Dari pernyataan Misha Firer selaku masyarakat kelas menegah di sana, Memang benar masyarakat hanya mampu membeli atau menyewa apartemen yang dikelola pemerintah. Tidak ada orang yang mampu membeli tanah serta bahan bangunan karena di monopoli pemerintah kecuali tanah di tempat sepi yang jauh dari pusat perekonomian. Berikut ini foto-foto apartemen untuk mayoritas masyarakat kelas menengah.

Karena apa-apa dikuasai pemerintah sampai-sampai agan masih bisa menemukan hutan di tengah-tengah kota. Pada foto diatas menunjukan Misha Firer selaku masyarakat menengah merasakan ada baiknya juga seluruh tanah di kuasai pemerintah jadi pembangunan di perkotaan tidak begitu cepat menghapus lahan terbuka hijau. Ya walaupun terkesan menjadi agak tertinggal. Berikut ini foto-foto hutan di tengah kota.

Agan akan sulit sekali untuk menemukan toko-toko yang hendak agan kunjungi diantara lainnya karena berdiri pada bangunan yang sama dan tidak terlalu berbeda. Jadi sebagai masyarakat menengah harus terbiasa dan mencari dengan jeli agar tidak terlewat. Selain itu bangunan yang dikelola pemerintah ini walaupun terlihat bagus tetapi bahannya banyak dikorupsi sehingga temboknya tipis membuat seluruh suara tembus dari ujung-keujung. Beruntungnya pemerintah masih pandai mempercantik "infrastruktur yang dikorupsi".

Beruntungnya Misha Firer punya pekerjaan yang cukup menghidupinya walaupun belum bisa dikatakan mapan. Beliau kaget ketika harga-harga barang-barang yang naiknya tidak terkontrol membuat beliau hanya bisa menikmati satu cup capucino saja. Serba salah sih jadinya antara ingin membantu ekonomi lokal tapi takut tekor juga. Bahkan saking parahnya situasi ekonomi masyarakat, seorang wanita penjaga cafe tersebut sampai membutuhkan sumbangan pernikahan seperti pada foto di bawah

Apartemen di kelola pemerintah sehingga ukurannya dibuat sangat sempit sehingga anak-anak tidak akan bisa main di sana. Satu apartemen hanya muat suami istri dan 1 anak. Kalau 2 anak akan sangat sulit dan sumpek. Oleh karena itu disediakan banyak lahan terbuka untuk anak-anak bermain. Menurut Misha Firer sendiri, jumlah kelahiran bayi tahun ini jauh lebih sedikit dibanding tahun 1945. Berikut ini foto-foto menarik taman bermain di sana.

Fasilitas taman bermain yang lebih bagus lebih banyak di sekolah, namun masalahnya harga sekolah mahal sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat merasakannya. Kita yang sekedar melihat-lihat tidak akan diberikan akses masuk.

Lagi-lagi hal ini tidak bisa disalahkan. Lahan parkir yang terbatas membuat siapa cepat dia dapat. Jadi mau tidak mau ketika lahan parkir sudah penuh masyarakat biasanya memperbaikinya di jalan umum. Kenapa tidak di tempat servis.... mahal, jadi masyarakat di sana sudah belajar otodidak untuk memperbaiki mobil.

Jalan-jalan disekitaran monumen Christ The Savior sudah cukup untuk mengatasi kebosanan yang dirasakan masyarakat menengah. Jarang ada yang mau masuk ke monumennya langsung karena tiketnya sedang naik tidak karuan. Jadi lebih baik jalan-jalan disekitarnya saja menikmati pemandangan sungai.

Entah apa yang dipikirkan pemerintah di sana, untuk pengeluaran yang berhubungan dengan militer, mereka sangat jor-joran seperti pada pusat komando militer diatas. Misha Firer selaku masyarakat rusia pun sangat membencinya. Karena begitu banyaknya kolusi, korupsi, dan nepotisme yg terjadi pada bawahan-bawahan Vladimir putin. Sampai-sampai pasir pada bangunan di sana impor dari negara timur tengah. Berikut ini foto pasir yang diimpor dari timur tengah. Waduh sampe segitunya ya korupnya. Padahal pasir mah bisa ditemukan di pantai, kenapa harus impor.





Halaman depan :

Lho kok malah lebih bagus ya pasirnya dibanding pasir impor yang ada di Pusat Komando Militer. Sayangnya sebagai masyarakat Rusia, orang-orang dibungkam dan tidak bisa mengkritik bebas apa yang dilakukan pemerintah.