Kaskus

News

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Tentara Rusia Rancang Pernikahan Palsu Demi Hindari Perang Ukraina
 Tentara Rusia Rancang Pernikahan Palsu Demi Hindari Perang Ukraina

Kiev -

Operasi militer Rusia di Ukraina telah berlangsung lebih dari 100 hari. Tentara-tentara Rusia dilaporkan merencanakan pernikahan palsu agar bisa lolos dari perang berkelanjutan di Ukraina.

Seperti dilansir Newsweek, Rabu (8/6/2022), hal tersebut dilaporkan dinas intelijen Ukraina, Dinas Keamanan Ukraina (SBU), yang menyadap percakapan telepon tentara-tentara Rusia.

SBU menyebutkan bahwa salah satu tentara Rusia kedapatan membahas upaya menggelar pernikahan palsu sebagai alternatif pertempuran. Laporan itu mencuat saat tentara-tentara Rusia dilaporkan semakin frustrasi setelah perang yang dipicu invasi militer ke Ukraina memasuki hari ke-100.

"Para penjajah Rusia berupaya menggelar pernikahan palsu untuk menghindari perang," ujar SBU dalam pernyataan via Facebook, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. "Ini dibuktikan dengan percakapan telepon para penjajah Rusia, yang disadap oleh SBU," imbuh SBU dalam pernyataannya.


Dalam percakapan telepon yang disadap, menurut SBU, tentara Rusia terdengar tengah meminta temannya untuk 'mendatangi kantor pendaftaran dan mengajukan permohonan pernikahan' demi menghindari perang. Namun tentara Rusia itu diberitahu temannya bahwa rencana itu tidak akan berhasil.

Teman dari tentara Rusia itu juga terdengar menekankan jika militer Rusia secara signifikan menindak tegas para pembelot dalam beberapa pekan terakhir.

"Karena jumlah pembelot signifikan dalam pasukan rasis, kendali diperkuat secara signifikan. Jadi sekarang mereka hanya bisa pulang dalam tiga kasus: luka-luka, tewas atau kerabat dekat meninggal," kata SBU dalam pernyataannya.

"Opsi pernikahan fiktif, tidak peduli seberapa orisinilnya rencana itu, tidak akan berhasil untuk para tentara," imbuh pernyataan SBU itu.

Laporan SBU itu bukan pertama kalinya mengungkapkan bagaimana tentara-tentara Rusia berupaya keluar dari perang di Ukraina. Bulan lalu, para pejabat Ukraina menyebut bahwa seorang komandan Rusia sampai nekat menembak kakinya sendiri agar tidak dikirim ke garis depan pertempuran.

Dalam beberapa kasus lainnya, tentara-tentara Rusia dilaporkan enggan menjalankan perintah dan menyabotase kendaraan perang mereka sendiri. Tentara-tentara yang frustrasi juga terdengar menyebut perang akan berlarut-larut hingga beberapa bulan ke depan dan Rusia akan terus menghadapi kerugian signifikan.

"Ini tidak akan berakhir segera. Untuk apa saya membutuhkan ini? Pada usia 20 tahun...saya sama sekali tidak tertarik pada Ukraina. Saya perlu kembali dan mengundurkan diri," ucap salah satu tentara Rusia yang marah dalam percakapan telepon yang disadap Ukraina bulan lalu, seperti dilaporkan Newsweek.

Militer Rusia dilaporkan tengah berjuang dengan kekurangan pasukan secara keseluruhan dan menurunnya semangat di kalangan tentara yang masih terlibat pertempuran dengan Ukraina. Para pejabat Ukraina memperkirakan sekitar 30.000 tentara Rusia tewas, dengan sedikitnya satu lusin jenderal militer top Moskow gugur.

"Ada sejumlah alasan bagus untuk semangat yang rendah di pihak Rusia. Perang tidak akan berjalan dengan baik. Tujuannya tidak jelas, dan berperang dengan tetangga -- yang mudah diajak berkomunikasi -- telah secara psikologis membebani para tentara," ucap profesor sejarah pada Catholic University of America, Michael Kimmage, yang juga mantan staf perencanaan kebijakan pada Departemen Luar Negeri AS, kepada Newsweek bulan lalu.

Belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan maupun Kementerian Luar Negeri Rusia terkait klaim Ukraina ini.
Sumber

0
230
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan