tinggi, tetapi CBRT masih enggan menaikkan suku bunga. Sebabnya, Presiden Erdogan yang anti dengan suku bunga tinggi.
Erdogan bahkan menyebut suku bunga tinggi merupakan "biangnya setan". Pemangkasan suku bunga yang dilakukan CBRT tahun lalu juga tak lepas dari intervensi Erdogan dengan mengganti gubernur bank sentralnya yang sebelumnya menaikkan suku bunga.


Turki Alami Hiperinflasi?

Melansir investopedia, suatu negara dikatakan mengalami hiperinflasi ketika harga barang melesat lebih dari 50% dalam sebulan.
Inflasi tinggi di Turki tercatat secata tahunan, sementara jika dilihat secara bulanan inflasi tumbuh 2,98% (month-to-month/mtm).
Meski demikian, ekonom di Kadir Has University Instanbul, Alp Erinc Yeldan, pada awal April lalu mengatakan Turki sudah mengalami hiperinflasi.


"Ya inflasi terjadi di mana-mana, tetapi Turkei mengalaminya 4 sampai 5 kali lebih tinggi," kata Yeldan sebagaimana dilansir The Guardian, Sabtu (16/4/2022).

Yeldan juga menyoroti data inflasi yang dirilis pemerintah Turki jauh lebih rendah ketimbang lembaga riset ekonomi independen, Enag.
Sejak September tahun lalu, data dari Enag selalu lebih tinggi dua kali lipat ketimbang data dari pemerintah Turki.
Di bulan Maret, data dari Enag menunjukkan inflasi meroket 142,63%.
"Seratus empat puluh dua persen adalah hiperinflasi, tidak ada keraguan akan hal itu," kata Yelden.

https://www.cnbcindonesia.com/market...a-hiperinflasi
Diubah oleh Lockdown666 30-06-2022 15:51
0
490
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan