- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PENYESALAN TERBESAR


TS
albyabby91
PENYESALAN TERBESAR
PENYESALAN TERBESAR
Beberapa tahun lalu, saya diminta oleh salah satu kampus di Sidoarjo untuk menjadi salah satu narasumber di seminar kewirausahaan. Tak hanya saya, tapi juga ada 3 narasumber keren lainnya. Ada Dinda, pemilik Ruang Dolanan. Ada Rizki, owner Sego Njamur. Ada juga Hendy, founder Baba Rafi. Mantap kan?
Panitia yang well prepared, bikin acara ini smooth dan asyik banget untuk diikuti. Banyak pertanyaan bagus meluncur. Salah satunya adalah "Apa penyesalan terbesar Pak Syafril?"
Saya langsung shock denger pertanyaan ini. Gak nyangka materi tentang memulai dan mengembangkan bisnis, pertanyaannya malah tentang penyesalan. Saya butuh beberapa detik untuk menyadari bahwa pertanyaan seperti itu memang ada.
Ini jawabana saya.
Bagi saya, hidup memang penuh dengan penyesalan. Menyesal tidak mengambil peluang ini. Menyesal tidak cukup berbakti pada orang tua. Menyesal tidak cukup belajar saat kuliah. Dan segebok penyesalan yang lain. Akan tetapi, menyesal tanpa ada langkah perbaikan, tentu sedungu-dungunya manusia. Hanya manusia yang beruntung, yang setelah menyesal langsung ambil langkah perbaikan. Move on. Move forward. Getting better.
Salah satu penyesalan saya yang pelan-pelan saya coba perbaiki adalah kenapa gak dari dulu saya belajar tentang passion dengan benar. Agar gak banyak anak muda Indonesia yang bekerja atau berbisnis tidak sesuai passion-nya. Agar tak lebih banyak anak muda meyakini konsep yang salah tentang passion. Terlalu overrated pada passion. Menganggap passion adalah segalanya dan masih banyak lagi.
Jujurly, saya baru fokus dengan passion baru 10 tahun belakangan ini. Padahal, saya sudah jadi pengajar dan trainer lebih dari 15 tahun. Lha, 5 tahun sebelumnya saya ngapain saja? Membiarkan banyak anak muda Indonesia terjebak dalam kehidupan yang mereka gak nikmati? Hidup dalam konsep passion yang salah. Astagfirullah al adziim.
Namun, penyesalan ini perlu diperbaiki kan? Lebih baik terlambat daripada gak sama sekali. Pelan tapi pasti, saya mencoba menyisipkan konsep passion yang benar dalam segala komunikasi saya dengan siapapun. Khususnya dengan anak muda. Agar mereka paham, living in passion is the new fashion.
Beberapa tahun lalu, saya diminta oleh salah satu kampus di Sidoarjo untuk menjadi salah satu narasumber di seminar kewirausahaan. Tak hanya saya, tapi juga ada 3 narasumber keren lainnya. Ada Dinda, pemilik Ruang Dolanan. Ada Rizki, owner Sego Njamur. Ada juga Hendy, founder Baba Rafi. Mantap kan?
Panitia yang well prepared, bikin acara ini smooth dan asyik banget untuk diikuti. Banyak pertanyaan bagus meluncur. Salah satunya adalah "Apa penyesalan terbesar Pak Syafril?"
Saya langsung shock denger pertanyaan ini. Gak nyangka materi tentang memulai dan mengembangkan bisnis, pertanyaannya malah tentang penyesalan. Saya butuh beberapa detik untuk menyadari bahwa pertanyaan seperti itu memang ada.
Ini jawabana saya.
Bagi saya, hidup memang penuh dengan penyesalan. Menyesal tidak mengambil peluang ini. Menyesal tidak cukup berbakti pada orang tua. Menyesal tidak cukup belajar saat kuliah. Dan segebok penyesalan yang lain. Akan tetapi, menyesal tanpa ada langkah perbaikan, tentu sedungu-dungunya manusia. Hanya manusia yang beruntung, yang setelah menyesal langsung ambil langkah perbaikan. Move on. Move forward. Getting better.
Salah satu penyesalan saya yang pelan-pelan saya coba perbaiki adalah kenapa gak dari dulu saya belajar tentang passion dengan benar. Agar gak banyak anak muda Indonesia yang bekerja atau berbisnis tidak sesuai passion-nya. Agar tak lebih banyak anak muda meyakini konsep yang salah tentang passion. Terlalu overrated pada passion. Menganggap passion adalah segalanya dan masih banyak lagi.
Jujurly, saya baru fokus dengan passion baru 10 tahun belakangan ini. Padahal, saya sudah jadi pengajar dan trainer lebih dari 15 tahun. Lha, 5 tahun sebelumnya saya ngapain saja? Membiarkan banyak anak muda Indonesia terjebak dalam kehidupan yang mereka gak nikmati? Hidup dalam konsep passion yang salah. Astagfirullah al adziim.
Namun, penyesalan ini perlu diperbaiki kan? Lebih baik terlambat daripada gak sama sekali. Pelan tapi pasti, saya mencoba menyisipkan konsep passion yang benar dalam segala komunikasi saya dengan siapapun. Khususnya dengan anak muda. Agar mereka paham, living in passion is the new fashion.


spay21 memberi reputasi
1
265
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan