- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Peringatan Peristiwa Tiananmen China 1989, AS: Korban Tidak Akan Dilupakan


TS
suryahendro
Peringatan Peristiwa Tiananmen China 1989, AS: Korban Tidak Akan Dilupakan
SEPUTARTANGSEL.COM - Hari ini, Sabtu 4 Juni 2022 merupakan peringatan peristiwa Tiananmen China 33 tahun yang lalu.
Peristiwa Tiananmen China tersebut terjadi saat tentara melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa di dalam dan sekitar alun-alun kota.
Pihak berwenang China melarang peringatan publik atas tragedi Tiananmen tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut, tindakan berdarah China terhadap demonstran pro demokrasi di Lapangan Tiananmen dan sekitarnya tidak akan dilupakan. Para korban akan ada dalam ingatan.
"Upaya para individu pemberani ini tidak akan dilupakan, Setiap tahun, kami menghormati dan mengingat mereka yang membela hak asasi manusia dan kebebasan fundamental," kata Blinken, dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Sabtu 4 Juni 2022.
"Sementara banyak yang tidak lagi dapat berbicara sendiri, kami dan banyak orang di seluruh dunia terus membela mereka dan mendukung upaya damai untuk mempromosikan demokrasi dan hak-hak individu," tambah Blinken.
Pemerintah China sendiri telah mengingatkan kebijakan mereka tentang tragedi Tiananmen.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian memberikan pernyataan pada Konfrensi Pers, Kamis 2 Juni 2022.
"Pemerintah China telah lama sampai pada kesimpulan yang jelas tentang insiden poltik yang terjadi pada akhir 1980-an," ujar Zhao Lijian.
Tragedi Tiananmen, 4 Juni 1989 sendiri merupakan puncak demosntrasi mahasiswa di China.
Mahasiswa yang menginginkan kebebasan dan standar hidup lebih tinggi, terutama mereka yang pernah belajar di luar negeri mulai melakukan unjuk rasa pertengahan 1980-an.
Aksi protes yang menuntut kebebasan politik lebih besar meningkat tahun 1989 setelah kematian politisi Hu Yaobang. Orang yang diyakini terlibat dalam banyak kebijakan perubahan ekonomi dan politik.
Sejak bulan April, peringatan kematian Hu Yaobang dihadiri banyak pengunjuk rasa. Jumlahnya terus bertambah hingga mencapai satu juta dan mereka berkumpul di Lapangan Tiananmen.
Awalnya Pemerintah China tidak menanggapi, tetapi pada akhir Mei diberlakukan darurat militer.
Selanjutnya, pada tanggal 4 Juni pasukan militer mendatangi Lapangan Tiananmen. Mereka melepaskan tembahan, menangkan, dan menghancurkan pengunjuk rasa.
Keterangan resmi China, tragedi Tiananmen merenggut korban sekitar 200 orang. Namun, negara-negara Barat memperkirakan kematian korban mencapai puluhan ribu.***
https://seputartangsel.pikiran-rakya...akan-dilupakan
Nyawa gak ada harganya di komunis china..
Mayat digilas

Peristiwa Tiananmen China tersebut terjadi saat tentara melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa di dalam dan sekitar alun-alun kota.
Pihak berwenang China melarang peringatan publik atas tragedi Tiananmen tersebut.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut, tindakan berdarah China terhadap demonstran pro demokrasi di Lapangan Tiananmen dan sekitarnya tidak akan dilupakan. Para korban akan ada dalam ingatan.
"Upaya para individu pemberani ini tidak akan dilupakan, Setiap tahun, kami menghormati dan mengingat mereka yang membela hak asasi manusia dan kebebasan fundamental," kata Blinken, dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Sabtu 4 Juni 2022.
"Sementara banyak yang tidak lagi dapat berbicara sendiri, kami dan banyak orang di seluruh dunia terus membela mereka dan mendukung upaya damai untuk mempromosikan demokrasi dan hak-hak individu," tambah Blinken.
Pemerintah China sendiri telah mengingatkan kebijakan mereka tentang tragedi Tiananmen.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian memberikan pernyataan pada Konfrensi Pers, Kamis 2 Juni 2022.
"Pemerintah China telah lama sampai pada kesimpulan yang jelas tentang insiden poltik yang terjadi pada akhir 1980-an," ujar Zhao Lijian.
Tragedi Tiananmen, 4 Juni 1989 sendiri merupakan puncak demosntrasi mahasiswa di China.
Mahasiswa yang menginginkan kebebasan dan standar hidup lebih tinggi, terutama mereka yang pernah belajar di luar negeri mulai melakukan unjuk rasa pertengahan 1980-an.
Aksi protes yang menuntut kebebasan politik lebih besar meningkat tahun 1989 setelah kematian politisi Hu Yaobang. Orang yang diyakini terlibat dalam banyak kebijakan perubahan ekonomi dan politik.
Sejak bulan April, peringatan kematian Hu Yaobang dihadiri banyak pengunjuk rasa. Jumlahnya terus bertambah hingga mencapai satu juta dan mereka berkumpul di Lapangan Tiananmen.
Awalnya Pemerintah China tidak menanggapi, tetapi pada akhir Mei diberlakukan darurat militer.
Selanjutnya, pada tanggal 4 Juni pasukan militer mendatangi Lapangan Tiananmen. Mereka melepaskan tembahan, menangkan, dan menghancurkan pengunjuk rasa.
Keterangan resmi China, tragedi Tiananmen merenggut korban sekitar 200 orang. Namun, negara-negara Barat memperkirakan kematian korban mencapai puluhan ribu.***
https://seputartangsel.pikiran-rakya...akan-dilupakan
Nyawa gak ada harganya di komunis china..
''Tyranny is Fiercer than a Tiger '
By: Confucius
Mayat digilas

0
433
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan