AKU UDIK

Ceritanya aku baru beli motor, tapi bayarnya dicicil sampe 2 tahun. Motor metic, warna merah hitam. Kesukaan. Keren dan cool menurutku.

Setelah melalui serangkaian survei dari pihak dealer, akhirnya itu motor sampai di rumah dengan tanpa kekurangan suatu apapun. Saat itu, posisiku lagi sedang tidak ada di rumah alias lagi nguli, menggali harta karun buat biaya hidup sehari-hari. Ya tahu sendiri, sekarang nyari kerja itu susah banget kan. Apalagi aku hanya seorang yang tidak sekolah tinggi. Jadi yaa otomatis aku selalu mengandalkan otot untuk mencari duit. Minimal pekerjaan yang aku lakoni ini halal. Tidak mengambil hak orang dan tidak pula mengganggu kesenangan orang. Asal kudapat duit bagiku kerja apa aja okay lah.

Kakakku bilang motornya ok, bahkan sempat dicoba keliling rumah tetangga. Sorenya aku pulang, kakakku sudah balik ke rumahnya. Tinggalah aku di rumah sama ibuku.

Malamnya, ibuku bilang pengen makan gorengan. Kupikir sekalian saja kucoba itu motor buat beli gorengan di ujung jalan sana.

Motor sudah kukeluarkan di teras, setelah pakai jaket biar hangat, kucoba menghidupkan itu motor dengan starter elektrik. Tak lupa, kuncinya kuputar dulu ke ON.

Tapi ... loh, motor baruku tak mau nyala. Sudah kucoba berulang kali, tetap tak mau nyala.

"Kenapa?" tanya ibuku yang berdiri keheranan di mulut pintu.

"Motornya tak mau nyala, Bu."

"Kuncinya lupa diputar kali."

"Sudah, Bu. Lihat ini." Kuputar ulang kunci kontak pada posisi ON. Kemudian kutekan starter elektriknya setelah lampu MIL menyala beberapa detik.

"Coba diengkol," saran ibuku.

Penasaran, akhirnya kuberdirikan motor baruku itu dengan standar dua.

Gejrug!

Gejrug!

Gejrug!

Sampai kulelah, motorku tetap tak mau menyala. Sempat berpikir yang tidak-tidak, kemudian ada tetangga lewat depan rumah. Kebetulan, dia itu kerja di bengkel.

Kupanggilah dia dan kutanyakan ini motorku maunya apa.

"Jelas nggak bakal nyala kalo standar sampingnya turun," kata dia sambil tertawa dan motor pun menyala di tangannya.

Ampuuuuunn!

Udik sekali aku.