Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Dibayangi Perang Rusia-Ukraina, Perempuan Finlandia Ikuti latihan Kesiagaan Militer
Dibayangi Perang Rusia-Ukraina, Perempuan Finlandia Ikuti Pelatihan Kesiapsiagaan Militer 



Ini merupakan tradisi lama Finlandia dalam sukarelawan masa perang.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Beberapa hari setelah Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, seorang perempuan pengusaha Finlandia Sissi Moberg (46 tahun) mulai menjelajahi internet untuk menemukan tempat kursus yang mengajarkan keterampilan membela diri. Moberg khawatir, serangan serupa melanda Finlandia dan dia ingin membantu mempertahankan negaranya jika terjadi serangan militer.

"Saya merasa sangat sedih untuk Ukraina. Dan kemudian saya mulai khawatir tentang Finlandia dan berpikir apa yang bisa saya lakukan tentang ini," kata Moberg yang merupakan ibu dari empat anak, kepada Reuters.


Moberg telah menemukan tempat kursus yang sesuai. Dia kini sedang berlatih dan belajar menggunakan senjata dan bergerak di medan perang.  Asosiasi Kesiapsiagaan Darurat Nasional Wanita Finlandia mengatakan, permintaan untuk kursus keterampilan militer telah melonjak sejak Februari.
"Tepat setelah perang pecah, telepon kami mulai berdering dan banyak email masuk. Tentu saja permintaan untuk pelatihan meningkat," kata Kepala Komunikasi Asosiasi Kesiapsiagaan Darurat Nasional Wanita Finlandia, Suvi Aksela.
Tren ini sesuai tradisi lama Finlandia dalam sukarelawan masa perang yang sebagian besar diikuti oleh wanita. Sementara pria, tidak diharuskan untuk melakukan dinas militer. Menurut data militer, sekitar 19 persen dari 13 ribu personel militer profesional Finlandia adalah perempuan. Hanya sekitar 1-2 persen dari wajib militer adalah perempuan.

Pekan lalu, Moberg mengikuti kursus pelatihan bertahan hidup yang diselenggarakan Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita di sebuah pangkalan militer di Hattula, yang terlerak 100 km dari Helsinki.  Selama tiga hari, Moberg dan lebih dari 300 wanita lainnya belajar cara mendirikan tenda, menyalakan api di tengah hujan, menavigasi di hutan, dan melakukan pertolongan pertama.
"Saya salah satu orang terakhir yang diharapkan oleh orang yang saya cintai untuk berpartisipasi dalam kursus seperti ini," kata Moberg.

Menurut Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita, sekitar 500 wanita lainnya saat ini berada dalam daftar tunggu untuk mengikuti kursus pelatihan bertahan hidup atau survival. Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita adalah sebuah kelompok sukarelawan yang mengadakan pelatihan tahunan tentang keterampilan yang dibutuhkan dalam situasi krisis.

Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita menerima sejumlah dana publik, serta dapat menggunakan fasilitas dan peralatan militer untuk pelatihan.  Moberg tidak sendirian dalam keprihatinan atau keinginannya untuk membantu membela Finlandia. 
Menurut jajak pendapat yang diterbitkan Kementerian Pertahanan bulan lalu, 85 persen orang Finlandia sekarang melihat Rusia memiliki efek negatif pada keamanan Finlandia. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada 2007 dengan jumlah 34 persen. Jajak pendapat yang sama menunjukkan, 83 persen orang Finlandia berpikir bahwa mereka harus mengangkat senjata jika terjadi serangan militer di negara mereka.



Moberg mengatakan, dia akan mengikuti lebih banyak kursus kesiapsiagaan untuk siap menghadapi krisis. Mulai dari krisis kecelakaan besar di pembangkit nuklir atau bencana alam.

"Keberanian bukan berarti tidak takut, tapi kita harus bertindak," ujar Moberg.
Perang di Ukraina telah menyebabkan kewaapadaan besar di Finlandia. Negara tersebut berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia. Selama Perang Dunia Kedua, Finlandia berperang dua kali melawan Uni Soviet. Dalam perang tersebut, sekitar 100 ribu orang Finlandia terbunuh.
Didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina, Finlandia memutuskan untuk mengajukan keanggotaan dalam aliansi militer NATO. Seorang relawan militer, Satu Miettinen (36 tahun) mengatakan, Finlandia adalah negara yang baik untuk membesarkan anak-anak. Oleh karena itu, keinginan warga Finlandia untuk membela negaranya sangat besar.
"Ini adalah negara yang baik untuk ditinggali dan membesarkan anak-anak. Ini pasti layak untuk dipertahankan. Keinginan untuk membela negara kita sangat kuat di Finlandia," kata Miettinen.
Miettinen dibesarkan oleh neneknya, yang pernah menjadi relawan Perang Dunia Kedua. Miettinen mengatakan, neneknya berkata kepada dirinya bahwa, Moskow dapat menyerang Finlandia lagi.
“Karena itu saya selalu memiliki kecurigaan itu,” ujar Miettinen. 
Parlemen Finlandia menyetujui proposal untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Keputusan ini akan mengubah tradisi kebijakan luar negeri Finlandia ini dipicu invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Mei lalu, Ketua Parlemen Finlandia Matti Vanhanen mengatakan dari 200 kursi 188 anggota parlemen setuju dan delapan menolak. Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto mengatakan, tidak ada alasan untuk merayakan keputusan itu karena "ada perang di Eropa."
"Keanggotaan Finlandia di NATO tidak akan mengubah pola pikir kami yang akan selalu mencari solusi damai dan kami negara cinta damai yang akan mengedepankan dan mencari solusi diplomasi untuk setiap konflik," kata Haavisto dalam debat di parlemen.
 
Presiden Rusia Vladimir Putin menentang keanggotaan Finlandia di NATO. Putin menekankan bahwa, meninggalkan kebijakan tradisional berupa netralitas militer akan keliru, karena tidak ada ancaman keamanan yang dihadapi Finlandia. Kremlin mengatakan, perubahan dalam kebijakan luar negeri tersebut dapat membawa dampak negatif pada hubungan Rusia-Finlandia. 


https://www.republika.co.id/berita/r...iagaan-militer
0
452
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan