- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Kapan Lahirnya Sastra Indonesia?


TS
berlianaap30
Kapan Lahirnya Sastra Indonesia?
Dalam sejarah sastra, biasanya kita hanya mempelajari beragam karya sastra dan para sastrawan yang sudah sejak lama kita dengar namanya. Contohnya seperti, Chairil Anwar, WS. Rendra, Sapardi Djoko Damono, dan lain-lain. Tetapi pernahkah kalian mengetahui kapan kelahiran sastra Indonesia? Atau bagaimana sastra bisa masuk ke Indonesia? Yuk, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Sastra Indonesia merupakan sastra berbahasa Indonesia yang sudah berkembang sejak abad ke-20. Sejarah sastra merupakan peristiwa di masa lampau dengan perspektif sastra dan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Sastra sendiri adalah hasil kegiatan kreatif yang ditulis dalam tulisan yang dapat mencerminkan kehidupan masyarakat. Banyak yang menganggap sastra sebagai sesuatu yang imajinasi.
Erowati, Rosida dan Ahmad Bahtiar. 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sastra Indonesia merupakan sastra berbahasa Indonesia yang sudah berkembang sejak abad ke-20. Sejarah sastra merupakan peristiwa di masa lampau dengan perspektif sastra dan dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan sastra dari waktu ke waktu. Sastra sendiri adalah hasil kegiatan kreatif yang ditulis dalam tulisan yang dapat mencerminkan kehidupan masyarakat. Banyak yang menganggap sastra sebagai sesuatu yang imajinasi.
Kelahiran sastra Indonesia adalah bagian dari sejarah sastra yang terjadi di Indonesia. Hingga saat ini penetapan lahirnya sastra Indonesia masih menjadi perdebatan. Para pengamat sastra memiliki pendapat yang berbeda mengenai kelahiran sastra Indonesia. Dan tujuan ditulisnya artikel ini agar dapat menambah wawasan para pembaca tentang kelahiran sastra Indonesia.
Beberapa Pendapat Kelahiran Sastra Indonesia
Dikarenakan banyaknya perbedaan pendapat mengenai awal mula sastra Indonesia, maka para ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
1. A. Teeuw
Pandangan A. Teeuw mengenai kelahiran sastra Indonesia dapat kita baca dalam bukunya Sastra Baru Indonesia 1 pada tahun 1980. A. Teeuw pun berpendapat bahwa kesusastraan Indonesia lahir sekitar tahun 1920. Alasan A. Teeuw adalah ketika itulah para pemuda Indonesia mulai menyatakan perasaan dan ide untuk yang pertama kalinya, yang pada dasarnya berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat setempat. Bentuk-bentuk sastra juga mulai menyimpang dari bentuk-bentuk sastra Melayu, Jawa, dan sastra-sastra lainnya yang lebih tua, baik lisan maupun tulisan.
Alasan lainnya menurut A. Teeuw adalah pada tahun-tahun itu para pemuda menulis puisi baru Indonesia untuk yang pertama kalinya. Mereka mulai mencari jalan keluar yang berbentuk sastra, baik pemikiran serta perasaan yang telah mengalir di dalam diri mereka masing-masing. Berdasarkan pemikiran tersebut, A. Teeuw menerangkan bahwa lahirnya sastra Indonesia pada tahun 20-an, yaitu pada saat puisi-puisi kebangsaan dilahirkan dan pengarang menggunakan bentuk soneta.
2. Umar Junus
Dalam majalah Medan Ilmu Pengetahuan pada tahun 1960, Umar Junus mengungkapkan pendapatnya mengenai lahirnya sastra Indonesia. Pendapat Umar tentang sastra, yaitu sastra Indonesia muncul setelah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baru ada tahun 1928, maka Umar Junus menyimpulkan bahwa Sastra Indonesia berdiri sejak 28 Oktober 1928.
Karya sastra yang terbit sebelum tahun 1928 sangat cocok pada karya sastra Angkatan 20 atau yang biasa disebut dengan angkatan Balai Pustaka. Umar Junus tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan sastra Indonesia, karena ia hanya sebagai penghasil sastra Melayu modern. Alasan Umar Junus, yaitu karena karya-karya ini sangat bertentangan dengan sifat nasional yang tertuju pada nama Indonesia itu sendiri.
3. Ajip Rosidi
Pandangan Ajip Rosidi mengenai lahirnya Kesusastraan Indonesia dapat kita lihat dalam bukunya “Kapankah Kesusastraan Indonesia Lahir”. Ajip mengakui bahwa sastra tidak mungkin ada tanpa bahasa, tetapi sebelum sebuah bahasa diakui secara resmi, bahasa itu sudah ada sejak dulu dan sudah banyak dipergunakan orang. Oleh sebab itu, Ajip tidak setuju jika diresmikannya bahasa dijadikan sebagai patokan lahirnya sebuah sastra Indonesia. Di sisi lain, Ajip berpendapat bahwa kesadaran kebangsaanlah yang seharusnya dijadikan sebagai patokan lahirnya sebuah sastra Indonesia.
Bangsa Indonesia menetapkan bahwa lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern adalah tahun 1920-an. Ajip memilih tahun 1920-an sebagai lahirnya kesusastraan Indonesia dengan alasan karena pada tahun itu para pemuda Indonesia, seperti Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, dan lain-lain mengumumkan sajak-sajak mereka yang bertemakan kebangsaaan dalam majalah Jong Sumatra dan diterbitkan oleh organisasi Jong Sumatra.
4. Pendapat Lain
Pandangan dari pendapat lain mengatakan bahwa lahirnya kesusastraan Indonesia Modern adalah tahun 1920. Alasannya karena pada tahun itu novel Merari Siregar yang berjudul Azab dan Sengsara diterbitkan. Lepas dari apakah isi novel ini bersifat nasional atau tidak, yang jelas inilah karya penulis Indonesia yang pertama kali terbit di Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia. Karya sastra Indonesia saat ini bentuknya sudah berbeda dengan karya sastra lama sebelumnya. Dengan kata lain bentuknya sudah “modern” dan tidak lama lagi, tidak lagi hanya seputar kisah-kisah istana, legenda atau bentuk-bentuk sastra lama lainnya. Wajar saja kalau masa itu dijadikan sebagai masa lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern.
Tinjauan Pustaka:
Erowati, Rosida dan Ahmad Bahtiar. 2011. Sejarah Sastra Indonesia. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
0
353
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan