meilisnamaulinaAvatar border
TS
meilisnamaulina
Apa Itu Sastra Cyber? Adakah Manfaat Sastra Cyber Untuk Generasi Milenial?

Sastra merupakan seni bahasa yang mana biasanya melahirkan karya dan kemudian dinamakan karya sastra, salah satu ciri karya sastra yang sangat penting adalah fungsi komunikasi, karena sastra bisa menyampaikan pesan kepada orang lain. Karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan kreativitas sebagai hasil kontemplasi secara individual. Seiring dengan perkembangan zaman, sastra juga terus mengalami inovasi dan berkembang menyesuaikan diri dengan era di mana ia berada. Terutama di era industri 4.0 saat ini.

sastra juga tak tinggal diam dan turut membuktikan eksistensinya di dunia teknologi yang di mana merupakan dunia yang digeluti setiap lapisan masyarakat. Sastra tak melulu dalam bentuk yang sering disandarkan padanya yakni bersifat konvensional, melainkan juga turut mengambil tempat dalam khazanah kehidupan modern yang semakin kompleks. Dengan adanya macam-macam inovasi baru di dalamnya sastra membuktikan dirinya bahwa julukan sebagai ranah konvensional dan kaku mulai terpecahkan.

Di zaman perkembangan teknologi yang pesat ini ada istilah sastra cyber, apa itu sastra cyber? Sastra Cyber/ Cyber Sastra, dapat dirunut dari asal katanya. Cyber, dalam bahasa Inggris tidaklah berdiri sendiri, melainkan terjalin dengan kata lain seperti cyberspace, cybernote, dan cybernetics. Cyberspace berarti ruang (berkomputer) yang saling terjalin membentuk budaya di kalangan mereka. Cybernote, berarti pengendalian proses menggunakan komputer. Cybernetics berarti mengacu pada sistem kendali otomatis, baik dalam sistem komputer (elektronik) maupun jaringan syaraf. Dari pengertian ini dapat dikemukakan bahwa cybersastra adalah aktivitas sastra yang memanfaatkan media komputer atau internet (Endraswara, 2006:182) Cyber dapat diartikan ’maya’, sastra cyber atau cyber sastra merupakan sastra yang lahir sebagai dampak perkembangan teknologi.

Sastra cyber adalah karya sastra yang dikerjakan dan dipublikasikan melalui media internet atau teknologi informatika. Biasanya berupa karya sastra yang bergenre puisi atau prosa, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya karya sastra berupa drama. Jika sastra sebelumnya menggunakan koran dan majalah sebagai medianya, sastra cyber menggunakan media elektronik (internet). Dibandingkan sastra koran atau majalah, dalam sastra cyber, penulis mengalami kemudahan di dalam pemunculan karyanya di hadapan pembaca karena tidak ada seleksi yang ketat terhadap sastra tersebut. Oleh karena itu, kemungkinan besar media elektronik sebagai sarana pengungkapan ekspresi seseorang akan mengalahkan dan menggeser media yang ada sebelumnya. Semua itu terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi.

Sastra cyber muncul menjawab kegelisahan para penulis atau sastrawan pemula. Sastra cyber juga sebagai wahana penyalur segala bentuk inspirasi bagi penulis pemula yang menjadi tonggak baru kehadiran dunia sastra yang sifatnya ‘bebas’ tak mengenal ruang, waktu, bahasa, dan mendobrak sekat-sekat negara, karena dengan beberapa detik tulisan yang dimuat akan terekspos ke seluruh belahan negara. Hal ini bisa saja menandai era baru ‘matinya sastra cetak’. Walaupun harus diakui bahwa, koran dan media cetak telah punya andil dalam membesarkan nama-nama sastrawan. Namun, menganggap koran atau media cetak menjadi satu-satunya sumber untuk membuat seseorang menjadi sastrawan juga sebuah opini yang menyesatkan pada era keterbukaan dan era digital ini.

Sastra cyber sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu. Sekitar awal tahun 2000, sastra cyber banyak bermunculan di situs-situs internet dengan berbagai nama portal. Kemajuan teknologi internet memungkinkan munculnya varian sastra berdasarkan mediumnya, yakni yang dikenal dengan sastra cyber. Sastra dunia maya ini sekaligus mendobrak konvensi yang selama ini lekat bahwa sastra lebih dekat dengan konservatisme. Kecanggihan komputer dan ketinggian daya kreatif memberikan hasil yang luar biasa, tidak terkecuali sastra. Sastra cyber tentunya akan memiliki prospek yang semakin cerah tidak saja di Indonesia, tetapi juga di belahan dunia yang lain.

Sastra cyber memberikan kesempatan yang luas, tidak saja bagi penulis untuk menulis karya sastra, tetapi juga pada pembaca untuk melakukan apresiasi sastra secara leluasa. Diantara beberapa alasan Penulis atau sastrawan terjun ke sastra cyber kemungkinan para Penulis ingin mencari model baru kreativitas dan ingin meninggalkan tradisi lama yang menjenuhkan. Mereka menganggap sastra cyber adalah ladang yang menjanjikan. Sastra cyber akan lebih mewakili keinginan dan daya juang kreativitas, karena masih terbatas yang berminat kearah situ. Daya saing mereka pun masih terbatas, sehingga karya seperti apa saja akan semakin diakui eksistensinya. Mungkin ada juga yang ingin segera mencari popularitas. Lewat sastra cyber yang terbatas komunitasnya, sebaliknya diri pengarang dapat mudah tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Sastra cyber sempat menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Di satu pihak ada yang menyambut secara positif, tetapi di pihak lain ada yang menyambutnya secara negatif. Disebut secara positif karena kehadiran sastra cyber dapat dengan mudah dan cepat diakses oleh kalangan yang lebih luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain itu, kehadiran sastra cyber melalui media internet memberi peluang bagi penulis yang bergiat di bidang sastra untuk memberikan sumbangsihnya, baik berupa karya maupun pemikiran-pemikiran, tanggapan-tanggapan terhadap karya sastra. Disebut negatif karena sastra cyber dianggap tidak lebih dari sekadar upaya main-main saja. Sastra ini juga dikatakan sebagai sastra yang kualitasnya sangat kurang. dan tidak memberikan kemajuan yang berarti dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Dikatakan oleh Suryadi (dalam Situmorang, 2004:9) bahwa jika selama ini para sastrawan hanya menampilkan karyanya pada buku, majalah, koran yang berwujud kertas maka saat ini ditemukan karya-karya mereka yang tersebar di media internet. Sebuah media maya yang menghubungkan satu komputer dengan berjuta-juta komputer lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa Cybersastra ternyata mampu membebaskan imajinasi penulis untuk menciptakan karya-karya yang layak diperhitungkan. Dunia baru ini dianggap menjadi tonggak baru dunia sastra Indonesia yang selama ini terkesan “inklusif” untuk lebih membumi di kalangan seluruh lapisan penulis, khususnya penulis pemula. Diakui atau tidak sastra cyber mampu menjawab kegelisahan jiwa penulis pemula untuk mendapatkan “ruang” dalam pergulatan kancah dunia sastra Indonesia. Kemunculan sastra cyber dalam kancah kesusastraan Indonesia ditanggapi dan diapresiasi secara berbeda-beda. Bahkan, hal ini sempat menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Di satu pihak ada yang menyambut secara positif, tetapi di pihak lain ada yang menyambutnya secara negatif.

 

0
700
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan