Kaskus

News

matademokrasiAvatar border
TS
matademokrasi
Tantangan Bagi Sosial Politik
Tantangan Bagi Sosial Politik Foto Istimewa: kandidat magister ekonomi politik




Oleh :Almuhasyir A. Idrus S.



MataDemokrasiPublic. Co. Id. - Jakarta - Perlu di pahami terlebih dahulu, bahwa mengkritisi ini merupakan pribadi posmo yang bagaimana memiliki cara pandang radikal tentang segala sesuatu. Sedikit anggapan bahwa teori ini hanyalah menifestasi seduksi atas hasrat. Teori bukannya melebur atau sesuatu yang muncul dari hasil kristalisasi realitas, melainkan berhadap-hadapan dengan realitas itu sendiri.

Tantangan sosial ini menegaskan konsep relasi kuasa Dengan membungkam kehadiran desainer, maka simulacra terpelanting pada metafisika Hegelian, transenden, yang membayangkan bahwa ada pencipta yang memuat segalanya ada dengan sendirinya.

kekuasaan dan pengetahuan merupakan suatu pemikiran yang punya kecenderugan hegemonic atau bentuk penguasaan terhadap kelompok tertentu dengan menggunakan kepemimpinan intelektual dan moral secara consensus. Artinya kelompok-kelompok yang terhegemoni menyepakati nilai-nilai ideologis penguasa.

hipotesa “kekuasaan ada di mana-mana” konsep ini lahir dari beberapa penelitian tentang sejarah seksualitas, kegilaan peradaban, kelahiran klinik dan beberapa karya lainya. Kekuasaan ada di mana-mana, ditandai dengan populasi atau kepengaturan dan represi (tekanan yang bersifat memaksa baik secara halus maupun memaksa).

Teori adalah mitos. Ia adalah permainan, aggapan inilah yang kemudian menggiring asumsi dasar bahwa jika “kekuasaan ada di mana-mana, bahwa sekaligus ia menandai kekuasaan tidak ada di mana-mana”. Barangkali hal tersebut memiliki kemiripan dengan konsep yang digagas dalam konteks kuasa.

Jika kekuasaan ada di mana-mana, maka semua adalah kekuasaan, yang dengan kata lain, ketika semua dianggap sebagai “kuasa”, maka tidak lagi “kuasa”, sebab tiada pembeda atau sebagian mengidentifikasi bahwa ia adalah suatu “kuasa”.

Misalnya jika semua angsa berwarna putih, maka “putih” bukan suatu yang unik, yang wah. Analogi ini juga dapat diterapkan untuk melihat manusia, masyarakat, kebudayaan dan peradaban, yang dibangun melalui tangan-tangan penguasa.

Bicara soal kekuasaan, saya tidak dapat menolak penuh apa yang terjadi di realitas. Bagiku “kekuasaan” itu berkaitan dengan kehendak bebas manusia. Ya, manusia dilahirkan dan dibekali oleh kekuasaan seperti itu. Bahwa iya dapat melakukan apapun sesuai kemauanya, dari situ saya menyimpulkan bahwa kekuasaan berada pada individu manusia, namun kekuasaan itu terbagi menjadi dua:

1. Kekuasaan tidak bermakna; dan
2. Kekuasaan bermakna

Sebagaimana represi sebagai yang diamini sebagian besar kalangan sosial adalah konsep bernuansa hegemonic, konsep yang rekreasi untuk mendapatkan apa yang kemudian disebut sebagai resistensi.

Maka pada tahap selanjutnya, suatu pengamatan analisis dan representasi atas suatu gejalah sosial yang menendang ketertindasan, kesewenang-wenangan, ketidakadilan yang terjadi telah terjebak pada temuan atau penciptaan relasi kuasa rekaan. Demi menemukan represi dan bila dimungkinkan, resistensi yang diinginkan.

Pada intinya pemikiran tantangan bagi sosial politik ini adalah tentang apa yang disebutnya sebagai kegagalan proyek modernisasi. Modernisasi yang melahirkan banyak aturan-aturan berupa hukum-hukum positif sebagai sumber kekuasaan dominan yang mengatur hidup manusia yang tidak mampu menyelesaikan problem manusia itu sendiri.
Diubah oleh matademokrasi 20-06-2022 11:41
0
584
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan