Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wukuwuyeAvatar border
TS
wukuwuye
R e k s a ( ) N o m - de Indische Straatrechter
#Reksa()Nom
#Straatrecther







Quote:


Spoiler for Sinopsis (ringkasan - spoiler alert..!!):


Spoiler for Sebelum Membaca, Harap diperhatikan:



*************



Prolog - Reksa()Nom



Quote:



Di suatu ruangan,


Spoiler for Suatu ruangan di kala itu:



Tepat di ujung ruangan, seorang pemuda terlihat meletakkan jaket cokelatnya di gantungan baju dengan keadaan keringat yang terus menerus menetes dari muka. Percikkan suara gemericik air dari luar terasa hingga di segala penjuru ruangan ini, ya diluar sedang hujan, situasi yang membuat pemuda itu sesekali menyilangkan tangannya karena menggigil kedinginan.


Ehm, di atas sebuah meja dekat orang itu terdapat secangkir minuman yang masih panas, saking panasnya gelas itu masih berasap, apa ini minuman yang baru saja ia buat? Apakah disajikan untuk menghangatkan badannya?. Sebuah cangkir yang mungkin berisikan kopi panas di atas meja itupun segera ia tenggak ditemani suara gempuran air yang bergemuruh.


ya, suara nyaring yang berasal dari atap bangunan terus mengeras setiap detiknya, pertanda hujan semakin lebat diluar sana.


Spoiler for Hujan & Waktu, bersama-sama mendetik:



Sebuah anomali keadaan terjadi, tentang suasana panas dan aroma musim dingin seperti bertemu melebur menjadi satu kesatuan di ruangan yang sebenarnya terlihat tidak besar ini.


" Arghh, -pahit -bgst -ini ga pakai gula? "


Celetuk lelaki itu yang sesegera berjalan mengarah keluar ruangan kecil ini dengan melemparkan tas bawaannya ke arah meja. Ruangan lelaki ini hanya berukuran beberapa petak layaknya tempat kos-kosan ditambah dengan jendela outdoor untuk melihat kearah luar.


Keadaan rumah sangatlah hening, mungkin tidak ada penghuni lain selain orang berjaket cokelat tadi. Setelah keluar dari ruangan, terlihat ada sebuah rak besar di arah ruang tamu, ya mungkin rak ini dipergunakan sebagai pemisah antar ruangan yang satu dengan yang lain. Buku, lembaran surat, tumpukan map dan kertas berserakan di ruang tamu lelaki ini. Ruangan yang berfungsi sebagai penghubung teras luar ini, jika dilihat lagi, sejenak bahkan tak layak disebut ruang tamu.


Em, malah terlihat seperti ruangan kumuh khas pelajar yang kebingungan menyelesaikan tumpukan tugas rumit yang diterima dari sang guru. Yap, seperti seorang murid bandel yang tidak pernah merapikan kamarnya, terlihat di pojokkan sudut terdapat banyaknya buntalan - buntalan kertas, tetumpuk di bak keranjang.


Kembali kearah pria tadi, dia terlihat sudah mencapai di lokasi dapur, sebuah dapur yang bertempat di area belakang rumah, yang berhubungan langsung dengan taman belakang.


Spoiler for Perkarangan tipikal:



Area tanah kosong terpampang jelas dari arah dapur ini. Halaman belakang ini terlihat tandus nyaris tanpa tanaman yang tumbuh, kecuali di sisi tengah yang nampak satu pohon menjulang di perkarangan. Terlihat pula ada beberapa gundukan di tiap sisi tembok berbahan kayu yang menjadi pemisah rumah-rumah di sebelah.


Ya, mungkin sepertinya ini sebuah komplek yang memiliki unit rumah yang sejenis satu sama lain, terlihat dari kesamaan bahan pembentuk rumah dan bentuk antar bangunan di rumah sebelah juga sama dan tipikal. Sepertinya, di daerah sini masih terlihat cukup sunyi, padahal arah jam sudah menunjukkan waktu tengah hari.


Dengan tetap mencari-cari sesuatu di antara perabotan dapur, orang itu sesekali bergumam, " kenapa, ga ada sih? -kan ada disini seharusnya… huhh ", Satu persatu lemari di area tempat orang memasak ini di buka secara bergantian.


Spoiler for Dapur di jaman 1940's:



" sudah dibilang.. -harus taruh sini, kenapa yang ada malah bubuk ini lagi?-apa gak ada tempat lain, astaga "


Disaat lelaki itu masih berada di dapur untuk mencari sesuatu, dari arah teras depan terdengar suara bising lirih yang semakin terdengar hingga kearah dapur.


*klekkkk* *braaakkkk*


" aaabaaaanggg, maap telaatt, tadi ramai banget… untung paman farhan buru sadar kalo aku ada di tengah kerumunan itu, hehe… ", suara terdengar dari arah pintu depan. Oh oke, ada seorang wanita yang baru saja membuka pintu, sepertinya dentuman tadi adalah bunyi langkah kakinya. Ia membawa seperti perbekalan di kedua tangannya -bingkisan apa itu? Yap itu adalah kemungkinan pertanyaan yang muncul jika seorang melihat ini.


Gadis ini mungkin jika dilihat dari sisi penampilan, cukuplah muda, atau mungkin memang anak muda? Tapi kenapa harus membuka pintu sekeras itu sih. Oke, anak muda memang selalu memperlihatkan keenerjikannya, walaupun terkadang itu terkesan menjengkelkan bagi orang disekitarnya.


" lihaat, apa yang sudah aku temukan… -kita mungkin tidak perlu menunggu lama hingga kiriman selanjutnya datang, tehe.. ", sahut perempuan muda itu sambil melambaikan tangannya sembari memegang file yang berisikan dokumen seperti kumpulan kertas.


Lelaki yang berada di dapur tadi langsung mendatangi wanita itu di ruangan tengah, " hah? Jadi, benar ya… -emh -coba aku cek dulu sebentar ", dokumen yang ada di tangan perempuan yang baru datang segera dibawa lelaki tadi menuju ruangan awal. Ia langsung mencari-cari barang di dalam tas, lalu ia menemukan sebuah kacamata baca dan segera ia pakai untuk membaca dokumen-dokumen tersebut.


Spoiler for Mencoba 'recognize' dokumen:



" j-jadi, di sekitaran sini, mereka hanya melakukan pertemuan di pagi hari pada setiap pertengahan minggu ya? -ehm ok… "ucap lelaki tadi dengan tetap fokus pada lembaran lembaran lainnya.


" mungkin, akhir pekan tidak memungknkan, secara- banyak yang akan datang ke jalanan utama.. Bahkan kata paman farhan hari minggu nanti. Jalanan kota akan dipenuhi para pelancong dari beberapa daerah luar kota. " ungkap wanita itu sambil berjalan memutari kamar, ia segera menyadari minuman panas tadi sudah tidak ada di atas meja, " haahhh, k-kenapa cangkir disini sudah ga ada? Sudah kau minum bang? "


" ya, kenapa ? "


" tadi, belum a-aku isi pemanis… -sedangkan h-harusnya k-kan-- "


" s-sudahlah lupakan.. Itu gak pengaruhi banyak hal, -dan seperti yang kau bilang barusan, tengah kota dan jalanan akan ramai di akhir pekan… ", pria itu langsung mencari barang di area meja, dan ia menemukan pena yang segera ia genggam dan arahkan ke dokumen.


" i-ini… di bagian ini, kau harus pahami… dan yang satu lagi dari sini ini, beberapa poin dari lingkaran yang aku buat ini perlu kau perhatikan lagi. Satu hal lagi aku butuh salinan semua berkas ini sebelum dikirim -bisa kan? ", tanya pria itu ke perempuan muda yang baru saja masuk. Pria itu bertanya sambil menunjukkan beberapa lembar eksemplar kertas yang beberapa diantaranya telah di tandai dengan pena olehnya.


Dengan menarik kursi dari arah yang menjorok ke meja untuk keluar, lelaki tersebut langsung duduk dengan menulis di dokumen tadi. Sesegera mungkin ia menyalakan bohlam di mejanya sebagai penerang, sesekali ia juga mencari-cari barang di dalam tasnya yang ia pilah-pilah untuk disejajarkan dengan beberapa dokumen yang dibawa oleh perempuan muda tadi, " ok, ini semua harus tersalin sebagai pencocokan kedepan ".


Dari arah depan, lagi-lagi terdengar suara kembali, kali ini ada suara ketokan di pintu rumah.


*dokdok* *dokdok* *dokdok*


" surat---- surat----- datang, oiiiii ", ucap orang yang sedang mengetuk pintu di depan.


" oi masuuukkk -bentaarr paakk ", sahut wanita tadi yang segea ia berlari kearah depan dan membuka pintu. " oohh terimakasih ya pak suraatnyaaa!!! ".


Spoiler for sang pengantar surat:



Laki-laki pengetuk pintu tadi segera masuk kedalam rumah dengan cepat, dan langsung menjatuhkan diri ke sofa ruang tamu rumah tersebut. " aahh, legaah nya, panas banget tadi ", ucap lelaki yang barusan datang yang sesegera melepas topi dan jaketnya.


" hadduhh Sandi ! Masuk rumah itu harus cuci kaki dulu. Liat kotor banget badanmu, emh apalagi muka. ", teriak wanita itu ke arah pria yang barusan masuk.


" Lagian, kau kenapasih pakai teriak-teriak tadi, banyak banget yang ngeliatin aku tadi bawa-bawa tas surat kayak gitu.. -panas banget lagi tadi ", timpal pria yang barusan masuk.


*dep dep dep* *dep dep dep*, suara langkah kaki terdengar dari ruangan kamar tengah yang dijadikan tempat menulis tadi.


" Semua berkas sudah tertata di atas meja, saya harus segera ke distrik bagian selatan. Namun malam ini mungkin harus ke pusat menemui mereka.. -yah sepertinya. ", ungkap lelaki yang ada di awal segera membuka pintu rumah.


" ee--eehh p-pak, siap paakkk, saya tidak tahu menahu jika ada disini ", sahut pria yang barusan datang, emh, lelaki ini dipanggil dengan sebutan 'sandi' oleh perempuan tadi, jadi mulai dari sini kita sebut sandi.


" santai aja san. Kau terlihat letih, istirahatlah dengan cukup sebelum akhir pekan nanti. "


" i-iya pak.. ", jawab sandi.


" bang, maaf kelupaan, ini paket dari paman farhan katanya untuk abang. ", ucap wanita muda tadi dengan memberikan sebuah barang pada pria di awal.


" oke wandah, terimakasih. Kau terus cek 5 blok sebelah kiri dan sesekali tanyakan ke Farhan, karena dia yang akan saya kirim surat. Dan kau Sandi, untuk besok setiap kau mengarah ke safehouseini jangan menjadi tukang antar surat lagi, ku kira kau perlu ganti profesi lain setiap beberapa minggu sekali. Menurut informasi yang saya terima, malam ini, Nindya akan datang ke sini ia akan mengontrak unit di beberapa sisi sebelah kanan, ia akan menjadi seorang pramusaji di acara akhir pekan. Jaga baik-baik diri kalian. ", pria tersebut langsung keluar rumah dan menutup pintu.


" w-wan, k-kenapa Pak Row kesini? Bukannya ia datang di akhir pekan? ", ucap Sandi setelah pria berjaket cokelat tadi meninggalkan rumah.


" i-iya san.. Paman Farhan kemarin tiba-tiba beri kabar jika Bang Rowan datang kesini, makanya ia segera kasih aku minuman wajib si abang. Dan tadi aku berikan paket mungkin isinya ya itu tadi. ", ucap wandah ke sandi. Sandi langsung masuk kedalam ruangan tengah dan wandah tetap membersihkan area ruang tamu yang berantakan.


*bruaaakkk*, tiba-tiba pintu depan terbuka lagi dan seseorang muncul dengan tergesa-gesa seperti baru saja lari lalu berkata," WANDAAAH, k-kau jangan menghabiskan anggaran untuk menyimpan bubuk-bubuk itu lagi. Lihat di lemari, i-itu terlalu banyak ! ", ternyata Rowan atau lelaki di awal cerita kembali lagi lalu berteriak ke Wandah. Setelah itu Row segera pergi lagi dari rumah.


Spoiler for mesiu tertata rapi di lemari dapur:



Sandi yang barusan dari kamar mandi pun bertanya ke wandah, " k-kenapa wan, ada apa tadi ? ".


" e-em anu.. a-aku kebanyakan beli bubuk hehe.. Dan nempatinnya di toples dapur. k-kan kan itu sebagai kamuflase, i-iya kan san, kau ngomong iya aja, ya. Aku pukul loh kalau ga iya. "


" haduuh, sudahlah siap-siap nyambut Nindya nanti malam aja. Namun memang benar ya, kelemahan Pak Row memang ada di bingkisan si Farhan. "


" apa san. Memang iya? Ah, ga peduli. -aku harus cek berkas di ruangan kantor tengah safehouse "



-


-


-- BERSAMBUNG --


-


-


**********



Spoiler for additional note - catatan kaki:


Spoiler for additional note - catatan kaki re:/judul :


Sumber Images
Diubah oleh wukuwuye 12-06-2022 09:45
emineminnaAvatar border
khumanAvatar border
sakkahashira467Avatar border
sakkahashira467 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan