Jakarta, CNBC Indonesia - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa (UE) yang berlangsung di Brussels, Belgia, memberikan status kandidat kepada Ukraina dan Moldova.
Khusus untuk Ukraina, pemberian status tersebut dianggap sebagai langkah geopolitik berani yang disebut Kyiv dan Uni Eropa sendiri sebagai momen bersejarah.
Meskipun Ukraina membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk akhirnya bergabung dengan blok tersebut, keputusan untuk secara resmi menerimanya sebagai kandidat adalah simbol niat UE untuk menjangkau jauh ke dalam negara bekas pecahan Uni Soviet itu.

"Rakyat Ukraina adalah bagian dari keluarga Eropa. Masa depan Ukraina bersama UE," kata kepala kebijakan luar negeri blok itu Josep Borrell, dikutip Reuters, Kamis (24/6/2022). "Hari ini menandai awal dari perjalanan panjang yang akan kita jalani bersama."
Adapun, serangan Rusia ke Ukraina mendorong Kyiv untuk secara resmi mengajukan status kandidat, dan UE untuk mempercepat persetujuannya.
"Masa depan Ukraina ada di UE," cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyambut keputusan UE sebagai "momen unik dan bersejarah".
Enam tahun setelah warga Inggris memilih untuk meninggalkan UE, tetangga Ukraina, Moldova, juga diberikan status kandidat dan Georgia, negara bagian bekas Soviet lainnya, diberitahu akan mendapatkan hal yang sama setelah memenuhi lebih banyak persyaratan.
Para pemimpin Uni Eropa menekankan negara-negara ini akan memiliki banyak "pekerjaan rumah" yang harus dilakukan, dan setelah memulai ekspansi paling ambisius sejak negara-negara Eropa Timur bergabung setelah Perang Dingin, blok tersebut mungkin perlu mengubah cara kerjanya untuk mengatasinya.

"Saya yakin bahwa mereka (Ukraina dan Moldova) akan bergerak secepat mungkin dan bekerja sekeras mungkin untuk menerapkan reformasi yang diperlukan," kata ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa Ukraina Chentsov Vsevolod menilai 'lampu hijau' yang diberikan UE kepada Ukraina dan Moldova menjadi sinyal ke Moskow bahwa Ukraina, dan juga negara-negara lain dari bekas Uni Soviet, tidak dapat menjadi bagian dari lingkup pengaruh Rusia.
Perlu diketahui, status kandidat merupakan langkah maju suatu negara untuk bergabung dengan Uni Eropa. Meskipun belum berstatus penuh, negara kandidat akan mendapatkan perhatian lebih dari blok yang saat ini berisi 27 negara itu.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...kraina-moldova