EVOLUSI HATI

Tolong jangan berpikir bahwa saya sudah berubah jadi Vicky Prasetyo dengan pasang judul di atas. Mencoba menggabungkan kata-kata yang gak nyambung dan gak bermakna. Sejak kapan saya bikin tulisan gak bermakna? Sering lah! Heuheuheu

Okay, let's get serious!

Evolusi adalah perubahan secara perlahan. Kebalikan dari revolusi yang berubah dengan cepat. Evolusi sejalan dengan kehidupan manusia yang butuh pembiasaan diri untuk sebuah perubahan. Butuh adaptasi untuk sesuatu yang baru. Terlalu cepat, terlalu banyak, dan masih banyak terlalu yang lain, seringkali rawan penolakan. Hal ini dikarenakan manusia tak sanggup beradaptasi dengan sesuatu yang prosesnya tak sejalan dengan proses hidup manusia yang butuh waktu untuk mencerna beberapa saat sebelum akhirnya terbiasa.

Sekarang soal hati. Hati yang telah terevolusi adalah hati yang telah melalui cukup banyak proses dan tahapan. Bisa jadi, proses dan tahapan tersebut membuat hati ini terbanting-banting. Patah beberapa kali. Akan tetapi, hebatnya hati, dia takkan benar-benar hancur. Dia akan semakin tahan banting. Dia akan selektif menyeleksi siapa yang layak menerimanya apa adanya. Gak pakai drama. Gak pakai kekerasan.

Pada dasarnya setiap hantaman sekeras apapun itu tidak akan menjadi sebuah masalah yang berarti jika hati telah melalui proses evolusi yang panjang. Ujian dan cobaan yang luar biasa lewat patah dan tumang bertubi-tubi itulah yang senantiasa saban hari memapahnya. Menjadikannya bertumbuh dan terus menguat. Tak peduli sesering apapun ujian itu, hati akan selalu berdiri kokoh tanpa sedikitpun mengendur daya tahannya.

So, apapun yang terjadi dengan hati kita. Terima saja. Latih dia untuk semakin kuat. Latih dia untuk semakin waspada. Latih dia untuk semakin selektif. Latih dia untuk semakin dapat memilah dan memilih setiap orang yang hendak memasukinya, jangan biarkan tamu yang tak pantas lalu mencoba bercokol di dalamnya. Hingga akhirnya, dia bisa nyaman di hati seseorang yang bisa menghargai dan mencintainya.