Cinta hanya sebuah kata
Bagai air hujan yang mendera
Terasa dingin tapi penuh makna
Hingga sanggup membuat jantung menjadi bernada.

Wahai Pujangga
Kenapa kau selalu berkata tentang cinta
Walau tahu hatimu terkadang terluka
Cinta akan menjadi rapuh dan mudah ternoda

Cinta menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa
Memberikan semangat pada raga
Meninggalkan kepedihan yang tak terkira

Wahai Langit
Tolong tanyakan pada-Nya
Kenapa Dia menciptakan sekeping hati
Hingga hati ini harus terbutakan dengan cinta.

Hati tak bisa dipaksa
Ia selalu bersenandung kata cinta
Walau tahu kegelisahan menerpa
Menyesakkan dada

Wahai angin
Kenapa dirimu selalu berbisik
Tentang seorang yang setia
Dan menunggu diseberang sana

Kekasih hatiku
Dirimu rela menunggu
Walau keadaan semakin pilu
Tapi tetap kau tancapkan rindu

Wahai hujan
Kau selalu turun tanpa jeda
Hanya dapat memberikan luka
Ketika berkata tentang cinta

Aku terdiam menatap malu
Ketika bertemu dengan tersipu
Hanya ada pandangan ragu
Ketika diriku berbalut rindu

Wahai bintang
Dalam diam berbalut cinta
Hanya bisa mentapmu dari kejauhan
Menunduk dan menjaga mata
Hingga tak berani bertatap muka

Kau dan aku
Bagaikan buih dilautan
Terombang-ambing tak tentu arah
Terpisah jarak tanpa hitungan

Wahai bulan
Aku menatapmu dalam sepi
Tanpa tahu kapan harus berhenti
Hingga akhir menjadi suratan

Aku takut mencintaimu
Seperti cintanya sang romeo
Aku takut mengharapkanmu
Seperti harapan sang juliet
Aku hanya bisa diam
Menatap awan hitam

Wahai Tuhan
Dikakimu aku bersujud
Dihadapanmu aku meminta
Berikanlah cinta yang hakiki
Cinta sejati yang tak pernah pudar

Teruntuk kamu yang menjadi tambatan hati
Kelak, jika Tuhan berkehendak
Kau akan tahu alasanku masih tetap berpijak
Dalam cinta suci dipersatukan

Aku hanya dapat menatap
Dan selalu berharap
Bertemu kembali dalam balutan cinta
Walau tahu harus terluka


Jakarta, 24 -06- 2022