- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
long story short I survived.
TS
User telah dihapus
long story short I survived.
Dan aku anggap memang sudah selesai.
Tidak.
Sebenarnya tidak pernah ada yang selesai—karena memang kami tidak pernah memulai apapun. Maksudku di sini adalah perasaanku terhadapnya. Ini akhir. Apakah akan kembali ke awal suatu saat nanti? Entahlah. Bahkan memikirkannya sudah membuat kepalaku pening. Yang aku tahu bahwa aku tidak pernah berharap bertemu dengannya. Tidak pernah meminta untuk dipertemukan dengannya, tetapi dia hadir. Rare as the glimmer of a comet in the sky. Dia datang dan entah bagaimana aku mencintainya. Agaknya aku berpikir kalau ini merupakan sebuah kekeliruan. Kekeliruan yang aku suka. Ya, aku suka. Aku suka kondisi dimana aku mencintainya dan dia tahu…
Dia mengetahui perasaanku dan aku tidak mendapat reaksi apapun darinya. Dia tidak menolakku dan dia mengusirku tapi aku yang pergi. Dia sangat baik. Dia pria yang baik sekali. Tapi, aku pergi karena aku tahu diri. Percuma saja kalau kamu itu es krim cokelat terlezat dari Belgia, lha kalau dia sukanya es krim stroberi, kamu bisa apa? Kan selera orang beda-beda. Iya, kan? Maka, pasti akan ada yang mencintaiku meskipun aku bukan es krim stroberi atau cokelat yang kaya rasa. Oh, apa karena aku ini adalah es krim vanilla? Terlalu plain dan flat. Walau bisa dipadu dengan rasa yang lain supaya jadi seimbang, tetapi karena aku terlalu plain dan flat, maka jarang ada yang suka es krim vanilla.
Tidak ada yang menarik dariku.
Satu-satunya yang dia suka dariku adalah suaraku.
Entah ada apa dengan suaraku hingga membuatnya jatuh hati. Namun, barangkali itulah mengapa aku mencintainya. Dia jatuh hati pada apa yang tidak dilihat dari fisik—paras. Dia mencintai suaraku. Dia suka saat aku bernyanyi. Dia suka kalau mendengar suaraku dan aku suka…
Apapun itu, aku harap dia baik-baik saja.
Bukankah akan sangat membahagiakan apabila menyaksikan orang yang kalian cintai itu bahagia? Ya, aku tahu itu bohong. Bohong kalau kalian merasa baik-baik saja saat melihat orang yang kalian cintai bersama yang mereka pilih—tapi pilihannya bukan kalian, haha. Namun, apa boleh buat? Yang Kuasa berkehendak demikian, kecuali jika Yang Kuasa membalikan hatinya untuk lebih cenderung padaku, maka cerita akan jadi plot twist yang tidak terduga.
Long story short I survived.
I survived everything that I’ve been through in these past few years and finally I release my feelings. All of these feelings towards him. Because I know that life must go on and I cannot be stuck in here forever. Sometimes I have a thought that he left me here, but in a split second, I realized that I'm the one who decided to go. I did. Finally.
Love, D.
Tidak.
Sebenarnya tidak pernah ada yang selesai—karena memang kami tidak pernah memulai apapun. Maksudku di sini adalah perasaanku terhadapnya. Ini akhir. Apakah akan kembali ke awal suatu saat nanti? Entahlah. Bahkan memikirkannya sudah membuat kepalaku pening. Yang aku tahu bahwa aku tidak pernah berharap bertemu dengannya. Tidak pernah meminta untuk dipertemukan dengannya, tetapi dia hadir. Rare as the glimmer of a comet in the sky. Dia datang dan entah bagaimana aku mencintainya. Agaknya aku berpikir kalau ini merupakan sebuah kekeliruan. Kekeliruan yang aku suka. Ya, aku suka. Aku suka kondisi dimana aku mencintainya dan dia tahu…
Dia mengetahui perasaanku dan aku tidak mendapat reaksi apapun darinya. Dia tidak menolakku dan dia mengusirku tapi aku yang pergi. Dia sangat baik. Dia pria yang baik sekali. Tapi, aku pergi karena aku tahu diri. Percuma saja kalau kamu itu es krim cokelat terlezat dari Belgia, lha kalau dia sukanya es krim stroberi, kamu bisa apa? Kan selera orang beda-beda. Iya, kan? Maka, pasti akan ada yang mencintaiku meskipun aku bukan es krim stroberi atau cokelat yang kaya rasa. Oh, apa karena aku ini adalah es krim vanilla? Terlalu plain dan flat. Walau bisa dipadu dengan rasa yang lain supaya jadi seimbang, tetapi karena aku terlalu plain dan flat, maka jarang ada yang suka es krim vanilla.
Tidak ada yang menarik dariku.
Satu-satunya yang dia suka dariku adalah suaraku.
Entah ada apa dengan suaraku hingga membuatnya jatuh hati. Namun, barangkali itulah mengapa aku mencintainya. Dia jatuh hati pada apa yang tidak dilihat dari fisik—paras. Dia mencintai suaraku. Dia suka saat aku bernyanyi. Dia suka kalau mendengar suaraku dan aku suka…
Apapun itu, aku harap dia baik-baik saja.
Bukankah akan sangat membahagiakan apabila menyaksikan orang yang kalian cintai itu bahagia? Ya, aku tahu itu bohong. Bohong kalau kalian merasa baik-baik saja saat melihat orang yang kalian cintai bersama yang mereka pilih—tapi pilihannya bukan kalian, haha. Namun, apa boleh buat? Yang Kuasa berkehendak demikian, kecuali jika Yang Kuasa membalikan hatinya untuk lebih cenderung padaku, maka cerita akan jadi plot twist yang tidak terduga.
Long story short I survived.
I survived everything that I’ve been through in these past few years and finally I release my feelings. All of these feelings towards him. Because I know that life must go on and I cannot be stuck in here forever. Sometimes I have a thought that he left me here, but in a split second, I realized that I'm the one who decided to go. I did. Finally.
Love, D.
phyu.03 memberi reputasi
1
180
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan