- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenang Kisah Hidup Tan Malaka Sang Pahlawan Nasional


TS
newsmerahputih
Mengenang Kisah Hidup Tan Malaka Sang Pahlawan Nasional

Merahputih.com - Pahlawan Nasional Tan Malaka atau Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 dan menjadi salah satu sosok penting di balik proses kemerdekaan Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.
Sejatinya Tan Malaka memiliki nama asli Ibrahim, namun saat masih anak-anak hingga dewasa pahlawan kelahiran Sumatera Barat tersebut dikenal sebagai Tan Malaka. Nama kehormatan dan semi-bangsawan yang diwarisinya dari latar belakang bangsawan ibundanya.
Dilahirkan di Nagari Pandam Gadang (sekarang bernama Suliki), Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Tahun lahirnya sejatinya tidak jelas, namun berbagai sumber menyebut antara tahun 1894 dan 1897 pada 2 Juni.
Adapun ayahnya adalah HM. Rasad Caniago, buruh tani dan ibunya Rangkayo Sinah Simabur, putri seorang tokoh terpandang di desa tersebut. Tan Malaka bersekolah di Kweekschool, sekolah guru negeri di Fort de Kock. Selama sekolah dia khatam belajar bahasa Belanda dan menjadi pesepakbola yang terampil.
Tan Malaka kemudian berhasil meraih kesempatan melanjutkan penddikan ke luar negeri, tepatnya ke Rotterdam, Belanda. Kesempatan belajar ke mancanegara tersebut dimanfaatkannya untuk mempelajari teori revolusi dan semakin tertarik pada komunisme, sosialisme, dan sosialisme reformis.
Setelah lulus, Ia kembali ke desanya dan menerima tawaran pekerjaan dari Dr. C. W. Janssen untuk mengajar anak-anak kuli perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli, Sumatera Timur. Selama mengajar dia juga melakukan pekerjaan menulis.

Banyak tulisannya yang mengangkat perbedaan mencolok antara kekayaan kaum kapitalis dan pekerja. Tan Malaka juga pernah menulis tentang penderitaan para kuli di Sumatera Post. Kemudian dia pergi ke Batavia kala guru lamanya G. H. Horensma menawarinya pekerjaan sebagai guru.
Namun dia menolak karena ingin membangun sekolah sendiri. Kemudian bertolak ke Yogyakarta untuk bertemu dengan Sutopo, mantan pemimpin Budi Utomo. Pada saat di Yogyakarta itu dia menulis proposal untuk mendirikan sekolah tata bahasa.
Tan Malaka sempat bergabung dengan PKI diajak oleh Semaun pemimpin Sarekat Islam Merah. Namun setelah PKI runtuh pada 1924, Tan Malaka pindah ke Manila, Filipina karena lingkungan yang mirip dengan Indonesia.
Dia juga sempat menjadi oposisi pemerintahan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Karena menilai para pemimpin terlalu lemah dalam bernegosiasi dengan Belanda. Kemudian Tan Malaka mendirikan koalisi Persatuan Perjuangan untuk menyatakan bahwa Indonesia hanya menerima kemerdekaan penuh.
Tan Malaka sempat memaksa Perdana Menteri Sutan Sjahrir untuk mundur. Namun tak mampu mengatasi perpecahan di koalisinya sehingga ditangkap tak lama kemudian. Tan Malaka kemudian ditembak mati bersama sisa-sisa kelompok PKI di Pethok, Kediri, Jawa Timur oleh pasukan TNI di bawah pimpinan Letnan II Soekotjo.
Sumber


lleonelbasti372 memberi reputasi
5
650
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan