- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sadako Sasaki dan Seribu Bangau Kertas


TS
Third.Reich
Sadako Sasaki dan Seribu Bangau Kertas
Quote:

Halo agan-sista kaskuser penghuni planet Bumi yang beralamat di sistem tata surya di Galaksi Bima Sakti. Semoga agan-sista semuanya senantiasa dalam kondisi sehat, lancar rejeki dan berbahagia selalu.
Quote:

Quote:
Seperti yang kita semua ketahui, perang adalah sesuatu yang mengerikan, namun meski demikian, sejarah yang membentuk peradaban manusia hingga saat ini tidak luput dari yang namanya perang. Atau mungkin bisa jadi, berperang satu sama lain adalah sifat alamiah dari manusia itu sendiri ? Beberapa tahun lalu, TS sempat melakukan serangkaian perjalanan ke Jepun dalam rangka riset dan observasi. Salah satu tujuan TS adalah Hiroshima.
Tepatnya di Museum Hiroshima National Peace Memorial Hall

Pemandangan pertama yang menyambut TS adalah "Hall of Remembrance", sebuah susunan ubin yang dirangkai tersambung dengan pemandangan 360 derajat pasca bom meledak, dan di setiap kotak yang tersusun tertulis semua distrik yang terkena dampak ledakan, total keseluruhan ada sekitar 140.000 kotak.

Di museum, ada banyak sekali artefak dari lokasi pusat ledakan, seperti benda-benda peninggalan korban, seperti baju, sepatu serta bekas puing-puing sisa pasca ledakan bom. Semua benda-benda ini disumbangkan oleh pihak keluarga korban kepada museum. Sebuah museum yang indah namun penuh dengan kenangan pahit, penderitaan, kehancuran, air mata dan kematian.
Spoiler for :





Ada juga sebuah maket 3D yang menunjukkan lokasi bom meledak dan menunjukkan kondisi kota Hiroshima sebelum dan sesudah ledakan Little Boy. Artefak lain yang sempat membuat TS speechless adalah sebuah jam yang jarumnya berhenti pada waktu 08.15 pagi, saat di mana Bom Atom Little Boy meledak di langit dan meluluhlantakkan Hiroshima.
Spoiler for :





Semua artefak yang ditemukan atau disumbangkan oleh pihak keluarga menyimpan kisah pilu masing-masing.Beberapa diantaranya adalah cerita sepeda roda tiga dan sebuah helm logam.
Spoiler for :


Ada juga sebuah artefak bisa dibilang cukup mengerikan, yakni sebuah potongan kuku dari korban di Hiroshima yang kukunya mengalami kerusakan genetik dan pertumbuhan yang tidak wajar akibat paparan sinar radioaktif dari ledakan bom. Setelah si pemilik kuku meninggal, sang Ibu dari korban kemudian menyumbangkan potongan kuku itu ke museum.
Spoiler for :

Akan tetapi, dari sekian banyak kisah pilu itu, TS akan menceritakan satu kisah saja, satu dari ribuan kisah memilukan pasca ledakan Little Boy di Hiroshima. Tentang seorang anak perempuan yang bernama Sadako Sasaki.
Quote:

Ketika bom atom meledak di Hiroshima, Sadako kala itu berusia 2 tahun, ia berada pada jarak 2 Kilometer dari pusat ledakan. Sebagian besar tetangga di lingkungan dekat rumah Sadako tewas, akan tetapi entah bagaimana, beruntungnya Sadako hampir tidak terluka sama sekali.
Spoiler for :

Hingga pada tahun 1955, ketika ia duduk di bangku kelas 7. Sadako tumbuh menjadi anak perempuan yang normal dan sangat ceria. Akan tetapi suatu hari ketika ia berhasil memenangkan lomba lari untuk tim sekolahnya, ia tiba-tiba merasakan sakit kepala dan merasa sangat kelelahan. Setelah sakit kepala itu hilang, ia berpikir mungkin akibat ia kelelahan setelah berlomba lari itu. Tapi kelegaannya tidak berlangsung lama, gejala yang sama pun kembali muncul bahkan menjadi semakin parah.
Spoiler for :

Suatu hari, Sadako kembali diserang sakit kepala hebat sampai-sampai ia pun langsung roboh dan tak sadarkan diri. Teman-teman sekolahnya melaporkan hal ini pada gurunya, kemudian setelah di bawa ke dokter, Sadako pun didiagnosa menderita Leukimia akut. Semua orang yang mengenal Sadako pun hampir tak mempercayai berita buruk ini.
Pada waktu itu, orang-orang Jepang menyebutnya “Penyakit Bom Atom”. Hampir semua orang yang mengidap penyakit ini pasti berakhir mati dan Sadako pun sangat ketakutan mendengar hal ini. Sadako ingin kembali bersekolah, namun itu tak mungkin dilakukan, ia harus dirawat terus di rumah sakit dimana hari-harinya dilalui dengan tangisan. Ya, Sadako terus menangis.
Spoiler for :

Tidak lama setelah itu, sahabat Sadako yang bernama Chizuko menjenguknya di rumah sakit. Chizuko membawakan Sadako beberapa Origami (kertas untuk melipat). Chizuko menceritakan sebuah legenda, ia menceritakan bahwa burung bangau adalah burung yang sakral di Jepang, mereka telah hidup sejak zaman dahulu dan jika seseorang yang sedang sakit membuat atau melipat 1000 buah bangau kertas maka orang tersebut akan segera sembuh dari sakitnya.
Setelah mendengarkan cerita itu, Sadako pun dengan penuh semangat dan harapan mulai membuat 1000 bangau kertas dengan harapan agar ia bisa sembuh seperti sediakala. Keluarga Sadako sangat khawatir akan keadaannya, mereka sering menjenguk dan menjaga Sadako di rumah sakit untuk menemaninya ngobrol sembari membantu membuat bangau kertas.
Spoiler for :

Setelah Sadako berhasil membuat 500 bangau kertas, ia merasa kondisi tubuhnya jauh lebih baik dari sebelumnya, dan dokter pun memperbolehkannya pulang untuk sementara waktu, namun pada satu minggu pertama di rumahnya, gejala sakit kepala dan kelelahan pun kembali muncul, Sadako kembali dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Sadako kembali membuat bangau kertas, meskipun saat itu ia sedang dilanda rasa sakit yang begitu hebat. Selama masa-masa ini, dengan menahan rasa sakit yang luar biasa, Sadako terus mencoba untuk selalu riang dan bersemangat, ia tidak pernah putus asa.
Tidak lama setelah itu, dengan ditemani semua keluarganya yang berdiri di samping tempat tidurnya di rumah sakit, Sadako nampak tertidur dengan damai, ia tidak pernah bangun dari tidurnya, Sadako telah pergi selamanya. Sampai kepergiannya, Sadako berhasil membuat 644 bangau kertas.
Spoiler for :



Semua orang dilanda kesedihan yang begitu mendalam. 39 teman-teman sekolah Sadako merasa sangat kehilangan salah satu teman terbaik mereka dan mereka memutuskan untuk membentuk klub bangau kertas demi menghormati dan mengenang Sadako. Kabar itu pun tersebar secepat kilat, murid-murid dari 3.100 sekolah dari 9 negara di dunia berbondong-bondong memberikan bantuan donasi.
Pada 5 Mei 1958, hampir 3 tahun setelah kematian Sadako, uang yang dikumpulkan dari donasi para murid di seluruh dunia akhirnya terkumpul cukup untuk membangun sebuah monumen demi mengenang Sadako.
Spoiler for :



Monumen ini dikenal dengan nama “Children’s Peace Monument”, terletak di tengah “Hiroshima Memorial Peace Park”, dekat dengan lokasi ledakan bom di Jembatan Aioi. Di Hiroshima Peace Park selain monumen untuk mengenang Sadako dan bangau kertasnya, juga ada sebuah api yang terus menyala di taman ini, dikenal dengan nama “The Flame of Peace”, sebuah simbol harapan dan perdamaian.
Spoiler for :


Di museum juga bisa kita lihat sandal dan beberapa pakaian milik Sadako ketika ia masih hidup.
Spoiler for :

TS masih tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi 72 tahun lalu di kota ini pada hari itu. Pagi yang cerah bulan Agustus, kehidupan nampak normal seperti biasanya, dan beberapa detik kemudian langit mendadak menyala terang dan membakar semua yang ada di bawahnya.
Spoiler for :

Foto ini diambil dari jarak ratusan Kilometer tepat 45 menit setelah bom atom Fat Man meledak 500 meter di atas kota Nagasaki, membakar langit dan membungihanguskan seluruh kota beserta penduduknya. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana nasib orang-orang yang berada tepat di bawah awan cendawan itu.
Sepersekian detik kemudian dunia yang mereka tempati menjadi neraka, tidak ada hal yang bisa kita lihat selain kekacauan, kehancuran, kesedihan, ketakutan dan kematian ada di mana-mana. Mayat, darah, tubuh yang hangus berserakan hampir di semua tempat, dan tak ada satupun orang yang tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.
Semuanya kebingungan mencari sanak saudaranya, anaknya, atau bahkan hanya bisa menangis, mengerang, merintih kesakitan dan meminta tolong kepada siapapun yang bisa menolong. Apa lagi yang lebih buruk daripada itu ?
Quote:

Satu hal yang pasti dan yang membuat TS lega adalah, melihat Hiroshima sudah sembuh, pulih, kembali seperti sediakala. Sesuatu yang tidak didapatkan oleh Sadako semasa hidupnya. Dengan segala harapan dan keinginan yang tinggi, penduduk dan kotanya bisa kembali pulih dan bangkit dari kehancuran total, dan dengan cepat menjadi kota yang penuh kedamaian, rekonsiliasi dan pusat penentangan senjata nuklir.
Di akhir perjalanan di dalam museum, TS disambut sebuah meja dengan tumpukan kertas di atasnya yang mana adalah formulir petisi penolakan untuk mendukung pelucutan kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir (bersifat opsional). Tidak pake lama, TS langsung mengisi dan menandatangani formulir tersebut.
Spoiler for :

Menurut TS sih solusinya cuman satu, JANGAN BERPERANG. Kalah jadi abu, menang jadi arang, perang tidak menawarkan apapun selain kehancuran, penderitaan dan kerugian pada kedua belah pihak. Namun ironisnya, meski segudang perjanjian disepakati, ribuan orang menandatangani, tapi perang tetap saja terjadi. Mungkin selama manusia masih ada, perang akan selalu ada.
Quote:

Quote:



Quote:
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN SEMOGA BERMANFAAT
Quote:

BONUS :
Spoiler for :












SUMUR :
Spoiler for :
Jurnal perjalanan riset & observasi TS (Operation Senbonzakura) di Hiroshima National Peace Memorial Hall, Jepang, 2017.
Diubah oleh Third.Reich 21-06-2022 20:17






viperwin dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.8K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan