Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

suijinsyahAvatar border
TS
suijinsyah
Karena Lapar Membuat Aku Memakan Diri Sendiri
Perutku gerutu meminta haknya—aku adalah manusia baik maka segeralah memenuhi hak perutku. Hitung-Hitung bolehlah beri sedikit kebahagian untuk perut, karena bayaran cerpenku di koran sudah cair.

Gado-Gado Cindy tampak manis di pinggir jalan yang dilalui kendaraan. Tak ada alasan memesan gado-gado Bu Cindy—kebetulan saja lewat dan menarik untuk dicoba. Padahal, biasa saja: di depan rumah dengan etalase kaca yang sedikit buram dan tertempel stiker huruf warna-warni 'GADO GADO CINDY'.

Di terasnya, ada bangku plastik berwarna hijau diduduki oleh seikat tumpukan koran yang begitu tebal. Hatiku kagum dengan tumpukan koran yang begitu banyak ... 3-5 ikat tumpukan koran yang ditempatkan di kolong kursi plastik berwarna hijau.

Pasti suaminya pegiat sastra dan golongan berintelektual ... aku yakin betul pasti suaminya seorang magister atau profesor! Pikirku begitu dengan mata yang tak bisa teralihkan. Kapan diriku punya segunung buku atau koran di rumah, lalu segunung buku dan koran akan kususun secara indah-indah, dan akan ku-update di media sosial dengan caption 'Maaf, waktuku tidak ada untuk meladeni cinta yang fana ....' sial, aku hampir ketawa.

Harga yang standar untuk satu porsi gado-gado ... aku harap enak dengan harga empat belas ribu rupiah. Perutku melakukan protes jalanan—menuntut haknya kepadaku. Aku sadar bahwa perutku sering bekerja tanpa bayaran yang sesuai, yang penting makan dan terisi. Salah? Tentu saja, diriku tak salah. Aku tak pernah meminta perutku untuk berdiam diri di dalam diriku, jikalau mau pergi dari diriku ... silakan saja.

Gado-Gado kutaruh di sepiring plastik hijau muda dengan plastik masih menyelimuti dirinya. Benar sekali, Bu Cindy layak jadi maestro gado-gado indonesia. Patut ditiru teknik Bu Cindy dalam mengolah gado-gado. Bagaimana bisa seluruh sayuran yang memiliki cita rasa berbeda menjadi satu padu dalam adukan bumbu kacang. Lidahku tak henti-henti memeluk sana-sini sesendok gado-gado yang dicampur nasi hangat.

Saat diriku ingin membuang bungkus gado-gado yang sudah kuhabisi secara ganas dan beringas. Aku secara tak sengaja menangkap sesuatu ... bahwa bungkus gado-gado tersebut terbuat dari koran.

Aku jadi ingat skenario cerpenku yang dimuat awal bulan (bayaran cair di akhir bulan), yang kurang lebih begini: Sentosa dengan mata melotot dan tangan tak henti-henti bergetar sembari menarik secarik potongan koran dari tempat sampah. Secarik potongan koran tersebut sudah tak karuan—hati Sentosa pun sama. Tak karuan dan dipenuhi oleh perasaan takut. Benar saja, apa yang dipikirkan oleh Sentosa benar-benar terjadi. Mulut yang sembari bergetar-getar kini terdiam dan bisu. Secarik potongan koran tersebut adalah cerpennya ....

Mulutku terbisu dan mata ini kosong di antara kebisingan video YouTube yang bersuara gelak tawa. Aku sadar betul bahwa tempat akhir koran yang baik, bukanlah di surga. Melainkan, sebagai tempat bungkus makanan seharga kurang dua puluh ribu rupiah.

Sejak saat itu, aku berhenti mengirim cerpenku ke koran. Kini, aku menjadi penulis di Wattpad. Hebatnya, aku telah diberhalakan oleh penikmat Wattpad: tidak afdol kalau belum menikmati karya Surya Sentosa di Wattpad!

Tamat ....
Diubah oleh suijinsyah 05-06-2022 13:34
bukhoriganAvatar border
sakkahashira467Avatar border
sakkahashira467 dan bukhorigan memberi reputasi
3
832
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan