Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Sachsen Class - Destroyer yang Mengaku Sebagai Frigat
Quote:


Tidak semua negara secara terang-terangan mengakui identitas asli dari alutsista yang dipakainya, salah satunya karena faktor politik. Mereka tidak ingin dianggap superior oleh rivalnya, selain itu terkadang pengungkapan identitas asli dari sebuah alutsista bisa memancing terjadinya perlombaan senjata. Contoh negara yang pernah menyembunyikan identitas asli alutsistanya adalah Jepang.

Dulu Jepang membuat dua buah kapal Landing Helicopter Dock (LHD) yang bernama JS Kaga dan Izumo, karena ukurannya yang besar China menyebut kedua kapal itu sebagai kapal induk. Sementara Jepang tetap ngeyel dan menyebut keduanya sebagai LHD. Tapi sekarang Jepang sudah mengakui kedua kapal itu sebagai kapal induk setelah meningkatnya ketegangan dengan China dan Korut.

Hal serupa juga terjadi pada Sachsen Class buatan Jerman, kapal perang permukaan ini sebenarnya termasuk kategori destroyer. Tetapi pihak Jerman menyebutnya sebagai frigat hingga sekarang. Lalu seperti apa kisah unik kapal destroyer yang mengaku sebagai frigat ini ?


SEJARAH


Program pembuatan frigat rasa destroyer ini dimulai pada awal tahun 1990, kapal baru dibuat sebagai pengganti kapal perusak kelas Lutjens yang sudah tua dan usang dalam peran pertahanan udara. Sebuah nota kesepakatan kemudian ditandatangani pada tahun 1993 antara pemerintah Jerman dan galangan kapal Blohm & Voss, Royal Schelde dan Bazan dari (sekarang Navantia). Pembuatan kapal ini melibatkan Spanyol dan juga Belanda.

Pada perkembangannya selain Kelas Sachsen, ada dua kapal lain yang berhasil dibuat; yakni Kelas Alvaro de Bazan dari Spanyol dan Kelas De Zeven Provincien dari Belanda. Tujuan dari proyek bersama ini adalah untuk menghasilkan kelas kapal perang yang kuat dan mampu beroperasi di daerah dengan ancaman tinggi. Desain yang muncul adalah proyek bersama Jerman dan Belanda yang didasarkan pada penggunaan sistem peperangan anti udara yang menggunakan rudal permukaan ke udara jarak menengah Standard SM-2 dan Evolved Sea Sparrow.

Desain frigat Kelas Sachsen (Type 124) juga didasarkan pada Kelas Type 123 Brandenburg. Frigat berteknologi maju ini telah meningkatkan fitur siluman yang dimaksudkan untuk menipu radar dan sensor akustik lawan. Kapal juga menggabungkan Electronic Countermeasure (ECM) yang luas dan yang semuanya meningkatkan kemampuan bertahannya secara signifikan.


Quote:



Dilihat dari perpindahan bobot dan daya tembak Kapal Kelas Sachsen lebih dekat dengan kapal perusak (destroyer). Kapal perang ini memiliki banyak kesamaan platform dengan kapal perusak kelas De Zeven Provincien Belanda. Kemungkinan besar kapal-kapal ini ditunjuk sebagai frigat karena alasan politik.

Pada tahun 1996 Pemerintah Jerman memberikan kontrak untuk membuat 3 kapal, dengan kapal keempat sebagai opsi tambahan yang rencananya akan diberi nama Thuringen. Namun, pada akhirnya Jerman hanya memesan 3 kapal. Kapal pertama bernama F219 Sachsen dibuat pada 1 Februari 1999, diluncurkan 20 Januari 2001 dan resmi bertugas pada 31 December 2003. Kapal kedua bernama F220 Hamburg dibuat 1 September 2000, diluncurkan 16 Agustus 2002 dan bertugas pada Desember 2004. Kapal terakhir F221 Hessen dibuat pada 14 September 2001, diluncurkan pada 26 Juli 200 dan resmi bertugas pada 21 April 2006.


Radar dan Persenjataan


Misi utama Kelas Sachsen adalah untuk pertahanan udara armada Jerman, sementara peran sekundernya adalah perang anti kapal dan anti kapal selam. Untuk pertahana udara Kelas Sachsen dilengkapi radar Thales SMART-L, radar apat mendeteksi dan melacak rudal balistik pada jarak hingga 480 km. SMART-L mampu melacak hingga 1.500 target secara bersamaan dan memberikan peringatan dini.

Dipasang di bagian atas superstruktur ada empat antena Thales advanced phased-array air/surface radar yang memberikan deteksi, pelacakan, dan keterlibatan target 360°. Radar dapat melacak 150+ target permukaan hingga jarak 32 km dan 200+ target udara hingga jarak 150 km. Total 32 rudal dapat dipandu dalam penerbangan secara bersamaan, termasuk 16 rudal dalam tahap terminal.

Kemampuan seperti itu sangat penting saat bertahan dari serangan rudal lawan. Kapal juga dilengkapi radar APAR yang memiliki rangkaian Electronic Counter-Countermeasures (ECCM) yang besar. Kombinasi radar Kelas Sachsen dinilai lebih mumpuni daripada kombinasi radar Aegis frigat Kelas Alvaro de Bazan Spanyol.

Dari sisi persenjataan, Sachsen Vlass dilengkapi rudal permukaan ke udara yang dipasang pada Sistem Peluncuran Vertikal (VLS/Vertical Launch System) Mk.41 32 cell di depan anjungan. VLS ini membawa campuran rudal SM-2 IIIA Standar (jarak 150 km) serta rudal RIM-162 Evolved Sea Sparrow (jarak 50 km). Sebanyak 24 rudal SM-2 dan 32 rudal ESSM (4 per cell) bisa diangkut.

Untuk pertahanan terhadap serangan udara dipercayakan kepada dua peluncur 21 cell Rolling Airframe Missile (RAM) dengan rudal permukaan ke udara jarak pendek RIM-116 yang memiliki jangkauan 10 km dan membentuk tiga lapisan pertahanan udara untuk frigat ini.


Quote:



Dalam kejadian yang tidak terduga, ketika rudal milik lawan melewati tiga dari lapisan pertahanan udara kapal, masih ada dua meriam otomatis Mauser MLG 27 mm yang dikendalikan dari jarak jauh. Senjata tersebut cukup efektif, karena mereka memiliki tingkat tembakan yang tinggi - 1.700 peluru per menit. Selain itu, meriam serba guna OTO Melera 76 mm berguna juga bisa digunakan untuk melawan pesawat dan rudal. Meriam bisa menyemburkam peluru seberat 6 kilog sejauh 20 km dengan kecepatan sekitar 100 putaran per menit. Meriam ini memiliki 85 peluru yang siap ditembakkan.

Kelas Sachsen juga membawa persenjataan permukaan ke permukaan yang agak khas. Dua peluncur Mk. 141 yang masing-masing punya 4 tabung peluncur rudal untuk RGM-84D Harpoon (jarak 120 km atau lebih) terletak di tengah kapal. Frigat Kelas Sachsen juga membawa senapan mesin berat M2HB dan senapan mesin serba guna MG3. Dua helikopter yang diangkut kapal kelas ini dapat menggunakan senapan mesin berat atau rudal anti kapal Sea Skua.

Yang cukup menarik, sebuah turret howitzer 155 mm PzH 2000 sempat diuji pada satu kapal kelas itu, F220 Hamburg, untuk tujuan serangan darat. Senjata ini tentu saja sangat menghancurkan, dengan peluru seberat 43,5 kg dan jangkauan maksimum 40 km, serta kecepatan tembakan 9 rpm. Meskipun uji coba itu berhasil, namun senjata yang dimaksud belum diinstal pada frigat Kelas Sachsen.


Quote:



Kemampuan Anti Kapal Selam


Kemampuan anti kapal selam disediakan oleh dua helikopter dan 2 peluncur torpedo 324 mm untuk torpedo ringan EUROTORP MU90 (jarak 20 km). Selain sonar, intuk deteksi kapal selam Sachsen Class dilengkapi helikopter NFH 90 atau Westland Sea Lynx Mk.88A. Helikopter dapat dilengkapi dengan sonar dan torpedo untuk peran ASW.

Sensor dan persenjataan kelas Sachsen sebagian besar mirip dengan Kelas De Zeven Provincien Belanda dan kelas Iver Huitfeldt Denmark. Namun, kelas Sachsen Jerman memiliki keuntungan dalam urusan hanggar, karena tersedia dua hanggar helikopter, dibandingkan dengan hanggar tunggal pada dua kapal lainnya.

Kelas Sachsen menggunakan sistem propulsi Combined Diesel and Gas (CODAG), menggunakan dua mesin diesel MTU V20 dengan output gabungan 20.128 shp. Untuk kecepatan jelajah memakai turbin gas General Electric LM2500 yang menghasilkan tenaga maksimal 35.514 shp. Sistem propulsi ini cukup efisien, dan kapal kelas Sachsen dapat melaju dari diam ke kecepatan maksimal (29 knot) hanya dalam dua menit.

Kapal Kelas Sachsen memang agak mahal untuk dibangun dan dirawat karena beberapa alasan. Mulai dari desain, sensor, dan persenjataan canggih (juga mahal), ditambah awak besar yang dibutuhkan untuk mengawaki kapal-kapal ini. Total biaya ketiga kapal tersebut adalah 2,1 Miliar Euro atau sekitar US$2,37 Miliar atau setara dengan Rp 33 triliun. Artinya setiap kapal menghabiskan biaya Rp 11 triliun. Karena harga kapal yang sangat mahal menjadikan pembangunan kapal keempat dibatalkan.


Upgrade Untuk Si Kapal Mahal


Mengutip artikel Naval NewsSachsen Class akan mendapat upgrade pada sisi radar, dimana radar Thales SMART-L akan diganti dengan TRS-4D/LR ROT wide-range air and sea surveillance buatan Hensoldt Sensors GmbH. Mendapat kontrak 220 juta euro, Hensoldt Sensors akan memproduksi, mengirim dan memasang sistem radar untuk Sachsen Class. Penggantian radar dimulai pada tahun 2024 dan berakhir tahun 2028.

Radar baru ini memiliki kemampuan pengintaian dan pelacakan target yang lebih baik juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan melacak rudal balistik. Radar dengan teknologi AESA (Active Electronically Scanning Array) ini dapat mendeteksi obyek yang sangat kecil. TRS-4D/LR punya jangkauan maksimum hingga 250 km dan jangkauan minimum kurang dari 100 meter. Radar juga punya kemampuan mendeteksi target dengan penampang radar 0,01 meter persegi, kecepatan pembaruan trek kurang dari 1 detik dengan kapasitas deteksi (udara dan permukaan) lebih dari 1.000 target.

Radar SMART-L pada frigat Sachsen saat ini tidak dilengkapi teknologi AESA, dnmemiliki jangkauan maksimum 400 km untuk target udara, dan 65 km untuk mendeteksi rudal stealth. Dengan psmbaruan perangkat lunak, memperluas jangkauan maksimumnya untuk mendeteksi rudal balistik dari jarak 2000 km.


Quote:





Referensi Tulisan: Naval News& military-today.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 21-06-2022 05:12
69banditosAvatar border
jagotorpedoAvatar border
gabener.edanAvatar border
gabener.edan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
4K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan