TS
ummuza
KARMA
Kisah Kehidupan
ilustrasi
Karma adalah satu kata yang terdiri dari lima huruf yang mempunyai arti yang sangat dalam serta negatif. Kebanyakan orang yang mempunyai ketakutan tersendiri akan adanya karma tetapi tak jarang juga diabaikan.
Karma, saya sendiri lebih cocok dengan mengartikan dengan buah atau akibat dari suatu perbuatan. Ada sebab ada akibat. Apapun yang kita perbuatan sekarang suatu saat pasti akan ada balasannya. Entah itu perbuatan baik ataupun jahat.
Nah, akibat dari perbuatan jahat ini yang sering kita artikan sebagai karma.
Karma tidak hanya karena adanya sumpah dari orang yang teraniaya akibat perbuatan orang lain tetapi juga bisa karena suatu peringatan dari Tuhan atas perbuatan jahat atau tidak terpuji yang telah dilakukan.
Ada kisah semoga kita bisa mengambil pelajaran dan tidak mengalaminya. Kisah ini berawal dari kisah jual beli barang yang batal dengan alasan yang tidak jelas padahal uang sudah diterima utuh dan ada kesepakatan hitam di atas putih. Kejadian pembatalan itu tentu saja membuat kecewa pembeli. Dengan berat hati pembeli mengikhlaskan semuanya karena memang niat awal hanya ingin membantu penjual dari masalah yang sedang dialami, bukan ingin menguasai barang tersebut seperti yang dituduhkan oleh keluarga penjual.
Pembeli saat itu memang ta habis pikir dengan jalan pikiran penjual dan keluarganya. Niat menolong justru dikhianati dan juga masih dituduh yang bukan-bukan (ingin menguasai barang bukan menjadi haknya).
Niat ingin menyelamatkan barang jualan agar tidak jatuh ke orang lain dan juga untuk menjaga perasaan orang tua penjual.
Uang pembelipun sudah dikembalikan penuh oleh penjual sebagai tanda kesepakatan batal, itupun tidak sekali waktu tapi bertahun-tahun lamanya. Setelah uang kembali semua tentu surat tanda kepemilikan dikembalikan lagi kepada penjual (sebagai pemegang barang).
Tidak belajar dari kesalahan pertama yang tidak bisa membayar tagihan sampai barang yang dipunya hampir hilang justru semakin menjadi mengadaikan barang dengan nilai nominal yang lebih besar dengan tagihan yang besar tentunya.
Sudah diperingatkan untuk tidak melakukan lagi tapi apa omongan hanyalah dianggap angin lalu. Semua nasihat tak dianggap, tetep melakukannya.
Penjual sempat marah (mendiamkan/tidak menegur sapa) dalam jangka waktu yang lumayan lama sampai berbulan-bulan sama pembeli karena sudah diperingatkan, merasa paling pinter. Belum genap satu tahun dari tindakannya menggadaikan barang tersebut dengan nilai yang besar. Cerita mengalir sendiri merasa keberatan dengan tagihan sebesar dan minta bantuannya. Bahkan semakin besar nilai nominalnya. Dan, bahkan minta bantuan lagi untuk mencari solusi atas perbuatan yang telah dilakukannya. Sudah lupa atas apa yang telah diperbuat.
Bukan ingin bertepuk tangan atas kemalangan yang menimpa orang lain tetapi mungkin kejadian yang dialami adalah peringatan dari Tuhan atas semua perbuatan, sudah beberapa kali diperingatkan sesama manusia tidak dianggap. Sudah ditolong orang lain tidak ada rasa terimakasih justru menghasut orang lain untuk membenci.
Belum tentu karma itu karena sumpah dari orang yang telah tersakiti tetapi bisa juga karena Tuhan telah marah melihat perbuatannya.
Tuhanpun bertindak, mungkin seperti itu dan masih bersyukurlah itu tandanya Tuhan masih sayang karena masih mau menegur.
Sungguh sangat disayangkan harus terjadi atau mengalami adanya karma. Semua perbuatan yang kita lakukan sebaiknya pikirkan ulang baik buruknya sehingga tak akan merasakan apa yang dinamakan karma.
Semoga dengan adanya teguran langsung dari Tuhan akan menjadikan pribadi yang lebih baik.
Perbuatan baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik juga dan perbuatan yang jahat pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Pesan buat pembaca setiaku, untuk selalu mejaga sikap dan perilaku kita kepada siapa saja dan dimana saja, karena karma tak akan pandang tempat ataupun waktu. Karma tak harus menunggu nanti setelah kita sudah tua atau bahkan sudah meninggal. Karma akan dirasakan cepat atau lambat di kehidupan dunia.
Kalau bukan kita yang menyayangi diri kita sendiri, siapa lagi.
Coretan ini hanyalah bentuk keprihatinan atas apa yang terjadi di masyarakat (ingin hidup enak tetapi tak mau bergerak)
Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak pas atau menyakiti 🙏🏿
Ditunggu krisan di kolom komentar, cendol dan bintangnya ya 😘
[I]sumber coretan murni opini pribadi
sumber gambar link
Kamar sepi, 11Juni 2022
ilustrasi
coretan @ummuzakembali hadir bersama pembaca setiaku tentang kisah kehidupan yang banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari di sekitar masyarakat. Kisah yang ingin diungkap kali tentang akibat suatu perbuatan atau biasa disebut sebagai karma
Karma adalah satu kata yang terdiri dari lima huruf yang mempunyai arti yang sangat dalam serta negatif. Kebanyakan orang yang mempunyai ketakutan tersendiri akan adanya karma tetapi tak jarang juga diabaikan.
Karma, saya sendiri lebih cocok dengan mengartikan dengan buah atau akibat dari suatu perbuatan. Ada sebab ada akibat. Apapun yang kita perbuatan sekarang suatu saat pasti akan ada balasannya. Entah itu perbuatan baik ataupun jahat.
Nah, akibat dari perbuatan jahat ini yang sering kita artikan sebagai karma.
Karma tidak hanya karena adanya sumpah dari orang yang teraniaya akibat perbuatan orang lain tetapi juga bisa karena suatu peringatan dari Tuhan atas perbuatan jahat atau tidak terpuji yang telah dilakukan.
Ada kisah semoga kita bisa mengambil pelajaran dan tidak mengalaminya. Kisah ini berawal dari kisah jual beli barang yang batal dengan alasan yang tidak jelas padahal uang sudah diterima utuh dan ada kesepakatan hitam di atas putih. Kejadian pembatalan itu tentu saja membuat kecewa pembeli. Dengan berat hati pembeli mengikhlaskan semuanya karena memang niat awal hanya ingin membantu penjual dari masalah yang sedang dialami, bukan ingin menguasai barang tersebut seperti yang dituduhkan oleh keluarga penjual.
Pembeli saat itu memang ta habis pikir dengan jalan pikiran penjual dan keluarganya. Niat menolong justru dikhianati dan juga masih dituduh yang bukan-bukan (ingin menguasai barang bukan menjadi haknya).
Niat ingin menyelamatkan barang jualan agar tidak jatuh ke orang lain dan juga untuk menjaga perasaan orang tua penjual.
Uang pembelipun sudah dikembalikan penuh oleh penjual sebagai tanda kesepakatan batal, itupun tidak sekali waktu tapi bertahun-tahun lamanya. Setelah uang kembali semua tentu surat tanda kepemilikan dikembalikan lagi kepada penjual (sebagai pemegang barang).
Tidak belajar dari kesalahan pertama yang tidak bisa membayar tagihan sampai barang yang dipunya hampir hilang justru semakin menjadi mengadaikan barang dengan nilai nominal yang lebih besar dengan tagihan yang besar tentunya.
Sudah diperingatkan untuk tidak melakukan lagi tapi apa omongan hanyalah dianggap angin lalu. Semua nasihat tak dianggap, tetep melakukannya.
Penjual sempat marah (mendiamkan/tidak menegur sapa) dalam jangka waktu yang lumayan lama sampai berbulan-bulan sama pembeli karena sudah diperingatkan, merasa paling pinter. Belum genap satu tahun dari tindakannya menggadaikan barang tersebut dengan nilai yang besar. Cerita mengalir sendiri merasa keberatan dengan tagihan sebesar dan minta bantuannya. Bahkan semakin besar nilai nominalnya. Dan, bahkan minta bantuan lagi untuk mencari solusi atas perbuatan yang telah dilakukannya. Sudah lupa atas apa yang telah diperbuat.
Bukan ingin bertepuk tangan atas kemalangan yang menimpa orang lain tetapi mungkin kejadian yang dialami adalah peringatan dari Tuhan atas semua perbuatan, sudah beberapa kali diperingatkan sesama manusia tidak dianggap. Sudah ditolong orang lain tidak ada rasa terimakasih justru menghasut orang lain untuk membenci.
Belum tentu karma itu karena sumpah dari orang yang telah tersakiti tetapi bisa juga karena Tuhan telah marah melihat perbuatannya.
Tuhanpun bertindak, mungkin seperti itu dan masih bersyukurlah itu tandanya Tuhan masih sayang karena masih mau menegur.
Sungguh sangat disayangkan harus terjadi atau mengalami adanya karma. Semua perbuatan yang kita lakukan sebaiknya pikirkan ulang baik buruknya sehingga tak akan merasakan apa yang dinamakan karma.
Semoga dengan adanya teguran langsung dari Tuhan akan menjadikan pribadi yang lebih baik.
Perbuatan baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik juga dan perbuatan yang jahat pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Pesan buat pembaca setiaku, untuk selalu mejaga sikap dan perilaku kita kepada siapa saja dan dimana saja, karena karma tak akan pandang tempat ataupun waktu. Karma tak harus menunggu nanti setelah kita sudah tua atau bahkan sudah meninggal. Karma akan dirasakan cepat atau lambat di kehidupan dunia.
Karma itu nyata adanya
Kalau bukan kita yang menyayangi diri kita sendiri, siapa lagi.
Coretan ini hanyalah bentuk keprihatinan atas apa yang terjadi di masyarakat (ingin hidup enak tetapi tak mau bergerak)
Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak pas atau menyakiti 🙏🏿
Ditunggu krisan di kolom komentar, cendol dan bintangnya ya 😘
[I]sumber coretan murni opini pribadi
sumber gambar link
Kamar sepi, 11Juni 2022
bbbnuwun
Diubah oleh ummuza 12-06-2022 04:19
bukhorigan memberi reputasi
1
929
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan